Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Jurus Ahok Atasi Macet Jakarta

29 Juni 2015   12:36 Diperbarui: 29 Juni 2015   12:36 16037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan finalis terbaik ketiga adalah Cyclist Urban System (CUS), yakni rencana untuk menciptakan “Pusat Pengendara Sepeda” yang terdedikasi, dimana pengendara sepeda dapat memarkir sepeda mereka, berganti pakaian, membeli minuman, memperbaiki sepeda mereka, mendapatkan pertolongan pertama dan informasi rute dan menyewa sepeda.

Dalam wawancara per telepon dengan penulis, salah seorang penggagas CUS yakni Khairunnisa Kautsar menyatakan, kalau tidak ada halangan, pada 2016 nanti, satu prototype shelter CUS sudah dapat diluncurkan, tentu setelah melalui feedback dan probation selama tiga bulan. “Proyek kita ini kan berupa fasilitas, yang diantaranya bekerjasama dengan beberapa spot bike sharing. Saat ini kita terus mencari lokasi potensial untuk shelter CUS, misalnya dengan saling berkomunikasi bersama komunitas Bike to Work (B2W) dan pihak bike sharing atau sistem sewa sepeda bersama. Lokasi idealnya, di dekat-dekat stasiun KRL, atau di dekat kawasan perkantoran, misalnya di kawasan Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman itu,” tutur Ucha, panggilan akrabnya.

Arlene Nathania (paling kiri), dan Khairunnisa Kautsar mengenakan jilbab merah jambu, berpose bersama Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Facebook CUS)

Kenapa lokasinya di dekat stasiun dan perkantoran? Ya, karena di shelter CUS---yang bentuknya bisa terbuat dari kontainer---, para pengguna sepeda yang berkeringat dapat menikmati berbagai fasilitas dan layanan. Mulai dari mandi, toilet, loker menaruh barang, charging baterai gawai, membeli makan-minum dengan vending machine, bengkel sepeda, P3K, hingga kongkow bareng pesepeda lainnya. Tentu ada juga tempat parkir sepeda. “Nantinya, pengelolaan usaha shelter CUS ini akan menjadi waralaba dan terbuka bagi peminat usaha. Sedangkan bagi pengguna CUS, biaya yang dikenakan untuk menikmati layanan di shelter CUS dapat dipastikan lebih murah dari beli BBM, dan lebih murah bila dibandingkan dengan cost naik motor. Pengguna CUS dapat menjadi member, dan berhak memiliki kartu anggota yang berfungsi juga sebagai e-money,” terang Ucha selaku CEO and Co-Founder CUS.

Alumnus Universitas Trisakti jurusan Arsitektur ini juga menegaskan, target utama dengan pembuatan proyek shelter CUS ini adalah, membuat warga Jakarta berganti moda transportasi. “Karena kita sudah terlalu bergantung dengan kendaraan bermotor, khususnya mobil. Begitu juga dengan motor, kondisinya pun saat ini sudah ruwet. Inilah yang menjadi tugas utama kami yakni mengubah lifestyle dan mindset warga Jakarta terhadap transportasi. Jadi, kita beralih ke non-motorize vehicle atau kendaraan tidak bermotor. Kalau lifestyle dan mindset warga Jakarta sudah bisa berubah, akibatnya secara langsung akan menjadikan emisi gas buangan kendaraan bermotor menjadi nol. Dampak positif lainnya, jelas-jelas akan mengurangi kemacetan lalu-lintas di Jakarta juga ‘toh,” terang Ucha.

Tambahan informasi, komunitas B2W Indonesia berdiri sejak 27 Agustus 2005. Kepada penulis, salah seorang anggota B2W, Widhie Nugroho mengatakan, jumlah anggota B2W dulu pernah mencapai 10 ribu orang. “Ini didukung oleh banyak chapter yang ada. Misalnya, chapter Robek untuk Rombongan Bekasi, atau Ranger yang merupakan Rombongan Tangerang,” ujarnya.

Ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo juga mengkampanyekan moda transportasi sepeda. (Foto: Antara/Wahyu Putro)

Bagaimana respon dari Gubernur DKI Jakarta sendiri? Ketika berkesempatan menyerahkan penghargaan kepada para finalis terbaik JUC, Ahok berjanji akan menelaah tiga ide inovatif ini. Bila dapat diterapkan dan terbukti efektif, Ahok siap untuk merealisasikannya demi membantu publik Jakarta.

Melalui ide bernas melalui proposalnya, ketiga finalis sebenarnya sama-sama memiliki benang merah pada hasil atau tujuan akhir ide inovatifnya. Yaitu, membuat warga tidak sering-sering mengendarai kendaraan pribadi untuk pergi beraktivitas. Lalu, cukup menggunakan moda transportasi yang sudah terintegrasi, termasuk bersepeda. Dari situ, dapat mengurangi kadar polusi udara akibat asap kendaraan bermotor, yang merupakan penyumbang terbesar pencemaran udara di Jakarta.

Mau tahu, sudah berapa parah polusi udara itu?

Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yang dimaksud indikator kualitas udara bersih adalah apabila partikel debu maksimal 60 mikrogram per meter kubik. “Sedangkan kondisi udara di Jakarta sejak 2012 lalu, sudah jauh melampaui ambang batas hingga mencapai 150 mikrogram per meter kubik,’ ungkap Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Syafrudin seperti dikutip greeners.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun