Dari Balikpapan, risers langsung diantar berkendara menuju Samarinda. Perjalanan selama tiga jam ini rupanya benar-benar ‘mengocok’ perut. Lho, kenapa?
Bukan saja pemandangan alam yang menghijau dengan medan jalan berkelok-kelok, tapi juga sesekali tikungan tajamnya menggenjot adrenalin. Apalagi, ketika iring-iringan kendaraan risers melintasi Taman Hutan Raya (THR) Bukit Soeharto yang memiliki luas 61.850 hektar. Ketika melintas di sini, selain jalan rayanya yang panjang berkelok-kelok, mendaki dan juga menurun, catatan penting lain adalah, jalan beraspal yang halus wajib membuat pengemudi harus semakin waspada karena banyak terdapat tikungan tajam.
Terbayang luasnya THR Bukit Soeharto ini, karena areanya bahkan meliputi dua kabupaten, yakni Kutai Kartanegara dan sebagian kecil di Penajam Passer Utara, Kaltim. Aneka pohon ditanam di sini, mulai dari Akasia, Sengon, Mahoni, Meranti, Mahang, Ulin, Kayu Arang, Kempas, Palaman, Resak, Karet, Rotan dan masih banyak lagi.
Pada perjalanan pra etape ini juga, riser juga mulai menyasikan betapa Kalimantan memang menjadi ‘surga’ kebun kelapa sawit, selain banyak juga warga yang menanam pohon Buah Naga. Pohonnya yang seperti kaktus, berjajar rapi di pinggir-pinggir jalan, dan sekitar rumah warga.
Selain banyak sekali kebun Buah Naga, konvoi DRE gelombang III etape pertama juga sempat melintasi sebuah Masjid Muhammad Cheng Ho yang konon dibangun oleh komunitas muslim keturunan Tionghoa.
Ketika memasuki Samarinda, kami melintasi jembatan yang membentang di atas Sungai Mahakam. Dari atas jembatan kami menyaksikan dengan kepala sendiri betapa luas sungai yang menjadi salah satu moda transportasi masyarakat Kalimantan ini. Ada juga sejumlah perahu tug boat yang tengah bersandar. Sementara di kejauhan, kami melihat kompleks Islamic Center Kaltim yang sangat megah. Menembus lalu-lintas di Samarinda yang siang itu cukup padat, akhirnya risers sampai juga di lokasi yang dituju, dealer dan bengkel Nissan Motor Indonesia yang juga mengusung brand Datsun di Sempaja, Samarinda, ibukota Kaltim empunya maskot Pesut Mahakam.
Usai makan siang, sholat Dzuhur dan briefing singkat bersama Aris F Harvenda dari kompas.com Otomotif, konvoi kendaraan para riser secara resmi diberangkatkan oleh Indriani Hadiwidjaja selaku Head of Datsun Indonesia. Dari Samarinda ini para riser menuju Q Hotel di Sangatta. Bila ditilik via Google Maps, jaraknya mencapai 160 kilometer, dengan waktu tempuh 3 jam 32 menit. Kiranya taksiran waktu tempuh ini menjadi benar. Karena, berangkat beriringan dari Samarinda jam 15.30 wita, risers mencapai Sangatta sekitar jam 19.20 wita.
Perjalanan menuju Sangatta menempuh jarak yang panjang, dengan medan jalan penuh liku dan banyak dijumpai jalan-jalan dalam kondisi rusak, serta ada pula yang tengah diperbaiki. Perjalanan ini cukup menantang dengan alam hijau hutan yang cukup lebat di kiri-kanan jalan, serta tebing-tebing curam yang menganga. “Hitung-hitung, perjalanannya memakan waktu sekitar empat jam. Sungguh, medan jalan yang ditempuh dari Samarinda menuju Sangatta sangat menantang dan seru. Apalagi pada waktu malam, risers seolah ‘menerangi’ hutan Kalimantan yang gelap gulita dengan lampu besar mobil, dan hanya sesekali saja bertemu kendaraan lain dari arah berlawanan,” tukas Satto Raji, anggota Tim Risers 5.
Menurut riser asal Surabaya, Arif Khunaifi, pengalaman pertama menjajal kehandalan Datsun GO+ Panca sangat mengesankan. Ketika menghadapi kondisi medan jalan yang berkelok-kelok dan cukup banyak ruas-ruas jalan rusak, mengendarai mobil ini sama saja dengan tetap merasakan kenyamanan berkendara. Terutama, tarikan mesinnya dan akselerasinya.