Apa saja kendala bisnis ini?
Banyak banget ... heheheee. Terutama karena persaingan dan tuntutan pasar yang cukup tinggi terhadap kualitas sebuah game. Hal inilah yang kurasa paling menyulitkan gemdev ketika mengembangkan sebuah game. Iklim yang belum terbangun untuk kolaborasi dan sharing antar gemdev Indonesia juga masih kurang. Kebanyakan gemdev memakai modal sendiri untuk usahanya, sehingga tidak bisa leluasa bergerak yah, kecuali mencari investor, tetapi perhitungan didepannya mengenai share profit juga perlu hati-hati jangan sampe kita rugi. Pinjaman bank atau pemerintah kayaknya belum ada untuk industri digital, tetapi lebih kepada produk nyata seperti UKM batik, sepatu, tas dan lainnya.
Bagaimana idealisme ditumbuhkan untuk memasukkan unsur Indonesia dalam game?
Idealisme tentunya bersifat personal, namun  karena di Gambreng Games dan Gundu Productions sebagian besar adalah para pendidik, maka kami berupaya menghindari unsur kekerasan dan pornografi. Kami juga memasukkan berbagai pesan sosial, seperti pada game yang sedang kami kembangkan yang berjudul Ascender, dimana salah satu tokoh utamanya adalah remaja putri bernama Ocean yang memiliki Guillain Barre Syndrome (GBS) yang tidak memiliki tangan dan kaki. Gundu Productions dibentuk pun sebagai bentuk panggilan kami untuk mengembangkan berbagai game edukasi yang masih sangat jarang di Indonesia.
Oh ya, secara pribadi sayalah yang memberi nama studio dengan menggunakan Bahasa Indonesia seperti ‘gambreng’ dan ‘gundu’ agar identitas kita sebagai Bangsa Indonesia selalu hadir di dunia.
Apa saja game yang memasukkan unsur keindonesiaan dan pendidikan, hasil produksi Riris dan kawan-kawan?
Beberapa game pendidikan dari salah satu start-up yang saya pimpin yaitu Gundu Productions. Ini berbeda dengan Gambreng Games yang juga saya pimpin, tetapi Gambreng Games lebih fokus untuk game komersil yang fun.
Pertama, board game PAPAN SUKA dikembangkan sebagai bagian dari buku yang sedang dalam proses publikasi. PAPAN SUKA adalah permainan membentuk kalimat dalam tiga tingkat, yaitu Pemula, Madya dan Mahir. PAPAN SUKA juga tersedia dalam bentuk digital yang bisa dimainkan di komputer.
Kedua, Kartu Susun Dewey dan Kartu Tepat Dewey adalah card game yang dikembangkan untuk membantu pustakawan mempelajari dan menguasai penomoran klasifikasi buku di Perpustakaan. Kartu ini free untuk diunduh.
Ketiga, Lalala adalah game mobile bagi anak Indonesia belajar lagu anak. Dikembangkan dengan tujuan melestarikan budaya bangsa lewat lagu anak. Baru saja Lalala terpilih sebagai aplikasi edukasi terbaik.