Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jujur, Tangsel Belum Siap Hadapi MEA

19 Desember 2015   19:07 Diperbarui: 20 Desember 2015   06:19 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tinggal menghitung hari. Siap atau enggak siap, suka apa enggak suka, empat hal penting ketika MEA mulai berlaku pasti akan terjadi. “Pertama, ASEAN akan menjadi kawasan pasar dan produk tunggal. Kedua, pembangunan ekonomi bersama. Ketiga, pemerataan ekonomi yang terfokus pada sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Dan keempat, integrasi perekonomian global atau penguatan daya saing,” ujar Apriadi, Marketing Manager PT Inapen ketika berbicara pada seminar bertajuk Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN, pada Kamis, 17 Desember kemarin di auditorium IFA Dahsyat, Jalan Raya Viktor, Serpong - Tangerang Selatan (Tangsel).

Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi, jelas Apriadi, membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lain di kawasan Asia Tenggara.

“Sedangkan dengan pembangunan ekonomi bersama, dapat tercipta iklim persaingan yang adil, perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen, mencegah pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman dan terintegrasi, menghilangkan sistem double taxation, meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online,” tutur Apriadi.

(Apriadi, Marketing Manager PT Inapen ketika berbicara pada seminar ‘Tantangan dan Peluang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). || Foto: Gapey Sandy)

Adapun terkait MEA yang akan menciptakan pemerataan ekonomi dengan fokus pada sektor UKM, Apriadi menegaskan, untuk jangan menunda kemampuan daya saing dan dinamisme UKM. “Tingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan SDM terutama kemampuan, keuangan dan teknologi,” imbuh Apriadi.

PT Inapen, yang berkantor di wilayah Tangsel, memiliki visi untuk menjadi provider virtual company terkemuka dalam pelatihan bisnis manajemen dan kewirausahaan, memenuhi kebutuhan aplikasi bisnis dan software yang mudah, dapat diandalkan dengan harga terjangkau serta menjadi event organiser (EO) pameran pendidikan dan pameran bursa kerja tingkat dunia. Produk yang ditawarkan berupa Indonesia Business Simulation, software dan aplikasi bisnis, juga jasa EO.

Tangsel Belum Siap MEA

Pembicara lain, Siswanto ST MM selaku Kepala Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Tangsel mengatakan, sebenarnya sejak 2006 lalu, Pemerintah sudah siap menghadapi “MEA”. Hanya saja, waktu itu istilah yang dipergunakan adalah era globalisasi.

(Siswanto ST MM, Kasie K3 Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Tangsel. || Foto: Gapey Sandy)

“Globalisasi menciptakan berbagai komunitas pemangku kepentingan yang mengarah pada aktivitas komunikasi, kolaborasi, dan kompetensi. Pada 2010 misalnya, sudah ada C-AFTA yang mengaitkan China dengan ASEAN. Lalu, pada 2011 ada I-AFTA yang memadukan India dengan ASEAN. Kemudian pada 2015 ada AEC yang mewujudkan ASEAN Economic Community. Sedangkan kelak pada 2020, berlaku WTO yang memadukan lebih dari 130 negara di dunia,” ujar Siswanto.

Terkait pelaksanaan MEA, lanjut Siswanto, tenaga-tenaga kerja dari negara ASEAN di luar Indonesia, mereka sudah mengantongi sertifikasi. Sertifikasi ini bukan berarti bahwa setiap tenaga kerja harus mampu melakukan seluruh jenis pekerjaan. Melainkan, tenaga kerja bersertifikasi tersebut memiliki kompetensi pekerjaan tertentu, atau kompetensi yang keseluruhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun