[caption id="attachment_408225" align="aligncenter" width="560" caption="Pemandangan di bawah jembatan, sisi kanan dari arah Cinere. (Foto: Gapey Sandy)"]
[caption id="attachment_408226" align="aligncenter" width="560" caption="Di bawah jembatan, sisi kanan dari arah Cinere. Tanah longsorkah, atau memang sengaja membuat saluran air, yang pasti Sungai Pesanggrahan rawan terkena dampaknya. (Foto: Gapey Sandy)"]
Pertanyaannya sekarang, apakah tanah merah yang dipenuhi rimbunnya daun-daun pepohonan di bantaran Sungai Pesanggrahan, persis di kolong jembatan penghubung Cinere – Pondok Cabe ini rawan longsor? Untuk menjawabnya, tentu butuh fakta dan data. Tapi, logika sederhananya begini. Sejalan pembangunan kawasan di tapal batas Cinere – Pondok Cabe ini, praktis membuat kondisi lahan menjadi semakin terbuka. Hal ini karena memang akan dimanfaatkan untuk membangun berbagai bangunan properti. Akibatnya, ketika hujan deras, air selalu menuju dataran rendah. Alirannya mencari jalannya sendiri, sehingga sampai ke arah Sungai Pesanggrahan, yang lokasinya dari lahan terbuka justru menjorok ke bawah. Bila aliran air dari atas lahan-lahan terbuka itu deras, bisa dibayangkan, halangan apa pun akan diterjang oleh air. Termasuk, tanah-tanah merah kawasan terbuka yang tanpa ‘pengikat’ akar pepohonan akan tergerus. Sedikit demi sedikit, hingga akhirnya menggerakkan tanah (terbuka) di atas bantaran sungai. Begitulah, alih-alih andaikata terjadi tanah longsor.
Semua pasti berharap, tanah longsor tidak akan pernah terjadi. Apalagi kalau sampai longsorannya menguruk secara lokal Sungai Pesanggrahan. Tapi, dari atas jembatan, penulis mendapati gambaran yang cukup mencengangkan. Seolah pernah terjadi tanah longsor pada sebagian wilayah yang berada di sisi atas bantaran sungai, sebelah kiri jembatan bila dari arah Pondok Cabe. Gambaran yang terlihat---seperti nampak dalam foto---, ada bagian rerimbunan daun yang ‘hilang’ dari garis atas bantaran sungai. Berganti dengan tanah merah melandai yang seperti menandakan sisa bekas aliran air menuju sungai. Apakah ini membuktikan tanah pada lahan terbuka sempat tergerus air, dan mengakibatkan longsor? Silakan cermati. Yang jelas, para pekerja nampak sibuk membuat undakan tanggul dengan batu kali dan bronjong kawat, persis di sebelah kiri lokasi tersebut.
[caption id="attachment_408228" align="aligncenter" width="560" caption="Pemandangan di kolong jembatan pada sisi kiri arah dari Cinere. (Foto: Gapey Sandy)"]
[caption id="attachment_408229" align="aligncenter" width="560" caption="Rumah warga dan pemandangan Wiraland Golden Bridge beserta kolong jembatannya, difoto dari arah Lereng Indah. (Foto: Gapey Sandy)"]
Di luar itu semua, tersiar kabar, bahwa jalan penghubung antara Cinere, Depok, dan Pondok Cabe, Tangsel, belum mengantongi izin analisis dampak lingkungan (Amdal) terkait lalu-lintas. Menurut Kasat Lantas Polresta Depok, Sri Suhartatik, pihak pengembang belum pernah melakukan koordinasi apa pun terkait pembangunan jalan penghubung tersebut. “Padahal, dengan adanya jalan penghubung ini dipastikan akan menambah beban kendaraan di ruas Jalan Cinere Raya, sehingga berpotensi membuat lajur ini semakin stagnan,” jelasnya yang mengaku kaget ketika diundang hadir pada acara peresmian jalan penghubung. “Kok tahu-tahu sudah diresmikan saja. Soalnya jalan ini pasti bikin beban Jalan Cinere Raya makin padat dan macet parah,” heran Tatik, sapaan akrabnya.
Menanggapi hal ini, Direktur Marketing Wiraland Property Group, Jeffry Yamin mengakui pihak belum memiliki izin Amdal terkait lalu-lintas. Tapi, kilahnya, izin itu masih dalam proses dengan terus berkoordinasi bersama pihak kepolisian.
Sejauh ini, permohonan wawancara penulis dengan pihak pengembang belum direspon balik. Yasmin, yang mengaku sebagai Sekretaris di Kantor Wiraland Propery Group, Pondok Cabe, sejak penulis menelepon---(Senin, 6 April 2015)---hingga naskah ini diunggah ke Kompasiana tak kunjung memberikan jawaban, kapan wawancara dapat dilakukan.
o o o O o o o
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H