Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hardiknas, Hani dan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus

2 Mei 2016   06:38 Diperbarui: 2 Mei 2016   08:15 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ok-003-57268f1d8e7e619d048b457f.jpg
ok-003-57268f1d8e7e619d048b457f.jpg
Nunung Nuryanih, salah seorang guru/relawan di SKh Sahabat Kita, Pondok Aren, Tangsel. || Foto: Gapey Sandy.
ok-006-57268f678e7e6193048b4585.jpg
ok-006-57268f678e7e6193048b4585.jpg
Nunung Nuryanih bersama Hani. || Foto: Gapey Sandy.

Beda lagi dengan pengalaman mendidik anak berkebutuhan khusus yang down syndrome. Menurut Nunung, anak-anak down syndrome justru memiliki sikap yang baik dalam hal bersosialisasi maupun berkegiatan sosial.

“Berkomunikasi dengan murid yang mengalami down syndrome harus memahami beberapa hal. Diantaranya, berdasarkan pemantauan kami, anak-anak ini lebih bagus dalam hal yang menyangkut kegiatan sosial. Sosialisasi mereka ini bagus. Adaptasi mereka cepat dan bagus. Spontanitas anak-anak yang down syndrome ini untuk menyapa orang lain, juga bagus. 

Hanya saja, artikulasi pengucapan bahasa lisan mereka banyak yang kurang jelas. Misalnya ketika dengan cepat mereka mengucapkan: “Mau – ke – kaka”. Artinya, mereka itu sebenarnya ingin mengucapkan “Mau ke sana”. Nah, kita yang sehari-hari bersama mereka, mampu memaknai apa yang mereka ingin sampaikan meski ucapan atau artikulasinya salah,” tuturnya.

Khusus untuk anak-anak dengan cerebral palsy, lanjut Nunung, aktivitasnya nyata terganggu. “Meski sekilas mereka seperti anak-anak dengan fisik yang normal, bisa mendengar, berbicara dan sebagainya, tapi gangguan gerakan fisik begitu nampak,” ujarnya. 

Ada lagi anak berkebutuhan khusus yang mengalami mood disorders. “Anak yang mood disorders ini hanya mau bicara atau berkomunikasi, hanya apabila ada mama atau ibundanya saja. Kalau sedang menjalankan program kelas, tentu otomatis sang ibundanya akan keluar kelas, nah anak yang mood disorders ini akan diam saja atau seperti ‘hilang suaranya’. Ia juga bertingkah seperti mudah cemas, mudah takut,” terang Nunung.

ok-008-57268f9c35977379082b760b.jpg
ok-008-57268f9c35977379082b760b.jpg
Hani, siswi SKh Sahabat Kita. || Foto: Gapey Sandy.

Khusus untuk berkomunikasi dengan siswi tunarungu seperti Hani, menurut Nunung, para guru selalu mengupayakan untuk melakukan kontak mata terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar Hani dapat memperhatikan dan ‘membaca’ gerak bibir lawan bicaranya.

“Kalau berkomunikasi dengan Hani, biasanya ia akan memperhatikan dengan seksama gerak bibir kita sebagai lawan bicaranya. Misalnya, kalau kita menyebut: “Hani – mau – makan?” Atau, “Hani - wudhu”. Maka, meski tidak mendengar, tapi Hani akan paham apa yang kita sampaikan, karena memang aktivitas ini sudah biasa dilaksanakan secara rutin sehari-hari. Tapi, kalau Hani posisinya agak jauh dan kita memanggilnya, maka ia akan sama sekali tidak merespon panggilan kita. Jadi memang harus ‘ditarik’ terlebih dahulu kontak mata dengan Hani,” terangnya. 

Meskipun diakui, untuk beberapa kata yang biasa dipergunakan sehari-hari, Hani dapat memahami gerak bibir lawan bicaranya. Misalnya, kata ‘Wudhu’, ‘Makan’ dan lainnya secara terbatas.

Meski tunarungu, Hani adalah siswi yang potensial. Ia pandai membaca, menyalin tulisan, juga berhitung. Hanya saja untuk pengucapan kata atas apa yang dibacanya, Hani jelas kesulitan. Tapi untuk menunjuk kepada gambar yang dimaksudkan atau diinginkan oleh lawan bicara, Hani cukup pandai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun