Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengikuti ‘Speed’ Kerja Jokowi di NTT #3

29 Desember 2015   10:27 Diperbarui: 29 Desember 2015   11:33 3296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengikuti kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan, pada 26 – 28 Desember 2015 di Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat saya semakin menyelami bagaimana tipikal kerja dan sosok Jokowi sebagai “RI-1”. Beberapa hal bisa saya turunkan dalam tulisan ini.

Pertama, Presiden Joko Widodo pekerja keras yang sangat menghargai bagaimana memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Dalam bahasa Staf Khusus Kepresidenan, Sukardi Rinakit, ritme kerja Presiden Joko Widodo sangat cepat yang pada akhirnya membuat para staf bawahannya juga merasa tertantang untuk terus bekerja dengan semangat. “Speed kerjanya tinggi. Ini juga yang membuat kami semakin bersemangat dalam bekerja,” kata Sunardi ketika dalam satu kesempatan makan malam sempat ngopi bareng bersama saya dan admin Kompasiana Iskandar Zulkarnaen (Mas Isjet). “Saya pecinta kopi. Dari wanginya saja, saya bisa tahu jenis-jenis kopi,” kata Sukardi sembari mencium-cium aroma kopi hitam di gelasnya. “Naaahhhh … yang ini, (Kopi) Arabica!” tukas pria yang ramah ini.

(Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, pada Minggu, 27 Desember 2015, didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. || Foto: liputan6.com)

Speed kerja Presiden Jokowi yang serba quickly seperti disampaikan Sukardi Rinakit, akhirnya alami sendiri di lapangan. Malah, kalau bisa saya ceritakan, ya seperti ulasan sekaligus himpunan reportase berikut.

Dimulai sejak hari pertama kunker, Minggu, 27 Desember 2015. Bertolak dari Solo, Jawa Tengah, rombongan kepresidenan mendarat di Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, pada 09.20 wita. Di sini, Presiden Joko Widodo meresmikan terminal penumpang pesawat dengan didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

Sekadar informasi, ketika di Labuan Bajo ini, Kompasiana tidak ikut melakukan reportase langsung dikarenakan Presiden Joko Widodo dan rombongan bertolak dari Solo, pada Minggu (27/12). Sementara saya dan Mas Isjet sudah berada di Kupang, NTT, sejak Sabtu (26/12) malam.

(Tiba di Bandar Udara El Tari, Kupang, NTT, Presiden Joko Widodo menerima kain tenun ikat khas NTT yang kemudian diselempangkan di bahu kanan. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

(Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo baru turun dari pesawat kepresidenan di Bandar Udara El Tari, Kupang, NTT, pada Minggu, 27 Desember 2015. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Terminal penumpang pesawat dibangun diatas lahan seluas 9.687 meter dan selesai pengerjaannya pada tahun anggaran 2015, dengan menghabiskan dana pembangunan Rp 191,7 miliar. “Pengembangan Bandar Udara Komodo ini sangat penting untuk percepatan pengembangan perekonomian di NTT, khususnya di Pulau Flores dan sekitarnya. Selain itu, bandara ini juga bisa menjadi pintu gerbang bagi para wisatawan yang datang unyuk menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut di Labuan Bajo, keindahan Danau Kelimutu, obyek wisata prasejarah di Gua Liang Bua, menyaksikan Taman Nasional Komodo, Pantai Merah Muda, dan masih banyak lagi,” tutur Presiden.

Kelar peresmian, Presiden dan Ibu Negara beserta rombongan terbang menuju Bandar Udara El Tari di Kupang. Ketika turun dari Pesawat Kepresidenan, berjalan di atas karpet merah panjang yang sengaja dihamparkan, tidak seperti biasanya, kemeja putih yang senantiasa dikenakan dan menjadi trademark Jokowi terihat sengaja dimasukkan ke celana panjang, rapi. Tidak seperti biasanya yang sengaja dibiarkan terbuka atau tidak dimasukkan.

(ATAS: Medan jalan yang ditempuh untuk mencapai lokasi proyek PLTS di Desa Oelpuah, Kupang Tengah. BAWAH: Pemandangan pada sisi kiri jalan. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Tiba sekitar pukul 15.30 wita, Presiden dan Ibu Negara menjalani prosesi penyambutan sederhana dari Muspida setempat, yang ketika mesin pesawat sudah dimatikan segera berbaris di sisi kiri bawah tangga pesawat. Dari lokasi yang tidak terlalu jauh, atau dekat ruang tunggu penumpang, saya yang turut menyambut kedatangan rombongan kepresidenan, jelas menyaksikan bagaimana Presiden Joko Widodo tengah diselempangkan sehelai kain tenun ikat, mahakarya unggulan etnik khas NTT.

Hari sudah beranjak sore. Tanpa menunggu berlama-lama, rombongan Presiden Joko Widodo bersiap dan bergegas menuju lokasi pembangunan proyek Independent Power Producer Pusat Listrik Tenaga Surya (IPP PLTS) di Desa Oelpuah, Kupang Tengah. Presiden dan Ibu Negara menaiki mobil sedan hitam dengan nomor polisi ‘INDONESIA 1’. Sejumlah menteri dan pejabat negara hadir dan ikut dalam kendaraan rombongan masing-masing. Saya melihat, ada Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti dan lainnya.

(ATAS: Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan paparan pada peresmian IPP PLTS di Desa Oelpuah, Kupang Tengah, pada Minggu, 27 Desember 2015. BAWAH: Presiden Joko Widodo bersiap menandatangani prasasti peresmian proyek IPP PLTS. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Perjalanan dari Bandar Udara El Tari menuju lokasi PLTS tidak sampai satu jam. Tapi, jangan bayangkan perjalanannya selalu melintasi jalan raya yang halus dan mulus. No, sama sekali tidak! Sedan hitam ‘INDONESIA 1’ bersama iring-iringan kendaraan rombongan harus melintasi bukit terjal yang menurun, mendaki dan curam dengan sisinya yang sesekali menghadap tebing curam.

Ketika beberapa kali menghadapi kondisi jalan yang berliku dan rusak, saya sampai geleng-geleng kepala dan berujar dalam hati: “Luar biasa blusukan ala Pak Jokowi ini”. Oh ya, bisa dikasih tahu, rombongan media peliput kunker kepresidenan terdiri dari sembilan orang, diantaranya Budi Hartadi (MNC TV), Sonya Helen (Kompas), Resti (CNN Indonesia). Luqman (Liputan6.com), Yosef Iskandar (TVRI) dan lainnya, termasuk dua blogger KOMPASIANA. Menggunakan kendaraan jenis mini bus Elf, tim media peliput ini mengikuti terus kemana saja rombongan kepresidenan berkegiatan. Bisa dibayangkan dong, naik mini bus sarat penumpang dengan kondisi jalan yang ajrut-ajrutan … duh, rasanya sesuatu banget deh, hahahahaaa.

(Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama sejumlah menteri termasuk Gubernur NTT Frans Lebu Raya serta rombongan, ketika meninjau proyek IPP PLTS 5 MWp di Desa Oelpuah, Kupang Tengah, NTT, pada Minggu, 27 Desember 2015. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Ketika meresmikan PLTS berkekuatan 5 MWp (megawatt peak) hasil karya anak bangsa dan menjadi PLTS terbesar se-Indonesia, Presiden Joko Widodo berujar, penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) baik tenaga surya maupun tenaga hidro akan terus dikembangkan. Kombinasi seperti ini ramah lingkungan. “Provinsi NTT saat ini masih kekurangan listrik. Kebutuhan kapasitas listrik untuk NTT ini adalah sebesar 50 MW. Meski PLTS ini hanya memiliki kapasitas kekuatan sebesar 5 MW tapi, nanti pada tiga bulan mendatang akan segera merapat kapal listrik apung ke sini, dengan membawa daya listrik berkapasitas 60 MW. Artinya, kalau semua sudah berjalan, maka kebutuhan listrik di NTT akan tercukupi,” urai Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, dan Dirut PT LEN Industri Abraham Mose.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan kemudian meninjau langsung area PLTS. Saya sempat menyaksikan Mendagri Tjahjo Kumolo yang serius memotret sekitar lokasi PLTS. Bisa saya ‘bocorkan’ sedikit, di sini, setiap pandangan mata kita arahkan maka pada kanan kiri area proyek PLTS, selalu didominasi dengan barisan solar cell dalam jumlah banyak dan berukuran besar yang langsung menghadap ke matahari. Solar cell yang berbentuk seperti kaca-kaca persegi panjang dan berwana abu-abu kehitaman ini adalah pembangkit listrik yang mampu mengonversi sinar matahari menjadi arus listrik. Di sela peninjauan proyek PLTS yang rencananya akan rampung pada Juni 2016 ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan penjelasan singkat kepada para wartawan dan media peliput ... eh, TERMASUK KOMPASIANA lho yaaaaa.

(Presiden RI Joko Widodo ketika memberikan keterangan pers di sela peninjauan lokasi proyek IPP PLTS 5 MWp di Kupang Tengah, pada Minggu, 27 Desember 2015. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Usai meresmikan proyek PLTS, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo kembali masuk ke sedan hitam ‘INDONESIA 1’. Begitu juga dengan rombongan kepresidenan lainnya. Aaahhh … jangankan sejumlah menteri yang harus bergegas masuk kendaraan, bahkan kami, wartawan dan media peliput, kembali harus berlarian untuk segera masuk ke mobil Elf, yang sengaja dicarter milik salah satu hotel di Kupang.

Nah, bisa jadi gambaran ‘kan, kalau nanti ada Kompasianer lain yang memperoleh kesempatan mengikuti agenda kunker Presiden Joko Widodo berikutnya, ya harus siap fisik dan nonfisik! Siap peralatan, siap mencatat, siap memotret, siap pertanyaan, siap pengetahuan, siap reportase atau meliput, siap menulis, siap mengunggah tulisan, siap berlari-larian tunggang-langgang, siap mengikuti semua tahapan protokoler resmi, pokoknya harus siap semuanya ‘lho yaaaa.

(ATAS: Mendagri Tjahjo Kumolo dengan kamera sakunya. BAWAH: Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Mendagri Tjahjo Kumolo turut dalam peninjauan lokasi proyek IPP PLTS 5 MWp di Kupang Tengah. Turut serta dalam rombongan, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Asal tahu saja, dua kali kaki saya sempat terkilir, karena yah maklumlah, tidak biasa bekerja peliputan dengan mengenakan jenis sepatu pantofel formal yang harus selalu kinclong semir hitamnya kayak cermin … hahahahaaaa. Untunglah masih bisa melanjutkan jalan cepat, berlarian kecil, sampai berlari kencang mengejar kendaraan mini bus rombongan yang rupanya sudah separuh jalan. Tuh, kebayangkan, pokoknya bergerak lambat sedikit, kita sudah bablas … ditinggal. Jangan berpikiran deh untuk selfie-selfie dulu … karena semua reportase selama kunker kepresidenan itu sama dengan gerak cepat! Meski kita ‘hanya’ blogger, tapi pengetahuan jurnalistik dan naluri reportase harus sudah dipahami. Begitu juga, dengan insting kewartawanan.

Kembali ke perjalanan rombongan kepresidenan. Belum beranjak dari pintu keluar lokasi proyek PLTS, rupanya Presiden Joko Widodo berusaha membalas sambutan antusias para warga yang sudah berjejalan di sekitar mobil sedang hitam ‘INDONESIA 1’. Dengan sigap, sejumlah staf Pasukan Pengamanan Presiden Republik Indonesia (Paspampres) yang mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna dasar merah hati, membagi-bagikan banyak buku tulis kepada warga. Tua muda, besar kecil, laki perempuan, semua warga makin berjejalan dan riuh rendah berusaha memperoleh buku tulis tersebut. Dengan sabar dan tetap kondisi siap siaga, sejumlah staf Paspampres nampak membagi-bagikan buku tulis secara acak kepada warga.

(ATAS: Sedan hitam ‘INDONESIA 1’ yang ditumpangi Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo. BAWAH: Suasana ketika ‘INDONESIA 1’ berhenti dan sejumlah staf Paspamres berseragam batik lengan panjang membagikan buku tulis dan kaos. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Eh, jangan pikir cuma sekali saja, mobil sedan ‘INDONESIA 1’ berhenti dan staf Paspampres kemudian membagi-bagikan buku tulis dan kaos kepada warga. Saya mencatat, ketika perjalanan pulang dari proyek PLTS di Desa Oelpuah, Kupang Tengah menuju Hotel Sotis di Jalan Timor Raya KM 3, Pasir Panjang, Kota Lama, Kupang, NTT, setidaknya enam kali Presiden Joko Widodo memerintahkan supir sedan ‘INDONESIA 1’ berhenti dan melakukan hal itu. Demi melihat wajah ceria warga yang baru saja memperoleh buku tulis maupun kaos dari Presiden Joko Widodo, saya sempat mendesir dalam hati: “Jokowi memang selalu ingin menyapa rakyatnya, dan yang lebih penting lagi, ingin dekat dengan rakyatnya,” pikir saya dalam hati. (bersambung #4)

 

o o o O o o o

 

Baca tulisan sebelumnya:

* Mengikuti Kunjungan Kerja Presiden Jokowi ke Kupang #1

* Lantunan Qasidah pada Natal Bersama Nasional 2015 di Kupang #2

 

(Foto #1: Pesawat kepresidenan mendarat di Bandar Udara El Tari, Kupang, NTT pada Minggu, 27 Desember 2015, dan nampak Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo ketika baru turun dari pesawat. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun