Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (2)

20 Juli 2017   20:56 Diperbarui: 5 Agustus 2017   07:18 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ketika Kompasiana Visit Pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)

'Art4All', Seni Untuk Semua

Vincent van Gogh yang sempat kepincut pensil Faber-Castell pernah mengatakan bahwa, karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.

Apa yang disampaikan van Gogh rupanya diyakini dan dipahami benar oleh Faber-Castell. Bahkan lebih jauh lagi, diimplementasikan dengan menciptakan ConnectorPen yang ketika dilombakan sejak empat tahun lalu --- dengan tajuk ConnectorPen Challenge ---, benar-benar terbukti menciptakan kebersamaan antara anak-anak dan orangtua. Mereka saling berkolaborasi untuk menciptakan aneka craft dari ConnectorPen, karena memang tematik lombanya adalah Family Art Experience.

Kebersamaan dalam menghasilkan seni kreatif inilah yang juga menjadi misi kampanye 'Art4All'. Hal ini pula yang disampaikan Andri Kurniawan selaku Public Relation Manager Faber-Castell ketika memaparkan program nan edukatif, 'Art4All'.

Andri Kurniawan, PR Manager Faber Castell. (Foto: Gapey Sandy)
Andri Kurniawan, PR Manager Faber Castell. (Foto: Gapey Sandy)
Workshop Guru di Jambi bersama Faber Castell. (Foto: Faber Castell)
Workshop Guru di Jambi bersama Faber Castell. (Foto: Faber Castell)
Mengutip ujaran Pablo Picaso, pelukis Spanyol yang hidup pada masa 1881 -- 1973, Andri mengatakan, "Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once we grow up. (Setiap anak itu seniman; Masalahnya adalah bagaimana membuatnya tetap jadi seniman ketika mereka tumbuh dewasa)."

Menurut Andri, perkembangan di abad 21 membuktikan bahwa, semakin terasa kalau seni berguna sekali untuk menghadirkan pemikiran kritis, komunikatif dan kreatif. "Inilah yang dibutuhkan pada abad 21, tidak saja science dan sebagainya. Jadi, kita naik satu level yakni kepada wilayah seni. Seni sebagai salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Apalagi. faktor penentu berhasil atau tidaknya seseorang itu tidak hanya ditentukan dari keberhasilan akademis belaka. Tapi juga dibutuhkan Life Skills, 21st Century Content, Core Subjects, Learning & Thinking Skills, hingga ICT Literacy," urainya.

Untuk memenuhi Life Skills, lanjut Andri, sejumlah faktor harus terpenuhi, misalnya:

  • Critical Thinking & Problem Solving.
  • Creativity & Innovation.
  • Communication & Information.
  • Collaboration.

Lomba Gambar Anak Nasional di Sabang. (Foto: Faber Castell)
Lomba Gambar Anak Nasional di Sabang. (Foto: Faber Castell)
Teacher Class bersama Faber Castell di Denpasar. (Foto: Faber Castell)
Teacher Class bersama Faber Castell di Denpasar. (Foto: Faber Castell)
Adapun Learning & Thinking Skill mensyaratkan kecakapan hal-hal berikut ini:
  • Bahasa | Membaca | Matematika.
  • Pengetahuan Alam | Bahasa Asing | PPKN.
  • Ekonomi | Seni | Sejarah | Geografi.

Pendidikan seni, ujar Andri, sangat dibutuhkan oleh orang-orang untuk perkembangan saat mereka bekerja, dan terkait dengan perkembangan ekonomi sebuah negara. Itulah mengapa di Indonesia ada Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf), sebagai sebuah institusi yang sangat challenging untuk masa depan Indonesia.

"Survei yang dilaksanakan IBM terhadap lebih dari 1.500 CEO dari 60 negara yang berasal dari 33 sektor industri menyimpulkan bahwa, kreativitas adalah kunci nomor satu untuk membawa seseorang mencapai tahap sukses dalam bisnis," tegas Andri. 

Andri Kurniawan ketika menyampaikan materi ART4ALL kepada peserta Kompasiana Visit. (Foto: Gapey Sandy)
Andri Kurniawan ketika menyampaikan materi ART4ALL kepada peserta Kompasiana Visit. (Foto: Gapey Sandy)
Buku Colouring For Relaxation produksi Faber Castell. (Sumber: Faber Castell)
Buku Colouring For Relaxation produksi Faber Castell. (Sumber: Faber Castell)
Dikatakannya lagi, berangkat dari seni yang membawa banyak kebaikan itulah, pihaknya turut mengambil inspirasi dari Studio Thinking alias kerangka berpikir yang dirancang oleh para praktisi di Project Zero (cabang riset Harvard's School of Education). Dari kerangka Berpikir Studio ini kemudian muncul Eight Habits of Mind atau delapan kebiasaan berpikir yang digunakan oleh seorang seniman yang bisa diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun