Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Begini Jadinya, Bila Lahan Jalur Pipa Gas Tidak Dipagar

12 Maret 2015   11:19 Diperbarui: 4 April 2017   18:01 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_402171" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Papan besi peringatan BAHAYA, dan prasasti batu pertanda lintasan Jalur Pipa Gas, malah menjadi pembatas lahan parkir di SMK/SMEA Sasmita Jaya, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"][/caption]

“Kalau bukan karena faktor lingkungan, mungkin sudah akan saya perluas usaha memelihara dan menggemukkan sapi ini. Tapi, karena lokasi ini persis bersebelahan dengan wilayah perumahan, saya memahami untuk tidak mengembangkan usaha pemeliharaan sapi ini lebih besar lagi. Khawatir, tetangga di kiri dan kanan, mencium aroma yang kurang sedap dari kandang sapi ini. Apalagi, saya mengerti ini adalah lahan Jalur Pipa Gas,” ujar Bujang (bukan nama sebenarnya) menjawab pertanyaan penulis mengenai perkembangan usaha ternak sapi miliknya.

“Jadi, ini lahan Jalur Pipa Gas?” tanya penulis.

Ya. Tapi sepertinya bukan cuma saya saja yang memelihara sapi. Arah ke sebelah sana lagi, masih ada juga kok, sapi-sapinya,” Bujang menjawab sembari menunjuk ke arah sisi lain Jalur Pipa Gas.

“Empat ekor sapi ini, tentu bakal dijual pada saat Hari Raya Idul Adha nanti. Memang perkiraan modal dan keuntungannya, bagaimana?” penulis kembali bertanya.

“Begini saja, ambil sederhananya. Saya membeli sapi-sapi ini pada kisaran harga antara Rp 14 juta sampai Rp 15 juta per ekor. Nanti, pada saat penyembelihan Hari Raya Qurban, taksiran saya, bisa jual daging dan memperoleh hasil sekitar Rp 30 juta per ekor. Lumayan keuntungannya. Itu harus saya serahkan kepada pemilik sapi ini. Kemudian, akan kita bagi dua, untuk pemilik sapi, dan saya sebagai pemeliharanya. Karena, untuk satu bulan saja, empat ekor sapi ini membutuhkan biaya sebesar Rp 300.000, untuk pembelian makanan berupa sisa ampas tahu,” jelas Bujang rinci.

Ooohhh, jadi sapi-sapi ini bukan punya sendiri ya? Lantas punya siapa?” kepo penulis.

“Punya seorang warga di sekitar sini juga. Saya cuma menyediakan kandang sapi, dan memberi makan, serta memelihara sapi-sapi ini saja,” tutur Bujang sembari mengangkat seikat rumput segar untuk diberikan kepada empat ekor sapi.

[caption id="attachment_402176" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Menjadi kandang sapi. Sapi-sapi ini kelak akan dijual pada momentum Hari Raya Qurban, Idul Adha. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426128836233637134
1426128836233637134
[/caption]

[caption id="attachment_402178" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Menjadi kandang sapi. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261288802106872345
14261288802106872345
[/caption]

* * *

Bujang, memelihara empat ekor sapi. Sapi-sapi yang ukuran fisiknya cukup berimbang itu bukan milik Bujang sendiri, melainkan milik seorang warga sekitar. Bujang hanya memiliki kandang sapi, dan memelihara serta menggemukkan sapi-sapi. Hanya itu yang Bujang bisa lakukan. Kelak, pada saat Idul Adha, sapi-sapi itu akan dijual dengan harga setinggi langit. Atau, disembelih untuk dijual dagingnya juga dengan harga fantastis.

Begitulah potret usaha yang dilakoni Bujang. Hanya saja, dari Bujang pula terungkap fakta menarik bahwa, kandang sapi milik Bujang berada di atas lahan Jalur Pipa Gas (JPG), Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Selain, berada persis bersebelahan dengan kawasan perumahan Bukit Pamulang Indah (BPI) yang padat penduduk. Hingga kini, JPG masih aktif difungsikan, untuk mengalirkan gas dari Cilegon, Banten, dengan lintasan jalur yang membelah Kota Tangsel.

[caption id="attachment_402194" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Papan dan prasasti PERINGATAN Tertanam Pipa Gas Aktif Bertekanan Tinggi justru menjadi pembatas lokasi penjualan bambu, di Jalan Raya Dr Setiabudi, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426129410598978212
1426129410598978212
[/caption]

[caption id="attachment_402199" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Perhatikan dengan seksama. Besi berbentuk agak melengkung itu adalah pembatas, penanda, sekaligus pelindung lahan milik Pertamina Gas yang Tertanam Pipa Gas Aktif Bertekanan Tinggi. Namun, malah menjadi atap bagi lapak pedagang kaki lima di pinggir Jalan Raya Dr Setiabudi, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261295801681894359
14261295801681894359
[/caption]

Pemanfaatan lahan di atas JPG milik Pertamina Gas oleh warga, bukan dilakukan Bujang saja. Pekan pertama Maret 2015 ini, penulis sengaja bersepeda menelusuri JPG dari perumahan Pamulang Estate, Bukit Pamulang Indah, kawasan SMK/SMEA Sasmita Jaya yang ‘satu atap’ kepemilikan dengan Universitas Pamulang, Bunderan Pamulang, hingga perumahan Pamulang Permai I. Hasilnya? Sejumlah aktivitas nampak dilakukan warga di atas lahan tanah milik negara tersebut. Mulai dari berkebun, mendirikan warung sembako, menaruh barang dan perabotan, menjadikan sebagai garasi kendaraan, lapangan olahraga, tempat parkir mobil dan motor, lapak usaha cucian sepeda motor, lapak pedagang kaki lima, dan masih banyak lagi.

Penulis bukan dalam posisi menilai apakah pemanfaatan lahan JPG oleh warga itu termasuk legal, atau ilegal. Sederhananya, hanya sekadar fakta yang disodorkan penulis kepada siding pembaca. Selebihnya, silakan ambil penilaian masing-masing. Meskipun, parameter penilaian bisa saja disesuaikan dengan apa yang telah ditetapkan pihak Pertamina Gas, dalam setiap papan peringatan yang dipasang, maupun prasasti batu yang dibangunnya. Misalnya saja, seperti yang tulisan yang terpampang pada salah satu prasasti batu yang letaknya tak jauh dari SMK/SMEA Sasmita Jaya, Pamulang. Tulisannya yang dimaksud, selengkapnya adalah: PERINGATAN. TANAH MILIK PERTAMINA GAS. TERTANAM PIPA GAS AKTIF BERTEKANAN TINGGI. Dilarang Melalui Kendaraan Berat. Dilarang Mendirikan Bangunan. Dilarang Menumpukkan Barang/Limbah. Dilarang Menggarap Ladang.

[caption id="attachment_402204" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Lahan terbuka milik Pertamina Gas yang Tertanam Pipa Gas Aktif Bertekanan Tinggi, justru dimanfaatkan untuk menjadi garasi kendaraan, termasuk foto nomor dua adalah garasi bengkel mobil pada sisi sebelah kanan. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426129763785149580
1426129763785149580
[/caption]

[caption id="attachment_402207" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Lahan terbuka milik Pertamina Gas yang Tertanam Pipa Gas Aktif Bertekanan Tinggi, justru dimanfaatkan menjadi garasi kendaraan. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261298262118694145
14261298262118694145
[/caption]

Sementara itu, pada papan besi lainnya, tulisan Pertamina Gas memperingatkan: PIPA GAS TEKANAN TINGGI. MUDAH MELEDAK DAN TERBAKAR. DILARANG Dilalui Kendaraan Berat, Menggali Tanah, Mendirikan Bangunan, Membuang/Membakar Sampah, Bercocok Tanam, Menimbun Barang. Ada juga papan besi peringatan lainnya, dengan tambahan tulisan larangan, yaitu DILARANG Memanfaatkan Lahan Tanpa Izin.

Pendek kata, dalam jarak sepanjang satu kilometer saja, cukup banyak Pertamina Gas memasang rambu-rambu dan papan peringatan. Tambah lagi, sejumlah patok batu berbentuk persegi panjang juga sengaja ditanam untuk memberi tanda pada sepanjang lahan JPG. Artinya, warga maupun instansi dan pihak-pihak di luar Pertamina Gas, harusnya sudah mahfum dan sadar akan status kepemilikan lahan, dan ancaman resiko bahaya bila beraktivitas di atas lahan JPG. Apalagi, kalau nyata-nyata melanggar larangan demi larangan yang telah ditetapkan pihak Pertamina Gas pada setiap papan peringatan.

[caption id="attachment_402219" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Lahan terbuka milik Pertamina Gas dijadikan kandang sapi, tempat pembuangan sampah, dan kebun pisang. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426130172256975443
1426130172256975443
[/caption]

[caption id="attachment_402223" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Nyaris dibangun bangunan permanen dengan tangga yang terdiri dari tiga undakan. Bangunan lantai permanen sudah jadi, dan hingga kini terbengkalai. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426130306742111905
1426130306742111905
[/caption]

Tapi apa boleh buat, kenyataan di lapangan menunjukkan, masih banyak warga memanfaatkan lahan di atas JPG untuk berbagai kegiatan. Penulis mencoba untuk membagi kegiatan tersebut menjadi tiga. Pertama, memanfaatkan lahan JPG sebagai tempat usaha atau aktivitas komersial. Kedua, menjadikannya sebagai tempat berkumpul warga untuk bidang kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk olahraga. Dan ketiga, menjadikannya sebagai wilayah private area, atau untuk kepentingan diri sendiri.

Penertiban Tanpa Pemagaran

Sebenarnya, pada September 2013 lalu, Pertamina Gas bersama pihak berwajib terkait telah melakukan penertiban terhadap lahan di atas JPG. Banyak lapak-lapak pedagang kaki lima yang digusur. Tidak sedikit gubuk-gubuk liar “digaruk” habis sampai bersih. Kalau tadinya, banyak pedagang kaki lima menyerobot lahan di atas JPG, kini kondisi tersebut sudah berubah total. Dari yang tadinya kumuh, kondisi lahan tersebut kini telah menjadi tanah lapang nan terbuka. Bahkan mulai berganti menjadi lapangan rumput menghijau. Pemandangan ini dapat disaksikan di dekat Bunderan Pamulang, mengarah ke lahan JPG yang membelah perumahan Pamulang Permai I.

[caption id="attachment_402238" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas, ada tempat cuci motor. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261305341849320632
14261305341849320632
[/caption]

[caption id="attachment_402241" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Gubuk di sebelah kanan itu sempat jadi bengkel motor, kini menjadi gubuk liar tak berpenghuni. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261306001855361887
14261306001855361887
[/caption]

Kondisi tertib yang nampak pada lahan JPG di mulut perumahan Pamulang Permai I, memang mudah dilaksanakan, karena pada sisi kiri kanan lahan JPG, dibangun tembok beton nan kokoh. Tembok beton itu diberi cat warna kuning dan diberi tulisan besar-besar BATAS ROW PERTAMINA. Dengan adanya pemagaran tembok beton ini, maka siapa saja yang mencaplok lahan di atas JPG akan dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Nah, pada lahan yang sudah menjadi lapangan terbuka dengan rumput menghijau itu, sejumlah warga kemudian memanfaatkannya sebagai Lapangan Woodball. Tak asal bermain cabang olahraga asal Taiwan itu, para atlet Woodball ini kemudian berprestasi, dengan meraih juara ketiga pada PON Remaja I di Surabaya, Jawa Timur, akhir tahun 2014 kemarin. Baca: Raih Medali dari Lahan Jalur Pipa Gas.

[caption id="attachment_402246" align="aligncenter" width="567" caption="Tahun 2013, kondisi pada saat Jalur Pipa Gas Pamulang, depan Kampus Universitas Pamulang ditertibkan. (Foto: thebantenjournal.com)"]

14261309282003382565
14261309282003382565
[/caption]

[caption id="attachment_402247" align="aligncenter" width="567" caption="Maret 2015, lapak pedagang kaki lima kembali memadati lahan Jalur Pipa Gas di depan Kampus Universitas Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"]

142613111399237835
142613111399237835
[/caption]

[caption id="attachment_402248" align="aligncenter" width="567" caption="Papan peringatan TERTANAM PIPA GAS BERTEKANAN TINGGI di depan Kampus Universitas Pamulang, persis di tengah-tengah lahan terbuka yang kerapkali dijadikan lahan parkir kendaraan. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426131233631958996
1426131233631958996
[/caption]

Tapi, keasrian lahan JPG di depan perumahan Pamulang Permai I berbeda sekali dengan kondisi di seberangnya, yaitu lahan di atas JPG yang ada di depan Kampus Universitas Pamulang, dan SMK/SMEA Sasmita Jaya. Karena, meskipun pada 2013 lalu sudah dilakukan penertiban, tetapi kini, penulis menyaksikan sendiri bahwa banyak pedagang kaki lima yang kembali memadati lahan di atas JPG. Mereka digusur, dan kini sudah kembali memadati kawasan lahan JPG itu lagi. Memang, sejak upaya penertiban pada 2013 itu, ada ruang terbuka di atas lahan JPG di kawasan tersebut. Hanya saja, tak ayal, justru dengan adanya lahan terbuka, malah dimanfaatkan sebagai lahan parkir mobil dan motor oleh pihak kampus dan sekolah tersebut. Padahal, aparat berwajib juga telah memasang rambu lalu-lintas tanda “Larangan Parkir” di lahan terbuka tersebut.

[caption id="attachment_402249" align="aligncenter" width="500" caption="Tahun 2013. Kondisi usai penertiban di Jalur Pipa Gas, dekat Bunderan Pamulang dan di depan Kampus Universitas Pamulang. (Foto: Ngesti Setyo Moerni)"]

1426131451845362926
1426131451845362926
[/caption]

[caption id="attachment_402250" align="aligncenter" width="567" caption="Kondisi terkini Maret 2015. Beda sekali dengan foto di atas, usai penertiban Jalur Pipa Gas dekat Bunderan Pamulang dan depan Kampus Universitas Pamulang, pada 2013 lalu. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261315761867859927
14261315761867859927
[/caption]

Kiranya, penertiban yang dilaksanakan Pertamina Gas harus sering-sering dilakukan. Minimal, satu tahun sekali. Atau, kalau Pertamina Gas tidak mau repot-repot melakukan penertiban, yang langsung saja dibangun pagar beton pada sisi kiri dan kanan lahan JPG miliknya. Bukankah langkah itu baik untuk Pertamina Gas, dan juga baik sekaligus aman untuk warga masyarakat sekitar? Lagipula, kalau itu adalah lahan milik Pertamina Gas, siapa juga yang akan berani menggugat, apabila dilakukan pemagaran beton, demi menjaga penyerobotan lahan seperti yang sudah-sudah? Bukan begitu, bukaannn … ?

* * *

Berikut adalah foto-foto terkini (Maret 2015), kondisi di Jalur Pipa Gas Pamulang.

[caption id="attachment_402253" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Di balik papan peringatan Pertamina Gas, dibangun lapangan futsal. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426131923172788343
1426131923172788343
[/caption]

[caption id="attachment_402254" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas Pamulang. Dimanfaatkan sebagai Lapangan Volley. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261320651544484358
14261320651544484358
[/caption]

[caption id="attachment_402256" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas. Prasasti PERINGATAN Tanah Milik Pertamina Gas yang Tertanan Pipa Gas Aktif Bertekanan Tinggi. (Foto: Gapey Sandy)"]

142613221610428854
142613221610428854
[/caption]

[caption id="attachment_402257" align="aligncenter" width="567" caption="Meski sudah ada tanda Larangan Parkir, dan papan peringatan Pipa Gas Aktif Bertekanan Tinggi dari Pertamina Gas, tetap saja parkir di atas Jalur Pipa Gas. Lokasi depan SMK/SMEA Sasmita Jaya, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261324161952234303
14261324161952234303
[/caption]

[caption id="attachment_402258" align="aligncenter" width="567" caption="Patok atau tiang batu yang dipasang Pertamina, kini sudah di bibir pagar Kampus Universitas Pamulang. Perlu dilakukan perbaikan patok atau tiang batu di Jalur Pipa Gas ini. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261326851484299260
14261326851484299260
[/caption]

[caption id="attachment_402259" align="aligncenter" width="567" caption="Mulai coba membangun tembok dengan susunan batu batako., padahal ini adalah Jalur Pipa Gas. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261328911413526556
14261328911413526556
[/caption]

[caption id="attachment_402260" align="aligncenter" width="567" caption="Kondisi lahan Jalur Pipa Gas tampak pada lapangan rumput yang menghijau. Dulu, banyak yang menempati lahan tersebut untuk berbagai kepentingan. Kini, sudah asri. Apalagi, karena memang ada pagar beton pembatas. Lokasi, dekat Bunderan Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261330771928605334
14261330771928605334
[/caption]

[caption id="attachment_402261" align="aligncenter" width="567" caption="Di area Jalur Pipa Gas, Pamulang. Meski diberi pagar beton pembatas, namun dibuatkan pula jalan tembus hanya untuk sepeda motor, sepeda, dan pejalan kaki. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261333751370439891
14261333751370439891
[/caption]

[caption id="attachment_402263" align="aligncenter" width="567" caption="Lapangan Woodball di atas lahan Jalur Pipa Gas, Pamulang. (Foto: Gapey Sandy)"]

14261335781753970140
14261335781753970140
[/caption]

[caption id="attachment_402264" align="aligncenter" width="567" caption="Siapa sangka, taman di perumahan Pamulang Permai I yang nampak menghijau dan indah ini berada di atas Jalur Pipa Gas. (Foto: Gapey Sandy)"]

1426133801738554127
1426133801738554127
[/caption]



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun