[caption id="attachment_404164" align="aligncenter" width="500" caption="Presenter Andromeda Mercury dari TVOne ketika melakukan talkshow dengan Ahok. (Foto: youtube.com)"]
Eric Siregar, HR Consultant, Main Therapist & Coach, Spiritual Motivator dalam bukunya Dahsyatnya Kata-Kata : Menghipnosis Itu Sangat Mudah (2014) menulis, tipe orang yang berkomunikasi dengan to the point sangat didominasi oleh kepribadian kolerisnya. Artinya, orang ini sangat tidak menyukai pembicaraan yang bertele-tele, dan lebih serius dalam menyampaikan sesuatu. Apapun yang mereka inginkan pasti akan disampaikan secara langsung. Biasanya mereka lebih mendominasi dalam pembicaraan dan tak jarang jika sangat identik sekali dengan kolerisnya, agak susah mendengarkan orang lain dan benar-benar tidak mau pembicaraan itu terlalu lama.
Bahasan mengenai apa dan bagaimana kepribadian koleris itu, dapat dibaca di sini.
Cara menghadapinya, saran Eric, adalah dengan mengusahakan lebih banyak mendengar (menjadi pendengar yang baik – red) terlebih dahulu. Jika sudah memiliki kesempatan untuk berbicara, sampaikan dengan tepat sasaran seperti yang diinginkan. Meskipun yang disampaikan belum sampai tujuan utama, ketegasan mengarahkan menuju tujuan itu itu lebih diinginkan sehingga narasumber dengan tipe berkomunikasi to the point ini merasa tidak terlalu banyak membuang waktu. Sementara itu, untuk menciptakan kesamaan dan keselarasan dengan orang yang tipe berkomunikasinya to the point atau blak-blakan ini adalah dengan meniru gaya tegas, to the point, dan keseriusannya, sehingga mereka nyaman berbicara. (hal. 66)
Nah, kalau segala persiapan presenter talkshow sudah matang, dan kepiawaian presenter tak perlu diragukan lagi, tapi pada kenyataannya dalam siaran live narasumber dengan tipikal seperti Ahok masih saja temperamental dan emosionil, sebaiknya presenter tak usah terpengaruh. Biarkan saja Ahok berbicara apa saja, sesuai karakternya. Semakin Ahok diingatkan, misalnya, dengan menyebut bahwa ini adalah talkshow live, pengalaman membuktikan, bahwa Ahok justru akan semakin ‘beringas’. Selama Ahok masih melontarkan jawaban sesuai pertanyaan yang diajukan, dan masih dalam konteks topik pembahasan maka biarkan saja. Temperamental dengan pilihan kata yang kadang kurang santun, adalah tipikal Ahok.
[caption id="attachment_404166" align="aligncenter" width="408" caption="AHOK dalam balutan busana Betawi. (Foto: Media Indonesia/Sumaryanto)"]
Nasehat Purnama Suwardi yang menjabat Kepala Pusdiklat TVRI, melalui bukunya Panduan Wawancara Televisi (2013) kiranya tepat juga patut disimak. “Jangan mengkhotbah atau menguliahi narasumber Anda tentang bagaimana seharusnya berpendapat dan bersikap”. Kiranya, ini yang tidak dilakukan Aiman Witjaksono dari Kompas TV. Presenter kelahiran 8 Juli 1978 ini justru coba menasehati Ahok untuk lebih memperhalus pilihan kalimat. Meskipun sudah menyatakan, “dengan segala hormat”, tapi Ahok tetaplah Ahok. Ia memiliki tipe berkomunikasi yang to the point, temperamental, emosionil, dan punya resiko ‘mempermalukan’ media dalam talkshow yang disiarkan secara live. Jadi, hati-hati, waspada, bila mengundang Ahok sebagai narasumber.
Ahok, gue suka gaya lo!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H