Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

‘Pendekar Kaleng’ asal Sukabumi, Penyelamat Bumi

26 Maret 2016   22:28 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:56 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Salah satu contoh karya lukisan menggunakan limbah kaleng minuman. (Foto: PPLS)"]

[/caption]

[caption caption="Salah satu contoh karya lukisan di limbah kaleng minuman. (Foto: PPLS)"]

[/caption]

“Berapa harga lukisan kalengnya? Wah, harganya beragam. Ada yang Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu untuk satu lukisan, lengkap dengan bingkai dan kacanya,” jelas Kang Opik yang menegaskan bahwa semua penghasilan yang diperoleh tidak melulu komersil. “Kami tetap sisihkan sebagian dana hasil penjualan karya-karya lukisan kaleng ini, untuk melakukan aksi peduli lingkungan. Kami tetap berkomitmen untuk melakukan peduli lingkungan di mana saja berada, meskipun sebatas mengolah limbah.”

Mengolah limbah?

Ya, apa yang dilakukan Kang Opik sudah sesuai dengan slogan yang selama ini kita kenal untuk penyelamatan lingkungan. Yakni: REduce, REuse, REcycle, dan REplace.

REduce berarti mengurangi semaksimal mungkin penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah dengan lingkungan. REuse yaitu mempergunakan kembali barang-barang yang masih dapat dipergunakan. REcycle adalah mendaur ulang atau mengolah sampah menjadi sesuatu barang baru yang dapat dipergunakan dan penuh manfaat. REplace yakni mengganti barang-barang yang tidak mudah diurai dengan penggunaan bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan styrofoam diganti kertas minyak, pemakain tisu ‘diganti’ dengan kebiasaan menggunakan sapu tangan, dan sebagainya.

[caption caption="Lukisan di limbah kaleng minuman menjadi souvenir artistik dan berharga di acara Kaukus Ekonomi Hijau pada Maret 2016 kemarin. (Foto: WEGI)"]

[/caption]

[caption caption="Taufik Kurohman (kiri) menyerahkan lukisan di bekas kaleng minuman kepada Iskandar Zulkarnaen Lubis selaku Humas PT Semen Padang (kanan), baru-baru ini. (Foto: Susindra/WEGI)"]

[/caption]

Aksi Kang Opik, ‘Pendekar Kaleng’ asal Sukabumi yang menyelamatkan bumi ini, tentu harus kita apresiasi, apalagi kaleng bekas minuman itu konon membutuhkan waktu antara 50 sampai 100 tahun agar bisa terurai kembali.

Jadi, kapan kamu bisa tiru Kang Opik, selamatkan bumi?

Atau minimal, pesan dan beli lukisan dari bekas kaleng minuman itu …

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun