Pertanyaan lanjutan ini, biasa disebut juga sebagai pertanyaan ‘balon’, karena terus membumbung melalui sejumlah pertanyaan berikut yang diajukan oleh pewawancara, sehingga jawaban narasumber dirasa sudah lengkap dan tuntas. Diantara kepiawaian Najwa Shihab
Baik Rachel Maddow dan Najwa Shihab, keduanya pasti sudah sangat memahami bahwa talkshow yang baik adalah yang spontan, alias tidak diatur, di-setting sejak awal sedemikian rupa lebih dulu, misalnya dengan harus mengajukan “pertanyaan begini”, dan musti “menjawab begitu”. Begitu pun dalam mengajukan pertanyaan lanjutan (pertanyaan ‘balon’), rumusnya hanya dua, spontan dan berbobot.
Keempat, beberapa ‘bahasa tubuh’ (body language) yang dilakukan Rachel Maddow saat melakukan wawancara, entah kebetulan atau tidak, dilakukan juga oleh Najwa Shihab. Misalnya, posisi tubuh yang dibuat merunduk untuk seolah menyampaikan pesan kepada narasumber, bahwa keduanya sebagai pewawancara, benar-benar memberi perhatian penuh kepada bintang tamunya. Hal lain adalah, pada saat posisi tubuh merunduk, mata pun dikerlingkan kepada narasumber, sebagai pertanda bahwa kedua pewawancara ini benar-benar menantikan jawaban jujur, atau boleh jadi berupa sebuah pengakuan dari narasumbernya.
Meski demikian, terdapat perbedaan mencolok antara Rachel Maddow dengan Najwa Shihab, pada saat keduanya tengah menjadi interviewer. Perbedaan itu adalah Najwa Shihab terlalu sering menyangga dagunya, baik dengan tangan kanan maupun kiri, secara bergantian. Rachel Maddow, meski memiliki dagu yang lebih lancip dari Najwa Shihab, justru jarang, bahkan sulit untuk menemukan saat dimana Rachel Maddow menyangga dagu dengan tangannya.
Seringnya Najwa Shihab ‘mendaratkan’ dagu di salah satu tangannya, sebenarnya dapat menjadi bumerang bagi Najwa Shihab sendiri. Maklum, posisi dagu yang disandarkan pada salah satu atau bahkan kedua tangan, dapat berarti negatif, yaitu menunjukkan sikap kebosanan pewawancara terhadap narasumber, atau seseorang terhadap lawan bicaranya.
Tapi, kalau hendak dicari makna-makna lain, atas apa yang kerapkali dilakukan Najwa Shihab yakni dengan menyandarkan dagunya ke salah satu tangan, ternyata memiliki sejumlah arti, seperti yang pernah disampaikan oleh Duncan Lieberman dan Dennis Berger, dalam buku Menyimak Kata Menyingkap Maksa – Taktik dan Strategi dalam Komunikasi Bisnis (Prestasi Pustaka, 2004).
Menurut keduanya, dagu yang disandarkan ke salah satu tangan, atau meletakkan jari-jemari di salah satu pipi juga dekat ujung mata, dapat berarti bahwa yang melakukannya sedang menyimak sambil berpikir kritis. Apabila dagunya diturunkan maka itu sebagai pertanda ketidak-setujuan. Sedangkan apabila dilakukan sembari menurunkan alis mata, maka itu artinya, sedang dalam kondisi yang (berpikir) kritis. Sementara, apabila dilakukan sembari mengerutkan pupil mata, itu adalah sebuah body language yang berarti sedang bersikap negatif.
Kelima, baik Rachel Maddow maupun Najwa Shihab, sama-sama tidak banyak menyebutkan suara sela dari mulut pewawancara pada saat narasumber berbicara. Seperti misalnya, melontarkan suara ‘he’eh’, ‘iya iya’, ‘baik’, dan lain sebagainya. Terlalu seringnya pewawancara menyuarakan suara sela, akan mengganggu kenyamanan khalayak atau pemirsa, pada saat menyimak jawaban narasumber.
* * *
Akhirnya, yang cukup membanggakan adalah, kedua pemandu talkshow ini selalu saja bertabur anugerah penghargaan. Sebut saja misalnya, Mata Najwa pernah menerima Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Award 2010 untuk episode Separuh Jiwaku Pergi dengan narasumber BJ Habibie. Lalu, dianugerahi penghargaan sebagai Talkshow Inspiratif 2011 versi Dompet Dhuafa. Masih pada 2011, Najwa Shihab menggondol penghargaan dari Asian Television Awards sebagai pemenang kedua atau Highly Commended untuk kategori Best Current Affairs Presenter dalam program Mata Najwa.
Sedangkan Rachel Maddow, tercatat pada Maret 2010, berhasil memenangkan Annual GLAAD Media Awards ke-21 untuk kategori Outstanding TV Journalism segmen Newsmagazine, yaitu dalam episode Uganda Be Kidding Me. Tahun berikutnya, ia kembali memenangkan News and Documentary Emmy untuk kategori Outstanding Diskusi Berita dan Analisis dalam acara Good Morning, Landlocked Central Asia. Sedangkan pada 2012, Rachel Maddow dinominasikan untuk meraih News and Documentary Emmy, kali ini dalam tayangan berjudul Know Nukes.
Dari sudut usia, kedua perempuan ini hanya berselisih empat tahun. Najwa Shihab lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 17 September 1977, sementara Rachel Maddow lahir di Castro Valey, California, Amerika Serikat pada 1 April 1973. Najwa memiliki kehidupan pribadi yang bahagia bersama suami dan anak lelaki tercintanya. Sedangkan Rachel Maddow? Semua orang di Amerika Serikat, kiranya mahfum, kalau empunya situs rachelmaddow.com ini adalah seorang lesbian, dan pernah memproklamirkan statusnya itu secara terang-terangan melalui GQ Magazine edisi November 2008. Kata Rachel Maddow, “I’m a big lesbian who looks like a man …”.
Hmmm …
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H