Pengisian awal (impounding) waduk ini membutuhkan waktu selama enam hingga tujuh bulan. Selain mampu mengatasi bencana banjir di Kota Semarang, waduk ini juga dapat memasok kebutuhan air baku, dan berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Selain itu, Waduk Jatibarang juga diyakini bakal menjadi salah satu destinasi wisata favorit, karena di tengah waduk ini terdapat sebuah pulau yang sengaja dipertahankan dan dilestarikan karena merupakan situs sebuah gua yang dinamakan Gua Kreo. Demi kemudahan akses maka dibangunlah jembatan penghubung menuju ke pulau tersebut.
Saksikan, video seremoni pengisian awal Waduk Jatibarang, lengkap dengan kutipan pernyataan yang disampaikan oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, terkait pelaksanaan impounding tersebut, di sini.
Perpustakaan KemenPU Turut Mencerdaskan Bangsa
Tak hanya memperkenalkan infrastruktur PU, Sekjen KemenPU Agoes Widjanarko juga menyampaikan rencana mengubah fungsi lantai dua Gedung Heritage di Kantor KemenPU sebagai Museum dan Perpustakaan. "Telah menjadi angan-angan dari Menteri PU Bapak Djoko Kirmanto, untuk menjadikan lantai dua pada Gedung Heritage di Kantor Kementerian PU ini, yang secara fisik bentuknya memanjang, untuk dijadikan Museum dan Perpustakaan. Di museum itu, nantinya akan kita pamerkan berbagai sejarah penting, misalnya pondasi yang pertama kali dipergunakan PU untuk membangun jembatan. Juga, akan ada Perpustakaan. Fungsinya, tidak hanya berguna bagi masyarakat yang mengejar data dan informasi, tapi juga pembelajaran bagi generasi mendatang. Selain itu, sebagai publikasi kepada publik, dan sekaligus pula berfungsi sebagai Data Center, terutama terhadap berbagai informasi yang dimiliki oleh Kementerian PU," urainya.
[caption id="attachment_335994" align="aligncenter" width="533" caption="Perpustakaan Kementerian PU di Gedung Pusdata, Kantor KemenPU, Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)"]
Rencana mendirikan Museum dan Perpustakaan ini, diyakini bakal makin menjadikan layanan Perpustakaan KemenPU semakin prima dan memuaskan para pemustaka. Apalagi, saat ini Perpustakaan KemenPU sebenarnya telah hadir dengan menerapkan teknologi informasi yang mampu mengakses unit-unit perpustakaan di lingkungan KemenPU, yaitu dengan menerapkan SIMPUSTAKA.
Begini penjabarannya, perpustakaan KemenPU sebenarnya merupakan sebuah network perpustakaan, yang memfasilitasi informasi bahan pustaka yang dimiliki oleh masing-masing Unit Perpustakaan melalui SIMPUSTAKA KemenPU. Lokasi fisik Perpustakaan KemenPU ini tersebar di masing-masing Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di lingkungan KemenPU, dimana masing-masing Unit Perpustakaan dapat sharing data secara online atas bahan pustaka, khususnya hasil-hasil studi yang dimiliki ke server SIMPUSTAKA yang tersimpan di Pusdata. Jadi, jaringan SIMPUSTAKA dapat diakses dengan mudah oleh pengguna dari mana saja (berbasis web), yang akan memberikan informasi dan pencarian hasil-hasil studi maupun literatur yang dapat dilakukan dengan menggunakan kata kunci, seperti judul, penulis, penerbit, tahun terbit, subyek, abstraksi, dan lokasi pustaka.
Selain itu, koleksi Perpustakaan KemenPU terbilang sangat lengkap, yang meliputi keteknikan Bidang SDA, Jalan dan Jembatan, Permukiman dan Perumahan, Penataan Ruang, serta informasi umum lainnya. Sebut saja misalnya, koleksi buku (mulai dari Buku Langka atau Naskah Kuno yang diterbitkan sejak tahun 1757 silam, hingga terbitan paling aktual), Laporan Hasil Studi, Standar Konstruksi dan Bangunan (SNI), Standar Asing (ASTM, DIN, AASHTO), makalah, majalah atau guntingan berita, audio visual, dan masih banyak lagi. Fantastisnya, hingga pertengahan Mei 2014, jumlah total koleksi Perpustakaan KemenPU telah mencapai 67.193 pustaka.
Diantara Buku Langka yang dimaksud adalah buku berjudul Description Des Trois Formes Du Port De Brest karya M. Choquet yang diterbitkan oleh Romain Malssis pada tahun 1757. Juga, buku berjudul The Canals Of Irrigation karya Baird Smith F.G.S yang diterbitkan William Black Wood & sons pada tahun 1815. Sedangkan buku berjudul Geologische Beschrijving Java en Madoera karya Verbeek dengan penerbit Joh. G. Stemler Cz pada tahun 1896.
[caption id="attachment_335993" align="aligncenter" width="580" caption="Sampul muka beberapa Buku Langka koleksi Perpustakaan KemenPU yang tetap terawat dengan baik. (Foto: pustaka.pu.go.id)"]
Di sisi lain, pada 18 April 2014 kemarin, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Boleh dibilang, PP ini sudah dinanti-nantikan kehadirannya sejak tujuh tahun lalu.