"Percaya enggak, seni dan kreativitas itu bisa hilangkan vandalisme?"
Ini lho, buktinya!
- - - - -
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan vandalisme sebagai perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya). Bentuk vandalisme yang paling terkenal misalnya, coret-coretan yang dibuat oleh para pelaku vandalis di dinding rumah, pagar, bangunan dan sebagainya. Akibatnya, keindahan lingkungan menjadi rusak, sama sekali jauh dari kerapihan, kebersihan dan kenyamanan. Inilah vandalisme yang merusak.
Jangan samakan vandalisme dengan seni mural yang dibuat secara apik dan justru dibuat untuk menambah eksotis lingkungan, meskipun sama-sama dilakukan dengan cara mencorat-coret dinding maupun pagar tembok. Mural art sendiri berarti cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen.
Nah, Tangerang Selatan (Tangsel) termasuk yang kota yang paling menderita akibat ulah tangan-tangan jahil vandalisme. Siapa saja yang begitu memasuki perbatasan wilayah Tangsel pasti akan dengan mudah melihat betapa kota yang termasuk dalam wilayah Provinsi Banten ini banyak sekali dipenuhi coretan-coretan para vandalis. Biasanya, coretan tersebut hanya menonjolkan "keakuan" dirinya sendiri, sekaligus meremehkan "keakuan" orang lain.
Tidak hanya di pinggir-pinggir jalan raya, coretan-coretan mereka yang 'jahiliyah' juga banyak dijumpai di setiap sudut perumahan. Salah satunya di perumahan Bukit Pamulang Indah (BPI) termasuk di Balai Warga RW 09 kompleks tersebut. Pendek kata, hampir jarang ditemukan ada area publik yang aman atau bersih dari coretan-coretan para vandalis 'jahiliyah'.
Bahkan di BPI itu, meski sudah dipasang spanduk berukuran besar di Pos Keamanan tentang ancaman pidana bagi para pelaku pencoretan liar, tetap saja vandalis beraksi tanpa bisa sanggup dihentikan. Padahal spanduk ancaman pidana itu sudah telak-telak menegaskan: "DILARANG MENCORET-CORET. Melakukan pencoretan tembok/rumah dan lainnya dapat dituntut dengan Pasal 406 KUHP berupa hukuman 2 tahun dan 8 bulan penjara". Tapi apa para vandalis langsung ciut nyalinya membaca ancaman penjara? Faktanya, tidak! Sebab, tembok rumah di seberang spanduk tersebut justru malah tak pernah kelihatan bersih dari para vandalis. Meski tembok rumahnya sudah dicat ulang tapi kenakalan remaja vandalis tetap saja datang dan datang untuk mencorat-coret lagi.
Saat ini, gerakan untuk melawan vandalisme sekaligus memperindah kota semakin digalakkan. Warga Tangsel tak mau berlama-lama hidup dengan coret-coretan liar di tembok yang sekadar pemuas nafsu jahil merusak keindahan lingkungan. Lha, terus cara melawan vandalismenya bagaimana?
Caranya, dengan memasyarakatkan pembuatan Gang Cantik Berseri. Maksudnya? Membenahi, menata dan menyulap gang-gang di pelosok Tangsel yang tadinya kotor, kumuh dan penuh coret-coretan vandalisme menjadi Bersih, Sehat, Rapi dan Indah (BERSERI). Ide membuat Gang Cantik Berseri disebut-sebut baru mulai sejak 2015, dan terlaksana pada tahun berikutnya sampai sekarang.
Sudah banyak gang-gang yang berubah rupa menjadi cantik berseri. Umumnya, ditampilkan pola seni warna-warni pada gang-gang tersebut, termasuk bentuk mozaik dan gambar berkisah pun coba dilukiskan. Selain itu, seni dan kreativitas yang ditampilkan pada Gang Cantik Berseri pun semakin menguat melalui pesan-pesan edukatif yang dituliskan. Mulai dari pesan untuk menjaga kebersihan lingkungan, penghijauan, kesehatan hingga memunculkan semboyan Tangsel yakni CMORE (Cerdas Modern Relijius).
Tahu enggak apa pesan 'Bu Wali' ketika meresmikan Gang Cantik Berseri di dekat kediaman Mat Solar 'Bajaj Bajuri' ini? Menurut walikota kelahiran Banjar, 28 Agustus 1976 ini, hadirnya program Gang Cantik Berseri turut membuka ruang bagi anak-anak muda yang sering diidentikkan dengan aksi vandalisme. Kehadiran Gang Cantik Berseri dapat menjadi wadah bagi anak-anak muda yang suka corat-coret merusak keindahan lingkungan untuk malah menuangkan ide, gagasan yang brilian asalkan bernilai seni, artistik.
"Gang Cantik Berseri ini menjadi ruang bagi vandalisme kelompok anak muda yang gemar corat-coret. Silakan manfaatkan di sini, asalkan apa yang menjadi corat-coretannya memiliki nilai seni sehingga indah dipandang mata," ujar Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.
Selain berusaha menghapus vandalisme, Gang Cantik Berseri juga menjadi pemacu semangat anak-anak muda untuk berkreasi dan menumpahkan ide-ide artisitiknya. Kreasi seni mereka tentu berkolaborasi dengan para orangtua yang mendukung sepenuhnya. Dukungan bukan hanya sebatas izin 'tok, tapi juga pendanaan yang dikumpulkan secara urunan.
"Gang Cantik Berseri ini berasal dari swadaya warga. Dari dana kas RT, saya cuma keluarkan sekitar Rp 300 ribuan saja. Selebihnya, sumbangan sukarela warga sendiri. Adapun pengadaan sejumlah pepohonan berikut dengan pot-potnya, saya pikir adalah bantuan dari pihak kelurahan. Intinya, pembuatan Gang Cantik Berseri ini adalah bukti betapa guyub dan kompak warga kami," tutur Naming seraya menambahkan bahwa Gang Cantik Berseri di wilayahnya masih terus dilakukan tahap finishing.
Hal senada disampaikan Nurdin HM, Ketua RW 01 yang memelopori pembuatan Gang Cantik Berseri RW 01 di Jalan Suka Mandiri, Serua Indah, Ciputat. Kepada penulis yang mewawancarai di rumahnya, ia mengatakan, sekalipun ada dana bantuan dari pihak Kecamatan, tapi bentuknya hanya sebagai 'Dana Pancingan' agar warga bersemangat dalam proses pembuatannya.
Bantuan dana dari Kecamatan, lanjutnya lagi, pernah diterimanya sekitar Rp 5 juta. Sedangkan hitung punya hitung, anggaran yang sudah dikeluarkan untuk mewujudkan Gang Cantik Berseri ini sudah mencapai kurang dari Rp 10 juta. Tentu saja, sumbangan sukarela dari warga cukup besar dalam memenuhi anggaran tersebut.
Sebelum Gang Cantik Berseri ini dibuat, imbuhnya, tembok-tembok yang ada di gang banyak sekali coret-coretan tangan jahil yang merusak pemandangan. "Sekarang, dengan adanya Gang Cantik Berseri sejak dari mulut gang, kondisinya sudah bersih, sehat, rapi dan indah. Pokoknya, 'CANTIK BERSERI'. Nah, lebih masuk ke dalam gang, tentu warga diharapkan untuk lebih menyesuaikan. Artinya, kalau mulut gang yang ada di depan lingkungannya sudah cantik berseri, tentu di area dalam gang juga tinggal mengikuti atau bahkan kondisinya harus lebih bagus lagi," ujar Nurdin sembari menambahkan bahwa warganya rutin melaksanakan kerja bakti setiap Minggu.
Menjamurnya pembuatan Gang Cantik Berseri di seantero Kota Tangsel, selain mampu melenyapkan vandalisme beserta jejak-jejak kerusakan lingkungannya, juga memunculkan bakat-bakat seni nan kreatif dari segenap warga. Dengan begitu, terjawablah pertanyaan yang penulis ajukan pada mukadimah tulisan ini. Jawaban ini sekaligus menguatkan apa yang pernah disampaikan maestro lukis Indonesia, Affandi, bahwa Art and life never part company (Seni dan kehidupan tak bisa dipisahkan).
Begitu juga dengan apa yang pernah dikatakan oleh pelukis kenamaan Vincent van Gogh, bahwa karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.
Perwujudan pembuatan Gang Cantik Berseri yang melalui tahap ide, lalu Seni dan Kreativitas, serta Karya Bersama demi Kehidupan yang lebih baik, adalah implementasi nyata dari apa yang pernah disampaikan Affandi juga van Gogh.
Menurut Andri, perkembangan abad terkini makin membuktikan, bahwa seni sangat berguna untuk menghadirkan pemikiran kritis, komunikatif dan kreatif. "Inilah yang dibutuhkan pada abad 21, bukan hanya sains dan lainnya saja. Seni menjadi salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Selain itu. faktor penentu berhasil atau tidaknya seseorang tidak hanya ditentukan dari keberhasilan akademis belaka. Tapi juga, dibutuhkan Life Skills, 21st Century Content, Core Subjects, Learning & Thinking Skills, hingga ICT Literacy," urainya.
Andri mengutip sebuah hasil survei yang dilakukan IBM terhadap 1.500 CEO dari 60 negara yang berasal dari 33 sektor industri. "Ternyata, kesimpulan survei tersebut adalah, kreativitas merupakan kunci nomor satu guna membawa seseorang menggapai tahap sukses dalam bisnis," ujarnya.
Walter Elias Disney atau lebih dikenal dengan Walt Disney, animator, sutradara asal Chicago, Amerika Serikat pernah menyampaikan salah satu resep suksesnya dalam mencipta karya seni kaya kreasi. Pencipta karakter Mickey Mouse ini bilang, "tidak ada pojok didalam pikiran". Artinya, setiap individu memiliki potensi untuk berpikir kreatif dan mengembangkan terobosan ide-ide.
Begitulah, seni dan kreativitas yang dikerjakan secara bersama-sama ternyata membawa manfaat untuk semua. Menurut Jakob Sumardjo dalam bukunya Filsafat Seni disebutkan bahwa seni merupakan suatu wujud yang terindera. Sementara karya seni merupakan benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar, atau keduanya sekaligus. Seni itu sendiri berada di luar benda seni karena seni itu berupa nilai, sepeti indah, baik, adil, sederhana dan sebagainya. Pembuatan Gang Cantik Berseri yang semakin menjamur dan "menular" dari satu gang ke gang lain tak hanya mengekspose nilai seni berupa keindahan. Tapi juga, pesan moral bahwa seluruh warga sudah emoh dengan kondisi kota yang kotor, berantakan, kumuh, penuh coret-coretan liar, hingga gersang. Warga Tangsel menginginkan kondisi lingkungan dan perwajahan kota yang lebih baik. Bukankah ini jugayang menjadi amanat dari #Art4All.
Selain mendukung kampanye #Art4All dengan membuat Gang Cantik Berseri yang sarat seni kreatif, saya yang sempat menjadi bahagian dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangsel, beberapa kali terlibat dalam acara peringatan Hari Kunjung Perpustakaan. Biasanya, ada banyak lomba yang digelar. Semuanya ajang unjuk kebolehan para siswa untuk berkesenian dan tampil penuh kreatif. Misalnya saja, Lomba Mewarnai untuk tingkat siswa TK, Lomba Membaca Cerita untuk siswa SD, Lomba Baca Puisi tingkat SMP, dan Lomba Mendongeng bagi para siswa SMA.
Mengapa seni dan kreativitas yang dilombakan? Jawabannya mudah saja, karena Seni adalah Untuk Semua. Selain itu, seperti disampaikan PR Manager Faber Castell, Andri Kurniawan dengan mengutip pernyataan Pablo Picaso, pelukis Spanyol (1881 -- 1973): "Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once we grow up." (Setiap anak itu seniman; Masalahnya adalah bagaimana membuatnya tetap jadi seniman ketika mereka tumbuh dewasa).
Nah, semakin kentara toh, mengapa misalnya begitu penting nilai dari Lomba Mewarnai untuk tingkat TK, atau usia dini. Karena memang, proses menggambar dan mewarnai dapat meningkatkan kreativitas, mendorong motorik, mencegah kepikunan (demensia), memunculkan empati, alat bercerita, melatih ingatan dan berpikir, juga mengembangkan emosional.
Salam#Art4All.
o O o
Baca juga tulisan lainnya:
"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (1)
"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (2)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI