Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Datsun Risers Expedition Buktikan Empat Hal (Resume #2)

22 Januari 2016   14:20 Diperbarui: 22 Januari 2016   18:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Para riser Datsun Risers Expedition Kalimantan etape 1. || Foto: DRE Kalimantan)"][/caption]

Hal KEDUA yang ingin diraih dalam pelaksanaan Datsun Risers Expedition (DRE) ini, menurut Head of Datsun Indonesia, Indriani Hadiwidjaja adalah menginspirasi para riser, bahwa Datsun Network atau after sales service yang disuguhkan brand ini sudah sangat terjangkau. “Dealer network kita sudah menyeluruh,” terang riser wanita jagoan yang turut aktif menjajal rute perjalanan darat nan berat menembus hutan Kalimantan.

KEDUA, Risers Buktikan Datsun Network

Untuk risers yang menjadi peserta DRE Kalimantan gelombang III etape 1, dealer Nissan Datsun Motor yang disambangi adalah yang berada di Jalan Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda, Kaltim, pada 11 Januari 2016. Tak hanya layanan service yang mumpuni, pengguna Nissan dan Datsun juga bisa melihat-lihat mobil anyar di showroom sekaligus memperoleh informasi aktual seputar dua merek otomotif terkemuka ini. Pendek kata, ‘3S’ deh layanannya, alias Sales - Service - Spare parts.

Sekadar informasi, pada 2016, Nissan Datsun Sempaja Samarinda melayani pembelian cash/credit untuk wilayah Berau (Tanjung Redeb), Wahau, Tanjung Selor (Bulungan), Tana Tidung (Tidung Pale), Malinau, Tarakan, Nunukan (wilayah Kalimantan Utara dan sekitarnya).

[caption caption="(Dealer Nissan Datsun Sempaja, Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Suasana di showroom Nissan Datsun Sempaja, Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Saya menyempatkan diri melakukan wawancara singkat dengan Willy Prima selaku Kepala Merek Nissan dan Datsun di Samarinda. Menurutnya, secara bisnis, grafik penjualan sepanjang tahun terus menunjukkan peningkatan.

Ya, dealer Nissan Motor yang juga membawa merek Datsun di Sempaja ini merupakan satu-satunya yang ada di Samarinda. Tapi, kita juga punya spoke tersendiri untuk Datsun di Tenggarong, di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan di Berau. Untuk di wilayah Kaltim, pengguna Nissan dan Datsun sudah cukup banyak. Khusus untuk Datsun saja, penjualannya mencapai 35 unit per bulan, khusus untuk di Samarinda. Selama bulan Desember 2015, angka penjualan kami mencapai 37 unit per bulan. Adapun target yang kami pasang pada tahun 2016 ini adalah, penjualan Datsun akan meningkat mencapai 40 unit per bulan,” ujarnya optimis.

Kegiatan mengunjungi Datsun Network juga dilakukan para risers gelombang I (Jawa – Bali – Lombok) dan II (Sulawesi) pada setiap etape. Jumlah total dealer Datsun yang berhasil dikunjungi para riser gelombang I dan II adalah 22 dealer. Sebut saja misalnya, dealer Nissan – Datsun di Soekarno Hatta (Bandung); Indramayu; Kedawung (Cirebon); Setiabudi (Semarang); Jebres (Solo); Madiun; Kediri; S. Parman (Malang); Probolinggo; Jember; Gatsu (Bali); Martadinata (Manado); Gorontalo; Palu; Latimojong (Makassar) dan masih banyak lagi.

[caption caption="(Willy Prima, Kepala Dealer Nissan Datsun Sempaja, Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Ucapan Selamat Datang Risers di Nissan Datsun Sempaja, Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

KETIGA, Risers Buktikan Pesona Nusantara

Apa hal KETIGA yang dapat dibuktikan risers? “Risers bisa melihat pesona adat, budaya, dan pariwisata Indonesia yang luar biasa kaya, dan tidak kalah dengan wisata mancanegara. Ini membuktikan bahwa, Indonesia punya potensi pariwisata yang sangat besar. Hal ini sekaligus memperkuat semboyan ‘the power comes from the inside’. Kita ingin para risers menikmati perjalanan wisata ini,” terang Indriani Hadiwidjaja, Head of Datsun Indonesia yang sedari kecil menggemari dunia otomotif lantaran terpengaruh hobi kedua kakak lelakinya.

Nah, terkait perjalanan DRE yang membuktikan pesona Nusantara ini, saya dan risers gelombang III etape 1 Kalimantan memperoleh jadwal untuk berkunjung ke Rumah Dayak Miau Baru (12 Januari 2016), dan dua pulau yang sangat ciamik. Yup, namanya Pulau Derawan (13 Januari 2016) dan Pulau Kakaban (14 Januari 2016).

Ekspedisi menuju Pulau Derawan dimulai pada hari ketiga. Sejak pagi, para riser sudah menikmati sarapan pagi, dan briefing singkat bersama Aris F Harvenda selaku Koordinator Teknis DRE, di Hotel Cantika Swara, Tanjung Redeb, Berau, Kaltim.

[caption caption="(Tim Risers 5. Arif Khunaifi, Gapey Sandy, Satto Raji. The Best Team DRE Kalimantan etape 1. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Datsun GO+ Panca yang ditunggangi Tim Risers 5. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Rehat sejenak dalam perjalanan Samarinda - Sangatta. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Setelah itu, para risers bergegas naik ke Datsun GO+ Panca masing-masing demi menuju Pelabuhan Tanjung Redeb, memarkirkan kendaraan dan segera naik ke speedboat yang sudah menanti di dermaga. Tak berapa lama, speedboat melaju meninggalkan dermaga melintasi Tanjung Kelay menuju Pulau Derawan.

Menurut informasi, waktu tempuh yang bakal dihabiskan adalah 1,5 jam perjalanan. Di atas speedboat, pembagian kursi terbagi dua. Ada 14 kursi yang menghadap ke depan, di belakangnya ada kursi yang saling berhadapan.

Selama perjalanan laut menuju Pulau Derawan, ombak menampar-nampar badan speedboat. Selain menimbulkan bunyi yang keras pada bagian bawah kapal, hentakan akibat ‘tamparan’ gelombang juga begitu terasa.

[caption caption="(Rute perjalanan DRE Kalimantan dari Samarinda - Sangatta. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Rute tempuh Samarinda - Sangatta. || Sumber: Google Maps)"]

[/caption]

[caption caption="(Dari Samarinda - Sangatta. Datsun GO+ Panca tetap nyaman berkendara. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Akhirnya tiba juga speedboat yang kami tumpangi di Pulau Derawan. Pemandangan yang mula-mula dapat disaksikan adalah barisan resort yang berada di atas laut dan saling terhubung dengan jembatan kayu. Nakhoda pun mulai merendahkan akselerasi mesin perahunya, suara yang ditimbulkan menjadi seolah tanpa suara.

Kapal pun bertambat di dermaga Derawan Dive Resort. Para risers bergegas menaiki jembatan kayu untuk menuju ke pemondokan atau tempat menginap masing-masing. Enggak usah repot bawa tas, karena petugas speedboat dan resort segera sigap mengangkut tas-tas bawaan para risers dengan menggunakan gerobak dorong.

By the way, tiap satu tim risers memperoleh satu pemondokan yang didalamnya terdapat tiga ranjang tempat tidur, ada fasilitas mandi shower air panas dan dingin, tanpa ada pesawat televisi. Usai makan siang, para riser diminta untuk melakukan sejumlah adegan demi pengambilan foto bersama. Foto dengan menggunakan drone ini cukup atraktif, karena risers seolah sedang dikuntit drone, sampai ke bibir pantai dan menunjukkan kegembiraan suka cita bermain air.

[caption caption="(Bersiap menuju Pulau Derawan dari pelabuhan di Jalan Tanjung Redeb. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Suasana di dalam speedboat menuju Pulau Derawan. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Akhirnya nampak juga Pulau Derawan. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Kelar urusan pemotretan dengan drone, para risers lansung diajak untuk snorkeling, yang lokasinya tak jauh dari tempat speedboat yang kami tumpangi ditambatkan. Pulau Derawan memiliki luas 44,6 hektar dan terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Maratua, Biduk-Biduk, dan Berau. Di pulau ini terkenal dengan ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yakni terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau. Tapi, jangan sembarangan berbuat di Pulau Derawan ini, karena ada hewan laut yang dilindungi, antara lain Penyu Hijau dan Penyu Sisik.

Di dermaga yang sudah ditetapkan sebagai spot snorkeling, para risers kemudian mempersiapkan diri dengan pirantinya, mulai dari rompi pelampung berwarna oranye, masker lengkap dengan alat bernafas, juga sepatu katak. Ketika snorkeling, beraneka jenis ikan saling berkejaran dan berliukan di depan mata. Ikan yang bergaris-garis hitam pada bagian tubuhnya termasuk yang paling banyak jumlahnya. Mereka juga jinak dan tidak takut dengan kehadiran manusia.

Suasana perjalanan yang hampir sama dirasakan risers ketika menumpang speedboat dari Pulau Derawan menuju Pulau Kakaban. Speedboat yang memang sudah tersedia langsung dipenuhi risers yang bersukacita karena hendak menuju ke salah satu pulau lagi yang ada di gugus kepulauan dan masih termasuk wilayah Kabupaten Berau ini.

[caption caption="(Inilah Derawan Dive Resort. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Pulau Derawan di Kabupaten Berau. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Tambatan perahu di Pulau Derawan. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Salah satu obyek wisata yang paling top banget di Kaltim adalah Pulau Kakaban, yang letaknya ada di tengah-tengah gugus kepulauan atau terpisah dengan ‘induk’ Pulau Kalimantan. Pulau Kakaban dikelilingi oleh pulau-pulau lainnya, seperti Derawan, Samama, Sangalaki, Maratua dan Sambit.

Pulau Kakaban punya danau yang namanya, Danau Kakaban. Saya bersyukur bisa berkunjung ke Pulau dan Danau Kakaban, setelah sebelumnya mengeksplorasi dan menginap di Pulau Derawan yang menawan. Waktu tempuh menggunakan speedboat dari Derawan menuju Kakaban sekitar 1 – 1,5 jam. Perjalanan yang luar biasa, karena gulungan ombak yang terus menerus menghantam speedboat, sehingga mengakibatkan berulang-ulang kali perahu “melompat-lompat” di lautan. Praktis, penumpang didalamnya juga ikut “ajrut-ajrutan”.

Setiba di Pulau Kakaban, speedboat segera merapat di dermaga lepas pantai yang tersambung dengan jembatan kayu yang memanjang ke arah daratan. Berbeda dengan Pulau Derawan, dermaga yang ada di Pulau Kakaban tak terlihat sama sekali pemondokan atau resort. Hanya dermaga dan jembatan kayu yang agak sempit---seukuran empat orang berdiri---dan mengarah ke gerbang selamat datang, sekaligus loket untuk membeli tiket masuk. Maklum, Pulau Kakaban ini merupakan obyek wisata.

[caption caption="(Snorkeling di Pulau Derawan. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Memberi makan ikan-ikan dan mengajak welfie. || Foto: Gapey Sandy)"]
[/caption]

Jembatan kayu yang memanjang dari dermaga ke pantai, ternyata masih menyambung lagi dengan lintasan jalan yang dibuat secara apik dari susunan kayu ke tengah pulau. Lintasan kayu yang menanjak ini membawa para risers melintasi lebatnya pepohonan di Pulau Kakaban. Sejumlah pepohonan diberi nama oleh pengelola. Mulai dari Pohon Bakung, Ubal, Ligayan, Puut, Ipil, Bullung Bullung, Kandis-Kandis, Asin Asin, Tukad Langit, Gaggil dan masih banyak lagi.

Sebelum benar-benar mencapai Danau Kakaban, pengelola menyediakan tempat khusus untuk berganti pakaian, juga toilet. Fasilitas yang bermanfaat bagi pengunjung untuk berganti mengenakan baju renang. Eh, jangan berharap ada kios atau toko di sini, sama sekali tidak ada. Jadi lebih baik, bawa sedikit makanan dan minuman sendiri, lengkap dengan kantong plastik untuk tempat sampah. Memang, disediakan beberapa tempat sampah oleh pengelola, tapi akan lebih bijak kalau pengunjung mempersiapkan plastik sampahnya sendiri demi menjaga kebersihan Pulau Kakaban yang memiliki luas 774,2 hektar ini.

Sebelum benar-benar mencapai anjungan atau lokasi tempat para pengunjung mulai nyemplung, ada satu spot lintasan kayu yang melandai, cukup baik posisinya untuk mengambil gambar hijaunya perairan Danau Kakaban dengan latarbelakang bukit yang ditumbuhi pepohonan lebat. Oh ya, kalau dilihat dari foto udara, Danau Kakaban memang berada di tengah Pulau Kakaban. Kalau bisa digambarkan, bentuk danaunya mirip dengan satu buah lensa kacamata, dengan daratan pulaunya yang menjadi bingkai kacamata.

[caption caption="(Eksotisme Pulau Derawan. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Pulau Derawan salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Berau, Kaltim. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Usai pemotretan di Pantai Pulau Derawan menggunakan drone. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Ketika sudah sampai di anjungan kayu, dengan mudah para pengunjung dapat melihat banyak sekali ubur-ubur dengan berbagai ukuran. Ada yang kecil, sedang dan besar. Warna badannya agak bening kecoklatan. Gerakan berenangnya lamban tapi sesekali bisa bergerak cepat, ditandai dengan tentakel-tentakel kakinya yang seolah mengayuh dalam air.

Di dekat anjungan banyak ditumbuhi lebatnya pohon mangrove. Sementara warna air danau agak kehijauan, meskipun ada juga spot yang malah kebiruan. Danau Kakaban dengan luas sekitar 5 kilometer persegi ini berasal dari atol yang terangkat dalam proses jutaan tahun. Sehingga terlihat seperti lensa kacamata atau cincin alam, bahkan ada yang menyebutnya laksana kolam kecil yang dikeliling lautan luas. Atol itu sendiri berarti pulau karang yang biasanya berbentuk cincin dan di bagian tengahnya terdapat danau/cekungan/laguna yang sudah terisi air laut dan kemudian terkombinasi dengan air hujan.

Air di danau ini terbentuk oleh campuran air hujan dan rembesan air laut dari pori-pori tanah, sehingga membuat suatu habitat endemik yang berbeda pada kebanyakan kawasan danau lain di dunia. Rasanya? Heheheee … ketika saya snorkeling dan mencecap rasa airnya ternyata cukup asin juga.

[caption caption="(Speedboat merapat di Pulau Kakaban. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Menuju Pulau Kakaban melintasi jembatan kayu. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Di Pulau Kakaban, Berau, Kaltim. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Ada tiga papan informasi yang dipasang pengelola. Salah satunya memuat tentang empat jenis ubur-ubur yang ada di Danau Kakaban. Yaitu, ubur-ubur aurelia aurita yang bentuknya seperti piring transparan, tripedalia cystophora bentuknya paling kecil bila dibandingkan dengan tiga jenis ubur-ubur lainnya, dan mestigeas papua yang paling banyak terlihat di danau air asin, dan casiopeia ornata banyak terlihat di dasar danau dengan posisi terbalik.

Selama melakukan kunjungan wisata di Pulau Kakaban dan Danau Kakaban, pengunjung diharapkan untuk melakukan “2U” dan “3J”, yaitu:

·         Usahakan berenang lebih dahulu di Danau Kakaban baru kemudian di pantai dan lautan. Karena, plankton, larva hewan laut dan lain-lainnya, dapat terbawa ke danau. Kalau hal ini terjadi, maka hewan-hewan laut tadi dapat menjadi pesaing hidup bagi keberlangsungan hidup ubur-ubur di danau.

·         Usahakan membawa kembali sampah ke tempat pembuangan sampah di daerah asal, atau di tempat-tempat sampah yang sudah disediakan.

·         Jangan menangkap atau membawa ubur-ubur ke luar habitatnya, karena habitat asli ubur-ubur adalah di Danau Kakaban. Memindahkan mereka sama dengan mengusir ubur-ubur dari rumahnya sendiri.

·         Jangan memakai tabir surya sewaktu berenang di Danau Kakaban, karena bahan kimia yang ada di tabir surya akan mencemari perairan danau dan membahayakan kehidupan ubur-ubur.

·         Jangan membuang sampah di Pulau Kakaban karena akan mencemari keaslian dan keunikan Pulau Kakaban. 

[caption caption="(Lintasan dan anak tangga kayu menuju Danau Kakaban. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Naik tangga kayu dulu menuju Danau Kakaban. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Banyak pepohonan lebat yang diberi nama. Salah satunya Pohon Kandis-Kandis ini. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Jadi, kalau pergi Kalimantan Timur, jangan lupa kunjungi pulau-pulau eksotis yang ada di gugusan kepulauan yang masuk wilayah Kabupaten Berau ini. Tapi ingat, perhatikan instruksi dan saran yang disampaikan pengelola kepada pengunjung. Termasuk, ketika kita berenang di Danau Kakaban, jangan mempergunakan sepatu katak karena dapat menyakiti dan membunuh ubur-ubur apabila terkena sepakan fin tersebut.

Eh ya, kepo enggak untuk mengetahui kemana saja risers lain berekreasi menikmati pesona Indonesia? Ini dia catatannya. Obyek wisata dan ragam budaya yang terekspose dari ekspedisi Gelombang Pertama (Jawa – Bali – Lombok) adalah:

·         Etape 1: Istana Presiden Cipanas, Suku Dayak Losarang, dan pembuatan telur asin di Brebes.

·         Etape 2: Benteng Pendem Cilacap (Kustbatterij op de Landtong te Cilacap) peninggalan Belanda, Teluk Penyu Cilacap, De Mata Trick Eye Yogyakarta, dan Museum Gunung Merapi.

·         Etape 3: Desa Wisata Wirun, Danau Sarangan, Bendungan Karagkates.

·         Etape 4: Bromo, Wisata Organik Cuve Tubing, Desa Kesenian Sangkaragung.

·         Etape 5: Kesenian Jegog Jembrana, Kebun Anggur, Paddy Bike di Terasering Ubud, Rumah Adat Dusun Sade.

[caption caption="(Sampai juga di Danau Kakaban. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Anjungan di Danau Kakaban. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Bahkan dari atas anjungan, ubur-uburnya sudah terlihat jelas. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Sedangkan risers Gelombang Kedua (Sulawesi) mengunjungi:

·         Etape 1: Danau Linow (Tomohon), Cagar Alam Waruga (Minahasa), Desa Wisata Bubohu – Bongo, Benteng Otonaha (Gorontalo).

·         Etape 2: Gunung Nona (Enrekang), Londa, Kete Kesu (Toraja).

·         Etape 3: Londa, Kete Kesu (Toraja), Taman Nasional Bantimurung, Pembuatan Kapal Phinisi, dan Pantai Tanjung Bira (Makassar)

Gelombang Ketiga (Kalimantan) etape 1 mengunjungi Rumah Dayak Miau Baru di Kutai Timur, Pulau Derawan dan Pulau Kakaban. Sedangkan etape 2, ketika naskah ini disusun tengah berlangsung, dan sudah masuk laporan bahwa risers menjajal obyek wisata unggulan ‘Bamboo Rafting’ Sungai Amandit di Desa Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Selain itu, berkunjung ke Intan Martadipura. Wah, seru pastinya!

[caption caption="(Jangan angkat ubur-uburnya terlalu tinggi dari permukaan air. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Ubur-ubur jinak tanpa sengat. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="(Di mobil, di kamar, di laut, di danau Tim Risers 5 tetap kompak. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

Adapun etape 3 (26 – 29 Januari 2016), nantinya dijadwalkan menyaksikan Tugu Khatulistiwa, Keraton Pontianak, dan China Town. Juga berkunjung ke “Radakng Sahamp” atau Rumah Bentang Panjang Saham yang ada di Desa Saham, Kecamatan Sengah Semila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Saking panjangnya, rumah ini konon mencapai 180 meter!

(Bersambung Resume #3)

 

Lihat VIDEO Tim Risers 5:

Pulau Derawan #1, Pulau Derawan #2, Pulau Derawan #3

Pulau Kakaban #1, Pulau Kakaban #2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun