Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

#WorldBookDay, Strategi Sukses TBM 'Rumah Sahabat Kita' di Tangsel

23 April 2016   06:37 Diperbarui: 23 April 2016   19:22 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi MEMBER selalu diawali dengan menetapkan lokasi yang akan dikunjungi, seperti empat lokasi pemukiman pemulung terdekat, Sekolah Luar Biasa (SLB), dan lokasi lain yang belum tersentuh dunia literasi. Sebagai contoh, jadwal rutin Senin akan MEMBER di lapak pemulung milik Tarmiji yang memiliki 37 Kepala Keluarga (KK), Selasa di lapak Andi Jaya (22 KK), Rabu di lapak Suminta (41 KK), dan Kamis di lapak pemulung Indra.

“Kami menentukan buku yang akan dibaca bersama, termasuk siapa pembimbing program MEMBER dengan dibantu beberapa relawan lain. Kalau audiens yang datang kebanyakan ibu-ibu, ya kami membaca buku-buku tentang resep masakan. Sebaliknya, bila kebanyakan anak-anak, ya kita baca buku cerita yang sarat pesan moral. Waktunya paling hanya 15 menit. Setelah itu ada tanya jawab yang menghibur, dan dilanjutkan dengan audiens membaca sendiri buku-buku yang disukainya,” tutur Mustopa yang juga menjelaskan program pemberian stiker‘Ayo ke TBM Rumah Sahabat Kita’ untuk ditempelkan di rumah para audiens.

[caption caption="Melakukan pelatihan bersama warga dengan memanfaatkan limbah untuk dijadikan tempat tisu, celengan dan keset kaki. (Foto: Dok. TBM RSK)"]

[/caption]

[caption caption="Pelatihan membuat keset dari limbah garmen. (Foto: Dok. TBM RSK)"]

[/caption]

‘DONGKEL’ (DOrong ekonomi KELuarga)

Inovasi kedua yang merupakan turunan dari strategi ‘Berbagi ATM’ adalah ‘DONGKEL’ atau DOrong ekonomi KELuarga. “Inilah program penguatan ekonomi sehingga manfaatnya terlihat nyata. Caranya, melalui pelatihan-pelatihan berbasis keterampilan kepada para pemulung agar ekonomi keluarga mereka jadi lebih baik,” jelas Mustopa.

Jenis pelatihan ‘DONGKEL’ yang dilaksanakan, misalnya, mendayagunakan barang bekas sehingga dapat nilai jual. “Kami membuat keset kaki yang dibuat dari rajutan bahan limbah tekstil dari Pasar Cipadu, Kreo, Tangerang. Hasil keset yang warna-warni sangat menarik dan kami pasarkan dengan harga terjangkau, Rp 5.000 per keset,” katanya ketika diwawancarai penulis di kediamannya.

Ada juga pelatihan membuat celengan dan tempat tisu. “Bahan yang dipergunakan adalah limbah karton yang tebal. Sesudah dimodifikasi dengan limbah tekstil yang berwarna keemasan dan diberi asesoris bros bunga dari kain perca, ternyata hasil karyanya jadi luar biasa berkelas,” bangga Mustopa.

[caption caption="Dari pelatihan membuat bakso dan cilok, menggerakkan roda perekonomian. Warga yang mulai berjualan bakso sesudah mengikuti pelatihan membuat bakso di TBM Rumah Sahabat Kita. (Foto: Dok. TBM RSK)"]

[/caption]

Kegiatan pelatihan lainnya terkait kuliner. “Sengaja ini dilakukan agar masyarakat dan para pemulung ini dapat memiliki alternatif usaha lain. Adapun pelatihan kuliner yang diajarkan adalah cara membuat bakso dan cilok. Syukurlah, ada beberapa ibu yang kemudian melanjutkan berjualan mie bakso, sesudah mengikuti pelatihan. Ada juga ibu-ibu yang membantu mencari nafkah suaminya dengan membuat bros bunga dari kain perca lalu mereka pasarkan sendiri,” tutur pria bertubuh kecil yang berhasrat sekali ingin melanjutkan studi pascasarjana ini.

TBM RSK memang sukses membawa perubahan. Melalui strategi ‘Berbagi ATM’ jumlah pengunjung terus meningkat. Pada tahun 2014, jumlah pengunjung 247 orang, 2015 (285 orang), dan 2016 diperkirakan 347 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun