Apalagi harapan Anda kepada Pemkot Tangsel dan para anggota dewan?
Kepada dinas-dinas maupun instansi yang berada di jajaran Pemkot Tangsel, saya juga menghimbau untuk membeli dan memakai Batik Tangsel karya para pengrajin batik yang berada di lingkungannya sendiri. Jangan sampai yang terjadi justru sangat mengenaskan, mereka malah membeli batik-batik yang ada di pusat-pusat perbelanjaan seperti ke Tanah Abang, Solo dan lainnya. Itu pun yang dibeli adalah batik-batik hasil cetak atau printing. Untuk itulah, saya berharap ada sinergi yang harmonis dan serius antara Pemkot, anggota dewan, dan pengrajin Batik Tangsel. Jangan sampai ada lagi ucapan anggota dewan yang setiap ada event selalu cuma bertanya: “Apa kabar Batik Tangsel?” Lalu, kalau ada event lain terkait pembinaan Usaha Kecil Menengah, mereka hanya datang kepada saya, untuk minta cap dan tandatangan pertanda ada kunjungan ke pengrajin batik, tanpa mereka mau membeli batik-batik menjadi obyek sekaligus subyek atas nama kunjungan kerjanya. Uuuuhhh.., rasanya kesal sekali hati ini menyaksikan kondisi seperti demikian.
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN tinggal sebentar lagi. Anda sudah siap?
Dengan adanya MEA ini saya justru tidak mau ‘jalan di tempat’. Saya lebih memilih untuk semakin ekspansi ke luar negeri. Baru-baru ini saya pameran batik ke Australia, saya dikirim oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan ternyata sambutannya sangat luar biasa. Nah, dari situ saya kembali berpikir, wah kalau pembinaan para pengrajin batik dan upaya mengembangkannya dilakukan secara sungguh-sungguh, pasti akan membawa efek positif yang lebih besar lagi. Selain itu, saya juga sudah lima kali ke China, melakukan pameran Batik Indonesia. Banyak teman-teman saya sesama pengrajin dan pengusaha yang mengingatkan, bahwa kalau berpameran ke China itu sama saja dengan ‘bunuh diri’, karena pasti produk kita akan ditiru atau dijiplak. Tapi saya tidak takut, justru dengan ke China, saya membuka pasar luar negeri. Soal penjiplakan batik, saya percaya, seandainya pun akan sama antara Batik Indonesia dengan tiruan asal China, maka orang akan tetap memilih Batik Indonesia. Percayalah, batik kita itu tidak dapat tergantikan.
o o o O o o o
Desain batik hasil karya Nelty sudah banyak dipakai dalam berbagai perhelatan. Sebut saja misalnya:
- Seragam Batik pada Hari Koperasi, 1 Januari 2007 di Kabupaten Tangerang.
- Seragam Batik Dharma Karya Provinsi Banten.
- Seragam Batik Baju Adat Daerah Provinsi Banten pada HUT Provinsi Banten pada Sidang Paripurna DPRD Provinsi Banten, 2010.
- Seragam Batik Etnik Banten untuk eksekutif dan komisaris PT Krakatau Steel dan semua anak perusahaannya.
- Seragam Batik untuk tamu VIP dan VIP pada pembukaan dan penutupan Hari Flora dan Fauna Indonesia 2009.
- Desan khusus Batik untuk Gubernur Banten kepada Gubernur Zhejiang pada kunjungan kerja ke Provinsi Banten, 2010.
- Seragam Batik untuk tamu undangan VIP dan VVIP pada pembukaan dan penutupan MTQ tingkat Provinsi Banten VII tahun 2010, 2011, dan 2012.
- Seragam Batik staf dan karyawan RSU Kabupaten Tangerang tahun 2009 dan 2011.
- Seragam Batik Kesatuan Perempuan Partai Golkar di Pusat dan Derah di seluruh Indonesia.
- Seragam Batik Guru Diniyah Taklimiyah seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.
- Seragam Batik Kader Posyandu Provinsi Banten.
- Seragam Batik Walikota dan Wakil Walikota Tangsel pada HUT ke-3 Tangsel, 2011.
- Seragam Batik Festival Situ Gintung dalam rangka HUT ke-4 Kota Tangsel, 2012
- Seragam Batik tamu kehormatan Hari Aksara Internasional ke-48 tingkat Provinsi Banten pada 2013, dan masih banyak lagi.
Senang rasanya bisa reportase langsung ke rumah produksi batik etnik milik Nelty. Satu lagi bukti, bahwa Kota Tangsel memiliki aset yang sangat berharga dari sisi industri fashion, tinggal bagaimana Pemkot mengelola 'kekayaan' ini dengan membantu, memberdayakan dan melestarikannya.