Dilanjutkannya, kalau ingin pandai berimajinasi, bacalah Novel serial bela diri, Kho Ping Hoo. “Karena, Novel ini menerjemahkan nilai-nilai keluhuran, harkat, martabat dan sebagainya. Sangat menarik! Atau, kalau kita ingin menjadi penulis yang sense-nya lebih ke arah kriminalitas, maka bacalah Novel karya John Grisham, tontonlah film serial kriminalitas CSI (Crime Scene Investigation), demi untuk pengayaan kata-kata, pengayaan imajinatif, pengayaan konsep, dan pengayaan kerangka berpikir,” urai Banu.
Sebagai penulis, kata Banu, penting untuk melihat secara komprehensif, apa-apa saja yang akan kita tulis.
“Misalnya, saya ingin menulis tentang kondisi bisnis yang sedang memburuk. Maka kerangka berpikir saya adalah menggambarkan masih ada momentum kebangkitan bisnis. Tulisan saya akan saya mulai dengan bercerita mengenai situasi perekonomian global yang tidak menarik, yang belum juga terang. Saya gambarkan lagi situasi dan kondisi politik yang tidak stabil. Saya gambarkan nilai tukar rupiah yang terus terpuruk sehingga membuat situasi bisnis terkapar. Tapi, masih ada tiga momentum untuk kebangkitan bisnis otomotif, yaitu pertama, momentum lebaran sebagai jendela atau ruang terbuka bagi industri otomotif untuk memasarkan produk. Kenapa? Karena pada setiap lebaran, permintaan terhadap mobil baru meningkat sebagai salah satu simbol status. Kedua, setiap tahun ada ajang pameran otomotif internasional. Ketiga, momentum pergantian tahun baru yang biasanya membawa inovasi-inovasi terbaru,” jelasnya.
Dengan langkah-langkah awal menulis yang rapi, maka insya Alloh, tidak akan terjadi kita mengalami kondisi mbulet, atau hanya berputar-putar saja tak tentu arah.
“Itu gambaran mengenai langkah awal dalam menulis, kita perlu menentukan topik, kumpulkan semua bahan atau matei, dan siapkan kerangka tulisannya. Kalau topiknya saja sejak awal kita belum temukan, maka sudah pasti, kita akan mengalami situasi mbulet, alias muter-muter saja enggak keruan. Mirip seperti orang makan mie, enggak tahu mana yang mau ditarik ujungnya,” jelas Banu penuh inspirasi.
Kalaupun tulisan sudah selesai, jangan lupa untuk dibaca kembali.
“Baca kembali hasil karya tulis itu penting, antara lain supaya bahasanya bagus, gagasannya jelas alias tidak semrawut, dan demi untuk menghimpun follower. Selain itu, dengan dibaca kembali, maka kita akan dapat selamat dari misalnya, pihak-pihak lain yang mungkin akan melakukan kriminalisasi terhadap tulisan kita. Inilah pentingnya baca kembali karya tulis kita, sebelum di-publish,” imbuh Banu.
LANGKAH AWAL:
- Tentukan topiknya.
- Kumpulkan bahan atau materi yang akan dibuat.
- Siapkan kerangka besar dari ide tulisan.
- Kembangkan menjadi bentuk yang menarik untuk ditulis.
- Baca kembali hasil karya tulis.
Sumber: Presentasi Banu Astono