Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Jurus Ahok Atasi Macet Jakarta

29 Juni 2015   12:36 Diperbarui: 29 Juni 2015   12:36 16037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopaja yang berubah penampilan setelah bergabung dengan TransJakarta. (Foto: merdeka.com)

Tiga Ide Inovatif Terbaru untuk Urai Kemacetan

Selain sejumlah kebijakan yang telah dipaparkan di atas, kini Ahok memiliki tiga ide inovatif dari warga masyarakat yang urun-rembug memecahkan persoalan kemacetan di ibukota. Minimal, mengurangi parahnya stadium kemacetan tersebut.

Dari mana tiga ide tersebut bersumber?

Adalah Jakarta Urban Challenge (JUC) yang Mei kemarin usai membuat sayembara demi mencari solusi masalah mobilitas dan kemacetan Jakarta. Dari 226 proposal yang diterima panitia gelaran New City Summit 2015, maka panel juri memutuskan tiga finalis terbaik.

Panel juri JUC, terdiri dari Ke Fang, Spesialis Transportasi Perkotaan, World Bank Group; Sarwo Handayani, Kepala Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Kota Jakarta; John Rossant, Kepala New Cities Foundation; Soetanto Soehodho, Deputi Gubernur Bidang Industri Perdagangan dan Transportasi DKI; Neli Triana, Senior Editor/Wakil Kepala Bagian Metropolitan Harian Kompas; dan, Muhammad Yunus, Pemenang Nobel Perdamaian dan Pendiri Grameen Bank.

Finalis terbaik diraih oleh Squee Mobile App (SMA), sebuah aplikasi yang menyatukan pejalan kaki dan pengendara sepeda untuk berpergian bersama lewat rute yang lebih singkat, aman, dan bebas kendaraan bermotor melewati kampung-kampung di perkotaan Jakarta.

Bersama sejumlah rekannya, penggagas SMA, yakni Arlene Nathania mengungkapkan, aplikasinya menggabungkan pejalan kaki dan pesepeda bepergian bersama melewati rute yang lebih singkat atau sering disebut rute jalan tikus, dan bebas kendaraan bermotor. Tentu saja, rute ini melewati kampung-kampung perkotaan Jakarta. “Dengan begitu aksesibilitas, kebebasan bergerak, dan nilai sosial dalam mobilitas dapat tercipta,” yakin Arlene.

Materi tentang Cyclist Urban System (CUS) dipresentasikan oleh Khairunnisa Kautsar. (Foto: Facebook CUS)

Peraih runner up yaitu, Jalan Aman (Safe Passage), satu aplikasi mobile yang fokus pada keamanaan komuter wanita. Memungkinkan pengguna untuk saling berbagi lokasi, melaporkan kejadian pelecehan, dan mengakses informasi mengenai pilihan transportasi yang lebih aman kepada pengguna lain.

Menurut Paulista Surjadi mewakili rekan-rekannya dari ‘Jalan Aman’, proposal yang diajukan timnya berdasarkan pengalaman pribadi para anggota---yang melulu wanita---ketika bepergian di jalan-jalan Jakarta yang menantang dan kadang menakutkan. “Kami sangat senang ide kami dapat berkontribusi kepada perbaikan mobilitas dengan memberikan solusi yang tepat sasaran yaitu kelompok commuter yang paling terkena dampak,” tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun