[caption id="attachment_409077" align="aligncenter" width="560" caption="Seseorang berdiri di puncak kaldera Gunung Tambora. (Foto: vulcan.li)"]
Pak Made Geria, dari artefak yang ditemukan, dan yang masih akan berusaha ditemukan, berapa perbandingan prosentase keduanya?
Benda-benda yang terkubur akibat letusan Gunung Tambora dan sudah berhasil ditemukan, bila dibandingkan dengan begitu luasnya Kerajaan Tambora, boleh dibilang masih sangat kecil sekali jumlahnya. Taruhlah, luas Kerajaan Tambora itu mencapai sekitar 500 hektar, dan penggalian yang kita lakukan baru sebagian kecil saja. Sebenarnya, (lokasi penggalian - red) ini ‘kan tanah negara. Maka sebaiknya, negara melakukan zoning terkait tanah ini. Sehingga nantinya, masyarakat tidak asal menggali dan mengangkat temuan-temuan yang terkubur dari dalam tanah. Ini penting, karena penggalian yang dilakukan dan akan dilakukan, dapat menemukan rumah peradaban Tambora. Sasarannya, bagaimana masyarakat saat ini dapat belajar dari kearifan lokal dan peradaban masyarakat Tambora masa lalu. Misalnya, belajar bagaimana beradaptasi antara manusia dengan alam. Apalagi, untuk saat ini, masyarakat sekitar sudah tidak lagi memanfaatkan pelabuhan untuk perdagangan demi memajukan kesejahteraan negeri, memanfaatkan wilayah agraris, dan sebagainya. Semuanya ini, sekarang justru sudah lost, hilang. Nah, kearifan-kearifan lokal seperti ini yang akan terus kita gali dan pelajari.
* * * * *
Ketika meletus, Gunung Tambora kehilangan separuh dari ketinggian dan volumenya. Kini, tingginya mencapai 2.730 mdpl. Kaldera yang terbentuk berdiameter 8 km. Sedangkan tinggi dasar kawah mencapai 1.300 mdpl.
Saksikan video di Youtube mengenai Gunung Tambora, berikut ini:
Perjalanan Dua Abad Tambora yang diunggah Harian Kompas.
Ekspedisi Cincin Api episode Tambora yang diunggah KompasTVNews.
Juga video berikut ini:
Tambora yang diunggah Riksession, 6 November 2012.
Kerajaan yang Hilang di Sisi Gunung Tambora di-upload oleh tim Rahasia Zaman stasiun televisi Trans7.
ooOoo
Baca juga:
Resensi Buku TAMBORA MENGGUNCANG DUNIA (Penerbit Buku Kompas, 2015)
'Kuldesak Tambora' di Bentara Budaya Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H