Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perubahan Tiada Henti Toyota Indonesia dengan QCC

21 Agustus 2016   08:32 Diperbarui: 22 Agustus 2016   05:46 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku PERUBAHAN TIADA HENTI - 25 Tahun Perjalanan QCC Toyota Indonesia karya Joice Tauris Santi yang dibantu 14 penulis lainnya dari Toyota Indonesia. (Foto: Gapey Sandy)


Manfaat pelaksanaan QCC juga berdampak kepada kepuasan pelanggan. “Salah satu yang bisa saya sampaikan misalnya tentang durasi waktu pelanggan untuk menunggu pengerjaan mobil yang menjalani servis berkala. Dulu, pada tahun 2006 saya pernah survei ke lokasi servis mobil Toyota. Mereka menerapkan kebijakan Fast Service dengan durasi dua jam. Syukurlah, semua bisa tepat waktu. Nah, pada 2014 lalu saya kembali meninjau lokasi servis mobil yang sama, rupanya ada kemajuan. Karena, dengan QCC yang mereka terapkan, pihak servis mobil berkala sudah menerapkan kebijakan Fast Service dengan durasi hanya 56 menit saja! Semua bisa tercapai dengan berbagai improvement melalui QCC yang sedikit demi sedikit dan terus-menerus dilakukan,” ungkapnya bangga.           

Apa kunci keberhasilan melakukan QCC?

“Menurut saya kuncinya adalah konsistensi. Sebagai contoh begini, saya pernah mencoba untuk membantu pihak supplier-nya Toyota untuk menjalankan QCC. Waktu itu, kadang-kadang kita juga berpikiran bahwa ekspektasi terhadap QCC terlalu tinggi, seperti misalnya, dengan hari ini perusahaan melakukan QCC lalu enam bulan kemudian produktivitas akan naik hingga 20 persen. Ekspektasi yang kelewat tinggi seperti ini bukan QCC. Sekali lagi saya sampaikan, rohnya QCC adalah kaizen atau improvement tanpa henti, sedikit demi sedikit. Fokusnya bukan kepada result tetapi process. Karena, QCC adalah people development dan membuat pekerja menjadi lebih baik dengan prinsip kaizen,” jawab Abdul Mukti yang mengenakan batik Nusantara berwarna dominan biru muda ini.

Joice Tauris Santi: Kunci Pas pun Terselamatkan

Hadirnya buku ini juga menjadi salah satu wujud dari Toyota Berbagi, dimana Berbagi berarti Bersama Membangun Indonesia. Ya, inilah simbol dari semangat yang dimiliki Toyota untuk mengambil bagian dalam mengembangkan Indonesia bersama dengan pihak terkait lainnya, termasuk Pemerintah dan masyarakat untuk Indonesia yang lebih baik.

Joice Tauris Santi dan buku Perubahan Tiada Henti. (Foto: Gapey Sandy)
Joice Tauris Santi dan buku Perubahan Tiada Henti. (Foto: Gapey Sandy)
“Buku ini mulai digarap sejak Januari, dan selesai empat bulan kemudian, April 2016. Dalam pengerjaannya saya banyak dibantu oleh teman-teman dari Toyota Indonesia. Buku ini pada intinya adalah bagaimana mereka mengembangkan QCC di perusahaan mereka. QCC ini sebenarnya bisa dikembangkan dimana saja, bukan hanya pada divisi manufaktur saja, tapi juga divisi office. Mereka melakukan rapat pada setiap satu minggu sekali, dan dengan melakukan QCC yang memiliki steps juga tools, mereka sudah bisa meningkatkan kemampuan mereka sendiri,” ujar Joice Tauris Santi, sang penulis buku dalam wawancara singkat eksklusif.

Dikatakan Joice, dengan melakukan QCC, terbukti bahwa mereka --- para member Toyota Indonesia --- mampu melakukan improvement dalam rutinitas pekerjaannya. “Ini sejalan dengan semboyan Toyota yang sudah sangat melekat yakni ‘We Make People Before We Make Product’, artinya mereka meng-improve orang-orangnya lebih dahulu supaya bisa menciptakan produk-produk berkualitas dan baik,” tutur jurnalis Kompas yang secara khusus mengisi halaman ekonomi epaper Kompas Update di kompasprint.com.

Kaizen atau perbaikan terus-menerus adalah salah satu core dari filosofi Toyota Way, selain respect to people atau saling menghormati satu sama lain. “Lantas dimana perbaikan terus-menerus ini dilakukan? Jawabannya adalah melakukan kegiatan QCC. Sebut saja, setiap kelompok karyawan yang terdiri dari masing-masing 10 orang, nah mereka ini harus terus memikirkan hal-hal apa yang bisa diperbaiki di tempat kerjanya. Misalnya, menaruh kunci pas di bengkel. Yang namanya bengkel, adakalanya terjadi ketika pagi hari pihak bengkel memiliki dua kunci pas, tapi pada sore harinya kunci pas tinggal satu karena diletakan tidak pada tempatnya. Untuk itulah muncul peraturan yang harus disepakati bersama bahwa meletakkan kunci pas harus pada tempat yang sudah ditentukan,” tutur Joice yang pada 2005 pernah mengikuti pelatihan Financial Journalism di Berlin, Jerman.

Dolly, robot yang diciptakan untuk mempermudah, mempercepat proses kerja sebagai hasil karya member setelah melakukan kaizen dengan melakukan aktivitas QCC di PT TMMIN. (Foto: Santo RAchmawan/Kompasiana)
Dolly, robot yang diciptakan untuk mempermudah, mempercepat proses kerja sebagai hasil karya member setelah melakukan kaizen dengan melakukan aktivitas QCC di PT TMMIN. (Foto: Santo RAchmawan/Kompasiana)
Perbaikan kerja secara kecil-kecil yang terus-menerus dilakukan, lanjut Joice, akhirnya lama kelamaan menjadi besar dan berdampak signifikan. Contohnya, penemuan ‘robot’ yang semakin membantu, memudahkan dan mempercepat proses produksi. “Penemuan-penemuan seperti ini tidak hanya berhenti di Toyota Indonesia saja, tapi juga dilaporkan ke Toyota Jepang untuk dilakukan perbaikan di sana, dan kemudian dikembalikan ke Toyota Indonesia dalam bentuk improvement mesinnya,” kata jurnalis yang pada 2015 memperoleh sertifikasi Certified Financial Planner (CFP) dari Financial Planning Standards Board (FPSB) Indonesia ini.

Mewujudkan semangat kaizen dengan melakukan QCC, memang terbukti joss!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun