Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Motif Batik Banten Tak Boleh Makhluk Hidup

17 Februari 2016   18:21 Diperbarui: 17 Februari 2016   19:34 2738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Motif Batik Banten di Griya Batik Banten milik Uke Kurniawan. || Foto: Gapey Sandy"]

[/caption]

Masukan untuk Batik Etnik Tangsel

Sebagai “empu” Batik Banten, penulis sempat menanyakan bagaimana saran Uke, apabila Kota Tangerang Selatan---yang notabene masih merupakan wilayah Provinsi Banten---hendak menciptakan Batik Etnik Khas Tangsel?

Ternyata, jawaban yang diperoleh penulis cukup membuat kaget bukan kepalang. Karena ternyata, Uke mengikuti benar bagaimana sejarah Batik Banten, sampai-sampai ada “orang luar” yang berulah seolah-olah menciptakan Batik Etnik Banten.

“Pada tahun 2009, pernah ada seseorang pengusaha yang mengaku-aku menciptakan Batik Etnik Banten. Tetapi sebenarnya, yang bersangkutan tidak lebih dari sekadar pedagang batik. Ia berasal dari Cirebon dan mengaku menciptakan Batik Etnik Banten. Waktu itu, sempat saya melontarkan kritikan agar: “Jangan Sampai Batik Banten itu Rasa Jawa”. Artinya, jangan sampai Batik Banten itu dibuat di Jawa, dan sama sekali tidak ada proses produksinya di Banten. Kalau itu yang dilakukan, maka itu sama saja dengan ulah pedagang atau penjual batik saja yang hendak mengambil keuntungan,” tutur Uke yang tak dapat menyembunyikan kekecewaannya.

[caption caption="50 motif Batik Banten dan filosofinya bisa dijumpai di Griya Batik Banten milik Uke Kurniawan. || Foto: Gapey Sandy"]

[/caption]

Sedangkan khusus untuk Kota Tangerang Selatan, Uke berpendapat, sebaiknya mengikuti apa yang pernah disampaikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang pernah mengusulkan agar Batik Etnik Tangsel dibuat dengan motif antara lain, keanekaragaman tumbuh-tumbuhan.

“Misalnya karet, karena dulu di sana banyak perkebunan karet. Bunga Anggrek, karena wilayah Tangsel juga banyak memproduksi Anggrek, dan lainnya. Asal jangan membuat batik dengan motif hewan, karena dari sisi syariat agama, rata-rata masyarakat Banten masih kurang dapat menerimanya,” jelas Uke gamblang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun