Soal regenerasi yang berlangsung dalam kesenian budaya Reog ini, Alex mengaku cukup senang karena banyak anak-anak muda yang kemudian terus-menerus mempelajari, bahkan turut serta dalam setiap pementasan. “I just know that there are a lot of young children performing to,” ujar Alex.
Dengan sedikit banyak mengetahui bagaimana seni budaya Reog dan Jaranan itu, Alex yakin bahwa masyarakat pasti akan sangat suka dengan Reog. Asalkan, sarannya, Reog mampu mengadaptasi tari-tarian maupun seni budaya di negara mana Reog akan ditampilkan. Wowwwww … sebuah ide brilian yang muncul dari Alex.
“I think people in the world would always like to see traditional dances from other countries. And I suggest that if they want to promote Reog the they have to adapt the dance to the country they are performing in. Reog tells a story and if the story is told in Indonesian then people will be less interested,” saran Alex yang berjanji akan terus mempromosikan Indonesia dan seni budaya Reog di AFS.
[caption caption="Anak-anak menjadi generasi berikut yang akan menjadi seniman Reog masa depan. (Foto: FB Reog Surabaya HIPREJS)"]
Kalau anak muda dari luar negeri saja senang dan bangga dengan seni budaya tradisional Indonesia sendiri, kenapa kita malah enggak suka?
Mari, terus cintai seni dan budaya bangsa sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H