Pada flyer yang menjadi promosi event DRE memang disebutkan, bahwa para riser akan menjadi sang petualang yang membangkitkan inspirasi. Bagi saya, apa yang disampaikan pada flyer tersebut bukan sekadar pepesan kosong. Selama mengikuti DRE Kalimantan etape pertama, saya merasakan benar bagaimana mengukir jejak petualang yang sekaligus menginspirasi. Tidak hanya membangkitkan inspirasi untuk diri sendiri, tapi juga demi orang banyak.
PERTAMA, Riser Buktikan Datsun Affordable Car
Menurut Indriani Hadiwidjaja, ada EMPAT HAL yang hendak dicapai pada DRE yang disebut juga sebagai ‘Perjalanan Inspiratif’.
“DRE ini kami sebut sebagai ‘Perjalanan yang Inspiratif’ karena minimal ada empat hal yang ingin dicapai. PERTAMA, para risers dapat merasakan sendiri, bagaimana performa mobil Datsun GO+ Panca. Dengan begitu, dapat menginsipirasi mereka, bahwa sebuah kendaraan yang banyak orang anggap sebagai ‘mobil murah’, kenyataannya sanggup melakukan perjalanan seberat rute DRE. Kami sendiri lebih suka menyebut Datsun GO+ Panca sebagai affordable car, atau LCGC (Low Cost Green Car),” tutur Indri.
Ya memang, pada pelaksanaannya di lapangan, lima unit Datsun GO+ Panca yang dikendarai para risers adalah seutuhnya mobil baru yang sengaja dibeli khusus dengan kilometer yang masih menunjukkan angka nol. Lima kendaraan ini yang dipakai ‘habis-habisan’ oleh para risers dalam melahap seluruh rute dengan berbagai tipe kontur jalan pada setiap gelombang dan etape.
“Jadi memang, kita ingin kondisikan kendaraan yang dipergunakan para riser atau pengguna Datsun yang normally. Artinya, kendaraan yang dipakai pada DRE ini bukan seperti Datsun GO+ Panca yang sudah di-tune up untuk kebutuhan test drive. Karena bahkan pengemudinya pun, adalah para riser yang meskipun terpilih, tapi mereka tetap bukan pengemudi profesional,” bangga Indriani yang terpengaruh kedua kakak lelakinya sehingga menyelami benar dunia otomotif yang kesannya macho lagi gahar.
Sebagai affordable car pelaksanaan DRE memang membuktikan bahwa Datsun GO+ Panca adalah bukan sembarang LCGC. Ini adalah LCGC tangguh dan terbukti berhasil menempuh rute perjalanan dengan medan yang sekalipun sangat ekstrem. Saya membuktikannya sendiri ketika menjadi bagian dari Tim Risers 5 DRE Kalimantan yang ikut serta menembus lebatnya hutan belantara Borneo Island, utamanya ketika menyelesaikan rute Sangatta menuju Berau.
Oh ya, sebagai gambaran atas apa yang disampaikan Indriani Hadiwidjaja tentang ‘perjalanan seberat itu’ adalah sebagai berikut:
· Untuk DRE gelombang pertama (18 Mei – 15 Juni 2015), para risers melintasi rute Pulau Jawa – Bali – Lombok dan terbagi menjadi lima etape. Rute perjalanan per etapenya adalah: Jakarta – Cirebon, Cirebon – Semarang, Semarang – Surabaya, Surabaya – Denpasar, dan Denpasar – Mataram.