“Suami dari Ibu Punirah, baru saja sembuh dari sakit tahu biaya rumah sakit membengkak dan langsung menjual kendaraan angkot tua satu-satunya, guna membawa pulang sang istri yang masih koma. Alhamdulillah, melalui ibu RT setempat, kasus ini sampai ke saya. Maka, prioritas saya adalah menenangkan suaminya yang kalut, bahwa istrinya jangan dibawa pulang dengan kondisi koma. Dengan sekuat tenaga saya yakinkan, berapa pun uang yang dia punya, akan cukup untuk istrinya. Saya akan negosiasi dengan Direktur Keuangan RS ini, dan secepatnya sang istrinya, saya usahakan pindah ke RSUD agar dapat menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan yang sudah jadi haknya.
Cukup lama saya menyakinkan sang bapak yang akhirnya, matanya memerah, dan berkaca kaca. Terima kasih banyak Bu Yuli katanya lirih. Saya benar-benar terharu. Dalam hati, saya bertekad harus bisa menangani pasien ini. Semoga besok Senin (9 November 2015 –red)) pejabat-pejabat di BPJS, dan di RSUD, bisa ‘membuka mata’, enggak ‘merem’. Semoga Alloh memudahkan urusan ini, aamiin”
Semoga langkah Yuli Supriati tak pernah surut. Membela dan mengadvokasi masyarakat demi memperoleh Hak Layanan Kesehatan.
Insya Alloh ... aamiin.
- - - -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H