Adapun kinerja KemenPU pada Bidang Permukiman, berhasil meningkatkan jumlah pelayanan air minum dan sanitasi. "Kalau pada tahun 2005, kami melayani air minum sebesar 43,37 persen, dengan sanitasi 40,88 persen, maka pada 2009 jumlah itu meningkat, dengan melayani air minum sebanyak 47,71 persen, dengan sanitasi 51,90 persen. Sedangkan pada tahun 2014 ini, pelayanan air minum yang dikerjakan oleh PU mencapai 65,61 persen, dengan sanitasi 61,00 persen," urai Agoes.
[caption id="attachment_335989" align="aligncenter" width="574" caption="Kiri Atas: Suasana tempo doeloe di sekitar Jembatan Ampera. (Foto: sumselprov.go.id). Kiri Bawah: Foto Jembatan Ampera yang diambil pada tahun 1970. (Sumber: Buku 40 Tahun Karya Bakti Departemen Pekerjaan Umum, 1985). Kanan: Jembatan Ampera masa kini. (Foto: chirpstory.com)"]
Untuk capaian kinerja Bidang Penataan Ruang, kata Sekjen KemenPU ini, hingga akhir tahun 2013 dapat ditunjukkan dengan telah diterbitkannya sebanyak empat Perpres Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau, empat Perpres RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN), 18 Perda RTR Provinsi, 259 Perda RTR Kabupaten, dan 70 Perda RTR Kota.
Capaian Infrastruktur PU 2004 - 2014
Selain menampilkan capaian kinerja yang terukur dan mengagumkan dari tahun ke tahun, KemenPU juga berhasil menorehkan banyak sekali capaian infrastruktur. Menurut Agoes, sepanjang 2004 - 2014, capaian infrastruktur itu antara lain pembangunan Jembatan Kahayan yang terletak di ruas jalan Palangkaraya - Buntok, Kalimantan Tengah, dengan menelan biaya hingga Rp 17,4 miliar. "Bentang terpanjang jembatan ini adalah 640 meter. Masa konstruksinya adalah pada 1995 - 2001, dan diresmikan pada 13 Januari 2002," ujarnya seraya menampilkan foto dan beberapa data teknis Jembatan Kahayan.
Link informasi tentang jembatan yang membentang di atas Sungai Kahayan ini bisa disimak melalui Direktori Data dan Informasi Infrastruktur yang ada di Perpustakaan KemenPU, di sini.
Ada pula Jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang), yang mulai dibangun pada Februari 2002, dengan panjang total mencapai 116 kilometer. "Tol Cipularang ini dibangun dengan cara meratakan kawasan perbukitan dengan volumen 14 juta meter kubik, atau setara dengan kotak raksasa sebesar 700 x 200 x 100 meter," ungkapnya seraya menambahkan bahwa, proyek --- yang memperpendek jarak tempuh dua kota, Jakarta - Bandung, menjadi 1,5 jam --- ini diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 Juli 2005.
[caption id="attachment_335990" align="aligncenter" width="512" caption="Jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang), mulai dibangun pada Februari 2002, dengan panjang total mencapai 116 kilometer. (Foto: pustaka.pu.go.id)"]
Sementara di Tanggamus, Lampung, PU -- yang memiliki slogan Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat -- juga menandai capaian infrastruktur melalui pembangunan Waduk Batutegi. "Letak bendungan ini menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Proses pengerjaan fisiknya sudah dimulai sejak tahun 1995, dan selesai pada 2000, untuk kemudian diresmikan pada tahun 2003. Luas genangannya mencapai 21 kilometer persegi," ujar Agoes.
Menurut Direktori Data dan Informasi Infrastruktur yang tersedia di situs Perpustakaan KemenPU, dana pembangunan Bendungan Batutegi ini berasal dari APBN dan bantuan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Selain berfungsi sebagai pembangkit listrik, bendungan ini juga menjadi penyedia bahan baku air minum untuk kawasan Kota Bandar Lampung, Metro, dan Beranti di Kabupaten Lampung Selatan.
Capaian infrastruktur lainnya adalah Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Madura. "Mulai dibangun pada 20 Agustus 2003, dan diresmikan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada 11 Juni 2009. Total panjang jembatan ini mencapai 5.438 meter, dengan puncak pekerjaan proyek yang melibatkan 2.833 orang. Jembatan dengan pondasi Bor Pile di laut sedalam 104 meter ini dilengkapi dengan SHMS atau Sistem Monitoring Kesehatan Jembatan," urai Agoes.