Di gerbang tol Cikopo, terdapat dua transaksi tol yakni joint operation antara PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dengan PT Jasa Marga. Di gerbang ini, terdapat pungutan pembayaran tarif tol dari ruas-ruas yang dioperasikan oleh PT Jasa Marga, yaitu Jakarta-Cikampek, dan Cipularang. Sedangkan dari arah sebaliknya, pungutan pembayaran tarif tol dikenakan untuk ruas Cikopo-Palimanan, dan memberikan kartu atau tiket untuk masuk ke ruas tol yang dioperasikan PT Jasa Marga.
Untuk nominalnya, di gerbang tol Cikopo ini sama dengan apabila pengendara keluar tol di Cikampek. Jadi, dari ruas Jakarta-Cikampek ke Cikopo ini tarifnya tidak ada alias nol. Artinya, jika pengendara masuk dari gerbang tol Cikampek, lalu keluar di sini atau masuk ke tol Cipali, maka untuk tarif tol PT Jasa Marga adalah nol, kemudian akan diberikan tiket yang untuk masuk ke tol Cipali.
Memberikan penjelasan di dekat gerbang tol Cikopo, Wisnu Dewanto selaku Corporate Affair LMS mengatakan, ada dua operasi yang berlangsung di gerbang pertama ini. “Pada sisi sebelah kanan jalan tol ada bangunan yang menjadi kantor yang menjadi pusat atau pengoperasian pungutan pembayaran tol Cipali. Sedangkan pada sisi kiri merupakan kantor untuk pemungut pembayaran tol untuk ruas-ruas yang dikelola oleh PT Jasa Marga. Untuk sementara, bangunan di sebelah kiri masih dilakukan finishing, sehingga kegiatan operasi dilakukan bersama-sama di kantor pengelola tol yang ada di sebelah kanan gerbang tol Cikopo ini,” ujarnya.
Pada saat melayani arus mudik, di gerbang tol Cikopo menuju Palimanan akan dibangun gardu tol tambahan, berupa gardu satelit. “Jaraknya sekitar 100 sampai 150 meter dari gerbang tol. Gardu satelit ini akan ditambah sebanyak 4 sampai 5 unit, untuk mengantisipasi arus mudik yang semakin ramai,” katanya.
Rombongan Kompasianer kemudian bergerak meninggalkan gerbang tol Cikopo. Jalan tol dengan pengerasan betoncukup membuat getaran kendaraan, meskipun minim sehingga pengendara tetap dapat melintas secara nyaman. Dua lajur jalan tol yang masing-masing ada di tiap ruas dari dan ke Cikopo-Palimanan, nampak dilewati berbagai jenis kendaraan, mulai dari kendaraan pribadi, bus berukuran sedang dan besar, serta truk. Sebenarnya ada satu lajur yang bisa dipergunakan yakni pada sisi paling luar di dua jalur berlawanan tersebut. Tapi nampaknya, pagi menjelang siang ini, dua lajur sudah cukup menampung lalu-lintas kendaraan. Beda halnya apabila terjadi kepadatan jumlah kendaraan, sudah tentu lajur ketiga pada masing-masing sisi paling luar akan difungsikan. Lajur ketiga ini nampaknya memang terlihat seperti lajur tambahan, karena sebagian konstruksinya adalah perpaduan antara separuh beton, dan separuh aspal.
Sejumlah jembatan penghubung nampak membentang melintasi atas jalan tol Cipali. Dua jembatan nampak di KM 79. Di kolong jembatan dan sisi kiri kanan jalan tol yang sisi lahan pertanahannya melandai, nampak rumput-rumput baru ditanam. Belum menghijau, juga belum tumbuh rata hingga memenuhi seluruh sisi yang landai.
Tol Cipali memiliki delapan rest area. Empat berada di lokasi menuju Palimanan, yaitu di KM 86 (tipe B), rest area Subang KM 102 (tipe A, dilengkapi Pom Bensin), KM 131 (tipe B), dan rest area Majalengka KM 166 (tipe A, dilengkapi Pom Bensin).
Empat lagi di lokasi menuju Cikopo, yang berada di KM 86 (tipe B), rest area Subang KM 102 (tipe A, dilengkapi Pom Bensin), KM 131 (tipe B), dan rest area Majalengka di KM 166 (tipe A, dilengkapi Pom Bensin). Biasanya, untuk rest area tipe A disebut juga TIP atau Tempat Istirahat dan Pelayanan. Sedangkan tipe B, adalah TI alias Tempat Istirahat saja.
Menurut Wisnu, di rest area yang tidak dilengkapi Pom Bensin, pihaknya tengah mengupayakan adanya mobile SPBU, dan penambahan fasilitas mobile toilet. “Semoga bisa direalisasikan karena traffic arus mudik benar-benar di luar batas normal, sehingga kami benar-benar berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pemudik,” jelasnya.