Usai melewati mushola yang kelihatannya lebih cocok dikatakan sebagai masjid karena ukuran luas dan bangunannya yang cenderung lebih besar---jika dibandingkan dengan mushola di rest area pertama---, pengunjung akan langsung menemukan deretan kios penjaja makanan-minuman, rokok dan sebagainya yang menjadi satu bangunan. Inilah kantin yang tersedia. Lengkap dengan meja kursi pada tempat makan yang terbuka. Penulis mencatat, Kentucky Fried Chicken juga bersiap hadir di kantin rest area kedua, KM 102 – Subang ini.
Sebelum benar-benar beranjak dan meninggalkan rest area KM 102 – Subang, pengendara akan melintasi terlebih dahulu Pom Bensin milik Pertamina yang tersedia. Di sekitar Pom Bensin, banyak umbul-umbul dipasang, diantaranya milik Telkomsel, dan Bank Mandiri. Kedua korporat ini tentu membuka layanan kepada para pelanggan dan nasabahnya di rest area ini.
Dalam perjalanan berikutnya, dua bus rombongan Kompasianer yang senantiasa dikawal kendaraan Polisi Patroli Jalan Raya, berhenti di tepat di KM 123. Rupanya, ini bukan tempat pemberhentian biasa. Karena, rombongan berhenti di pinggir pagar jalan tol, yang sebenarnya adalah merupakan sebuah jembatan.
“Ini adalah Jembatan Cipunegara, yang tentu saja melintasi Sungai Cipunegara. Panjang bentang jembatan ini mencapai 300 meter. Jembatan yang menggunakan konstruksi beton ini dibangun dalam 10 segmen, yang masing-masing segmen adalah sepanjang 30 meter. Di tol Cipali, Jembatan Cipunegara ini adalah merupakan yang terpanjang, dan masuk dalam kategori Under Bridge (UB) atau jembatan yang kita lintasi. Jumlah UB ini ada 29 jembatan," jelas Wisnu.
Ada juga Over Bridge (OB), yaitu jembatan yang melintang di atas jalan tol. Jumlahnya, 70 jembatan. “Jembatan OB ini kita bangun untuk menghubungkan akses-akses jalan yang terputus karena adanya jalan tol. Dalam proses perencanaan cukup banyak tahapan yang dilalui untuk menentukan crossing-crossing jembatan di jalan tol. Seperti misalnya OB ini, kami harus berbicara dengan berbagai level di masyarakat dan terakhir diputuskan oleh Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda). Kita melintasi lima kabupaten---Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon---, jadi ada lima Bappeda yang pada waktu perencanaan duduk bersama, untuk menentukan crossing-crossing mana yang harus difasilitasi dan mana yang tidak perlu,” urai Wisnu yang menyebutkan total ada 99 jembatan di sepanjang tol Cipali. “Artinya, kalau dirata-ratakan, maka ada satu jembatan pada setiap 1,2 kilometer”.
Jalan tol Cipali memiliki dua tipe pengerasan jalan, beton dan aspal. Khusus untuk pengerasan aspal, dapat dilintasi sejak KM 105 hingga KM 133. Aspal yang ada sangat halus dan membuat laju kendaraan semakin smooth dan melacu kencang namun tetap nyaman dikendarai. Ini pula yang harus diwasdapai pengendara! Dengan keadaan melaju kencang, dan kondisi jalan yang rata-rata lurus, maka pengendara harus senantiasa menjaga laju kecepatan kendaraannya, agar tidak melampaui batas maksimum 100 km per jam. Apalagi, pada bagian tengah jalan tol Cipali tidak memiliki pagar pembatas di tengah, kecuali hanya ada parit yang memisahkan. Artinya, kehati-hatian dan kewaspadaan amat sangat diharapkan ketika melintas di tol Cipali ini.