Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Blusukan dan Blasukan dengan Datsun GO+ Panca di Kalimantan #1

12 Januari 2016   04:37 Diperbarui: 19 Januari 2016   19:18 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Awas, ada dua Babon merah dari arah berlawanan. Harap para risers jangan terlalu ambil lajur sebelah kanan, karena Babon melintas cepat”.

“Risers hati-hati, jangan melakukan take over dulu, karena ada satu Ayam putih dari depan”.

“Untuk risers 4 dan risers 5 hati-hati dari kanan belakang, ada Cacing biru yang berusaha mendahului”.

* * * * *

Hah? Babon? Ayam? Cacing? Apa itu?

Ya, itulah istilah-istilah yang dipakai untuk berkomunikasi melalui radio panggil (rig) oleh para risers peserta Datsun Risers Expedition (DRE) gelombang III etape pertama. Menggunakan alat komunikasi yang dipasang pada unit kendaraan Datsun GO+ Panca masing-masing, setiap perjalanan yang ditempuh dengan rute Balikpapan menuju Samarinda kemudian ke Berau, menjadi semakin terkendali.

Babon menjadi istilah yang dipergunakan para risers untuk menyebut Mobil Truk. Sedangkan Ayam adalah sebutan untuk kendaraan penumpang biasa. Bagaimana dengan Cacing? Yup, itu adalah istilah yang digunakan untuk sepeda motor. Artinya, jika ada aba-aba, awas ada Cacing yang akan mendahului dari sisi kanan belakang, maka itu berarti ada sepeda motor yang akan menyalip kendaraan para risers.

(Awas ada Babon atau truk Putih dari depan. || Foto: Gapey Sandy)

(Ada dua cacing dari belakang, dan satu babon dari depan. || Foto: Gapey Sandy)

Risers terdiri dari lima tim, dan masing-masing tim beranggotakan tiga peserta. Totalnya ada 15 risers (12 peserta merupakan para Kompasianer yang lulus seleksi, dan 3 lagi dari Nissan Motor Indonesia). DRE gelombang III ini menjelajahi Kalimantan, dan dibagi dalam tiga etape.

Etape pertama menempuh rute Balikpapan – Samarinda – Sangatta - Berau - Derawan - Kakaban,  selama lima hari (11 – 15 Januari 2016). Sedangkan etape kedua dilaksanakan pada 19 – 21 Januari 2016 dengan rute Balikpapan – Banjarmasin. Adapun gelombang ketiga yakni Pontianak – Entikong – Pontianak pada 26 – 29 Januari 2016.

DRE gelombang I menjelajahi rute Jawa – Bali – Lombok. Sedangkan gelombang II dilaksanakan di Sulawesi. DRE merupakan ekspedisi jarak jauh pertama dan satu-satunya di Indonesia, yang digelar oleh produk Low Cost Green Car (LCGC). Selain menempuh perjalanan panjang, para risers juga menguji ketangguhan Datsun GO+ Panca, mengeksplorasi kekayaan wisata alam dan menikmati pesona ‘Pulau Seribu Sungai’, Kalimantan.

(Pelaksanaan Datsun Risers Expedition Kalimantan. || Foto: Satto Raji)

“Melalui DRE gelombang I dan II, kami sudah berhasil melewati 86 kota dengan menempuh jarak lebih dari 6.500 km dan memberikan donasi ribuan buku kepada anak-anak Indonesia, khususnya pada lokasi-lokasi yang menjadi target pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR). Nah, pada awal 2016 ini, kami kembali melanjutkan ekspedisi dengan mengajak risers terpilih untuk mengeksplorasi kekayaan wisata alam dan budaya Kalimantan melalui gelombang III yang akan mengunjungi belasan destinasi wisata yang tersebar di sejumlah kota yang dilalui,” tutur Indriani Hadiwidjaja selaku Head of Datsun Indonesia sesaat sebelum pelepasan start konvoi para risers di kantor dealer dan bengkel PT Nissan Motor Indonesia di Jalan KH Wahid Hasyim, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin siang, 11 Januari 2016.

Bagaimana kondisi pemasaran kendaraan Datsun di Kalimantan Timur? Rupanya, grafik penjualannya sangat memuaskan, dan terus meningkat. Hal ini seperti disampaian Willy Prima selaku Kepala Brand untuk Nissan dan Datsun di Samarinda. 

Ya, dealer Nissan Motor yang juga membawa brand Datsun di Jalan Wahid Hasyim ini merupakan satu-satunya yang ada di Samarinda. Tapi, kita juga punya spoke tersendiri untuk Datsun di Tenggarong, di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan di Berau. Untuk di wilayah Kaltim, pengguna Nissan dan Datsun sudah cukup banyak. Khusus untuk Datsun saja, penjualannya mencapai 35 unit per bulan, khusus untuk di Samarinda. Selama bulan Desember 2015, angka penjualan kami mencapai 37 unit per bulan. Adapun target yang kami pasang pada tahun 2016 ini adalah, penjualan Datsun akan meningkat mencapai 40 unit per bulan,” ujar Willy Prima kepada penulis sebelum pelepasan konvoi DRE gelombang III etape pertama di halaman kantornya.

* * * * *

(Spanduk-spanduk besar yang dijumpai tim risers di wilayah Kota Samarinda. || Foto: Gapey Sandy)

Saya sendiri beruntung menjadi salah seorang risers sekaligus 12 Kompasianer yang lulus seleksi oleh admin dan pihak Datsun Indonesia untuk mengikuti DRE di Kalimantan ini. Keberangkatan saya bersama Kompasianer dari Jakarta dan Bandung yakni Kang Arul, Syaifuddin Sayuti, Satto Raji, Fajar Muchtar, Shendy Adam dan Rahab Ganendra, dimulai dari terminal 2 Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 05.35 wib dengan menumpang pesawat milik maskapai Garuda Indonesia. Saking paginya jadwal pesawat, kami pun sudah kumpul di Bandara Soetta, bahkan sebelum Adzan Subuh berkumandang.

Penerbangan menuju Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kaltim menghabiskan waktu 1 jam 52 menit. Inilah bandar udara yang berdiri di atas lahan seluas 300 hektar, yang dibuka sejak 6 Agustus 1997, dan merupakan bandar udara keempat terbesar dari 13 bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Setiba di bandar udara, rupanya sudah bergabung pula sejumlah risers yang merupakan Kompasianer asal dari luar Jakarta. Selain itu, turut menyambut kami, Hilman Fajrian, Kompasianer yang memang tinggal di Balikpapan. “Rumah saya, cuma sekitar 10 menit dari bandara,” kata anggota direksi pada sebuah media cetak di Kaltim ini.

Sesaat setelah mendarat di bandara yang pada 2014 lalu masuk dalam peringkat 16 terbaik di dunia versi survei Airport Service Quality yang dilakukan oleh Airport Council International ini, kami sudah langsung memasuki kendaraan Datsun GO+ Panca sesuai kelompok risers masing-masing. Saya, bersama Satto Raji dan Arif Khunaifi, terpilih untuk mengendarai mobil Datsun GO+ Panca warna silver metallic yang sangat anggun.

Dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, iring-iringan kendaraan DRE gelombang III etape pertama langsung mengarah menuju ke Samarinda. Perjalanan yang sangat menyenangkan dengan cuaca cerah nan mendukung aktivitas DRE Kalimantan. Tiga jam perjalanan rasanya seperti tak terasa sama sekali. Bukan saja pemandangan alam yang menghijau dengan medan jalan yang berkelok-kelok, tapi juga sesekali tikungan tajamnya menggenjot adrenalin. Utamanya, ketika iring-iringan kendaraan melintasi Kawasan Bukit Soeharto yang rupanya teramat luas dan panjang, dengan jalan beraspal halus yang sangat penuh kelokan ‘maut’. “Rasanya perutku sampai dikocok-kocok, bikin mual juga,” cetus risers sekaligus Kompasianer Rahab Ganendra.

Yang menarik, selain kebun kelapa sawit, kami juga menyaksikan warga sekitar menanam pohon Buah Naga. Pohonnya yang seperti kaktus, berjajar rapi di pinggir-pinggir jalan, dan sekitar rumah warga. “Dulunya, kami menanam Merica. Tapi kini, tanaman Merica bergeser ke agak ke pebukitan. Kini banyak warga menanam pohon Buah Naga,” ujar Bambang, warga Balikpapan yang bertugas menjadi driver sementara untuk DRE Tim Risers 5 ini.

Selain kebun Buah Naga, konvoi DRE gelombang III etape pertama juga sempat melintasi sebuah Masjid Muhammad Cheng Ho yang konon dibangun oleh komunitas muslim keturunan Tionghoa. Waaahhhh … sebuah pemandangan yang unik dan bermanfaat.

Ketika memasuki Samarinda, kami melintasi jembatan yang membentang di atas Sungai Mahakam. Dari atas jembatan kami menyaksikan dengan kepala sendiri betapa luas sungai yang menjadi salah satu moda transportasi masyarakat Kalimantan ini. Ada juga sejumlah perahu tongkang pengangkut batubara yang tengah bersandar. Sementara di kejauhan, kami melihat kompleks Islamic Center Kaltim yang sangat megah. “Jangan salah, arus lalu-lintas di Samarinda kadangkala tidak bersahabat, alias macet juga seperti di Jakarta,” tukas Bambang menjelaskan banyak hal yang baru kami ketahui tentang Kaltim.

Lalu-lintas di Samarinda siang itu memang cukup padat. Meskipun akhirnya, kami sampai juga di lokas yang dituju yakni dealer dan bengkel Nissan Motor Indonesia yang juga membawa brand Datsun di Samarinda, ibukota Kaltim yang punya maskot Pesut Mahakam. Makan siang dilaksanakan di kantor ini, berbarengan dengan pelaksanaan Press Gathering yang mengundang banyak jurnalis media lokal dan nasional untuk meliput DRE gelombang III etape pertama.

(Salah satu medan jalan diantara rute Kutai Timur menuju Berau. || Foto: Gapey Sandy)

Usai acara di Samarinda ini, seluruh risers yang tergabung dalam iring-iringan kendaraan DRE bersiap menuju ke Sangatta. Perjalanan menempuh jarak yang cukup panjang, dengan medan jalan penuh liku dan cukup banyak dijumpai jalan-jalan dalam kondisi rusak, serta ada pula yang tengah diperbaiki. Perjalanan ini cukup menantang dengan alam hijau hutan yang lebat di kiri kanan jalan, serta tebing-tebing curam yang cukup menganga. Secara keseluruhan saya sempat melirik arloji menunjukkan jam 15.30 wita ketika iring-iringan DRE gelombang III ini berangkat dari Samarinda. Dan ketika tiba di Sangatta, kami seolah disambut dengan lantunan adzan Isya di masjid yang lokasinya dekat dengan hotel para risers menginap.

“Hitung-hitung perjalanannya memakan waktu sekitar empat jam. Sungguh, medan jalan yang ditempuh dari Samarinda menuju Sangatta sangat mengasyikkan dan seru. Apalagi pada waktu malam, kami seolah membelah hutan Kalimantan yang gelap gulita, dan sesekali bertemu kendaraan lain dari arah berlawanan,” tukas Satto Raji, risers yang juga Kompasianer asal Jakarta Barat ini.

* * * * *

Menurut salah seorang risers asal Surabaya, Arif Khunaifi, pengalaman pertama menjajal kehandalan Datsun GO+ Panca sangat mengesankan. Ketika menghadapi kondisi medan jalan yang berkelok-kelok dan cukup banyak ruas-ruas jalan yang rusak, mengendarai Datsun GO+ Panca sama saja dengan tetap merasakan kenyamanan berkendara. Terutama, tarikan mesinnya dan akselerasinya.

(Pelaksanaan Datsun Risers Expedition Kalimantan. || Foto: Gapey Sandy)

“Karena saya waktu itu ingin sekali menjajal atau test drive Datsun GO+ Panca di Surabaya, tapi tidak berhasil dilakukan, maka kesempatan mengendarai mobil LCGC ini pada gelombang III etape pertama Kalimantan ini, sangat menjadi pengalaman berharga. Dan ternyata, Datsun GO+ Panca tarikannya sangat enteng. Dibandingkan dengan kendaraan sejenis lainnya, akselerasi Datsun GO+ Panca benar-benar andal dan teruji. Apalagi, untuk bermanuver di jalan-jalan yang berliku dan berlubang seperti di beberapa ruas jalan dari Samarinda menuju ke Kutai Kartanegara dan Sangatta. Ini bukan omong kosong. Ini fakta lho, bahwa Datsun GO+ Panca memang gesit. Dan saya sudah membuktikannya sendiri,” ujar Kompasianer Arif Khunaifi, yang mengendarai Datsun GO+ Panca warna silver metallic untuk Tim Risers 5, yang beranggotakan Kompasianer Satto Raji dan Gapey Sandy.

Hal senada disampaikan Devi, risers wanita dari Nissan Motor Indonesia. Menurut si empunya rambut sebahu ini, turut menjajal secara langsung Datsun GO+ Panca untuk rute Kutai Kartanegara hingga Sangatta, menjadi pengalaman berharga tersendiri bagi dirinya.

“Jujur, saya itu baru pertama kali ini mengendarai mobil ke luar kota seperti ini. Saya sempat terkendala dengan lika-liku medan jalan yang berkelok tajam dan seringkali menanjak lalu menurun dengan kecepatan yang tidak rendah, dan tetap harus berada dalam iring-iringan rombongan. Tidak boleh saling mendahului. Saya bersyukur dan merasakan sendiri betapa tercipta kekompakan dan solidaritas yang tinggi antar para risers. Bantuan Tim Risers 5 misalnya, sangat membantu saya yang sempat ketinggalan dibandingkan dengan risers di depan kami. Tim Risers 5 langsung memberi arahan jalan sehingga saya menjadi lebih percaya diri dalam mengendarai Datsun GO+ Panca warna gold metallic milik Tim Risers 3,” ujar Devi, risers berkacamata ini.

Berbeda dengan pernyataan risers Rahab Ganendra. Ia yang biasa dijuluki “Boss Madyang” ini menyatakan, secara umum rangkaian perjalanan hari pertama DRE gelombang III etape pertama ini sudah sangat baik sekali. “Hanya saja, saya berharap panitia dapat membimbing risers untuk lebih memberi kesempatan risers mengambil foto pada spot-spot obyek lokasi yang ciamik. Misalnya, waktu kita melintasi Sungai Mahakam di Samarinda ini. Sebagai orang Jawa yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Samarinda, saya itu kepingin banget melihat dan foto-foto di sisi Sungai Mahakam,” tutur Rahab, Kompasianer yang lihai menulis puisi.

Ketika naskah ini ditulis para risers sudah menempati ruangan kamar hotel yang disediakan panitia. Sambil saling menyelesaikan tugas pembuatan foto, video, dan tulisan yang harus diserahkan sebelum jam 24.00 wita. Selain itu, para risers juga mempersiapkan diri untuk kegiatan hari kedua DRE gelombang III etape pertama di Kalimantan ini.

(Masyarakat Kalimantan dalam keseharian. || Foto: Gapey Sandy)

Diantara kegiatan yang akan dilakukan Selasa, 12 Januari 2016 ini adalah mengunjungi Rumah Dayak dan SDN 001 di Miau Baru di Kutai Timur demi melaksanakan program donasi buku kepada anak-anak Indonesia melalui program CSR Datsun Indonesia. Setelah itu, risers akan menuju salah satu hotel di Tanjung Redeb yang merupakan ibukota Kabupaten Berau, Kaltim.

Wish us luck. Semoga perjalanan ini benar-benar menjadi penuh arti dan memberi inspirasi.

Salam Risers!

 

o o o O o o o

 

BACA JUGA TULISAN LAINNYA:

Kompasianer Risers Peduli Pendidikan di Kalimantan

Risers Bercanda dengan Ikan di Pulau Derawan

Please, Jangan Lakukan Ini di Danau Kakaban

Risers Rasakan Denyut UMKM di Berau

Kenapa Pengguna Datsun Sebut Dirinya 'Riser'?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun