Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

#WorldBookDay, Strategi Sukses TBM 'Rumah Sahabat Kita' di Tangsel

23 April 2016   06:37 Diperbarui: 23 April 2016   19:22 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuju ke TBM ini, kalau kita dari arah Rumah Sakit Internasional Bintaro, lalui saja terus jalan satu arahnya, nanti di sebelah kiri akan bertemu Jalan Cikini. Terus saja masuk dan di ujung, akan ketemu Jalan Jurang Mangu Barat. Nah, sekitar 500 meter dari ujung jalan, nanti di sebelah kanan bakal ketemu Gedung SDIT Matahari. Di kompleks SDIT inilah TBM Rumah Sahabat Kita berada. Sekaligus di situ pula tinggal sang pengelola, Mustopa.

“TBM Rumah Sahabat Kita berdiri pada 2010. Ini merupakan hasil kerja sosial dari sejumlah relawan yang memiliki semangat membangun budaya literasi. Beberapa diantara mereka malah bekerja di salah satu tivi swasta. Pada awal berdirinya, kami menamakannya sebagai Perpustakaan Masyarakat (Perpusmas). Setahun kemudian, atas petunjuk dari Kantor Perpustakaan Daerah Kota Tangsel, kami ubah namanya dari Perpusmas menjadi TBM. Alasannya, kalau menggunakan nama Perpusmas, tidak sesuai dengan aturan dan persyaratan yang ditetapkan secara formal,” tutur pria kelahiran Pondok Aren, 3 April 1984 ini.

[caption caption="Mustopa (32), pengelola TBM Rumah Sahabat Kita. (Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Tangsel termasuk kota yang memiliki program untuk meningkatkan kegemaran membaca warga masyarakatnya. Malah, jujur saja, Airin Rachmi Diany menjadi inisiator berdirinya Komunitas Masyarakat Gemar Membaca (MAGMA). Aktivitas komunitas ini menjadi salah satu program dan catatan prestasi Airin, bahkan sebelum ia menjabat sebagai Walikota Tangsel.

MAGMA punya banyak anggota. Tercatat, hingga kini sudah ada sekitar 70 TBM yang bergabung. Salah satunya, TBM Rumah Sahabat Kita. “Kami bergabung dengan MAGMA pada 2013,” kata Mustopa.

Bangunan TBM Rumah Sahabat Kita sebenarnya sudah permanen. Dibangun atas donasi masyarakat, berdiri di atas lahan seluas 5 x 3 meter. Sebenarnya, ruang ini cukup lapang untuk menampung bukum koleksi pustaka, dan melakukan kegiatan kelompok kecil.

“Tapi akhir-akhir ini, atap asbes bangunan mengalami kerusakan dan bocor. Akibatnya kalau hujan turun, kondisi TBM menjadi sangat memprihatinkan karena guyuran air hujan,” ujar suami dari Sumayah ini.

Meski dalam kondisi memprihatinkan, koleksi buku TBM Rumah Sahabat Kita selalu saja bertambah. Sebagian besar diperoleh dari sumbangan warga. Jumlahnya, kalau ditotal mungkin mencapai lebih dari 1.000 judul buku. Tapi ya itu tadi, karena sempat terkena guyuran hujan, sebagian buku ada yang rusak dan tidak bisa terselamatkan.

[caption caption="Mustopa dan Piala Juara I Lomba PTK-PNF se-Provinsi Banten kategori TBM yang diraihnya awal April ini. (Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

“Untuk pengadaan buku memang sebagian besar dari hasil sumbangan pihak-pihak yang tergerak untuk mendonasikan buku. Apalagi waktu awal berdiri, para relawan TBM memperkenalkan program ‘Satu Buku untuk Sahabat’. Dengan kata lain, hanya sekitar sepuluh persen saja buku yang sengaja dibeli. Uangnya, diperoleh dari hasil bazaar murah. Misalnya, pengumpulan baju-baju bekas yang masih layak pakai, untuk kemudian dijual lagi kepada masyarakat yang kurang mampu, dengan harga sangat murah, antara Rp. 2.000 sampai Rp. 5.000 per potong. Hasil penjualannya, kami belanjakan buku-buku,” ungkap ayah dari putri berusia dua tahun, Aqro Haqiyya Mustopa ini. “Nama anak saya ‘Aqro Haqiyya’ ini mengandung arti ‘membaca yang sebenar-benarnya’. Aqro berasal dari kata Iqro yang artinya ‘bacalah’. Ada filosofi membaca dari nama putri saya ini.”

Baru-baru ini, TBM Rumah Sahabat Kita berhasil meraih juara I Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan - Pendidikan Non Formal (PTK-PNF) se-Provinsi Banten untuk kategori TBM. “TBM kami mewakili Kota Tangsel. Alhamdulillah jadi juara pertama. Kini, kami dipersiapkan ikut lomba tingkat Nasional di Palu, pada 22 Mei nanti,” kata Sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun