[caption id="attachment_337799" align="aligncenter" width="491" caption="TIGA NARASUMBER. Dari kiri ke kanan: Dr Abrijanto SB (Business Development Manager PT Deltomed Laboratories), DR drg Dewi Priandini Sp PM (Dokter Spesialis Penyakit Mulut), dan Drs Nyoto Wardoyo Apt (Presiden Direktur PT Deltomed Laboratories yang juga menjabat Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Jawa Tengah). (Foto: Gapey Sandy)"][/caption]
Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah luka di dalam mulut yang paling sering ditemukan. Penyebab sariawan ada beberapa faktor, misalnya faktor genetik dan predisposisi seperti kelelahan, gangguan imunitas, hormonal, anemia, alergi, defisiensi nutrisi atau vitamin, stress, trauma, dan gangguan pencernaan. Jika mengalami sariawan, pengobatan medis yang biasa dilakukan adalah dengan memberikan obat analgetik, antiradang, antijamur, antibakteri, dan vitamin.
Paparan tersebut disampaikan oleh DR drg Dewi Priandini Sp PM dalam acara Kompasiana Nangkring bersama Kuldon Sariawan, pada Sabtu, 17 Mei 2014, di The Cone Club, lantai F7, Pusat Perbelanjaan FX lifestyle X'enter, Jalan Jenderal Sudirman, Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat. "Adapun cara agar tidak terserang sariawan, setiap kita dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat, menghindarkan diri dari faktor yang memicu kekambuhan sariawan, menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut, merawat penyakit sistemik yang diderita dengan patuh menjalani pengobatan, dan menghindari stress," ujar dokter spesialis penyakit mulut ini seraya menegaskan, bahwa stress dapat memicu penurunan hormon yang membuat berkurangnya aliran air liur.
Yang menarik, faktor etiologi atau penyebab dari sariawan. hingga kini belum diketahui secara pasti. "Meski demikian, faktor pencetus sariawan dapat disebabkan oleh Faktor Lokal, seperti alergi, trauma, makanan atau minuman, genetik, mikro organisme, bakteri (bakteri yang berhubungan dengan sariawan adalah Streptococcus bentuk L), jamur Candida Albican, dan, virus Herpes Simplek. Juga pencetus lain yang merupakan Faktor Sistemik, misalnya dua penyakit yang berhubungan dengan faktor imun (Behcet's Disease dan Chron's Disease), Endocrine Disease atau Diabetes Melitus, Immunosupresi (HIV-AIDS), Def Nutrisi dan Def Haematologik seperti Defisiensi zat besi, vitamin B12, Asam Folat dan vitamin B kompleks (vitamin B1, B2, dan B6), stress, dan hormonal," urai pemilik akun twitter @dpriandini ini.
[caption id="attachment_337804" align="aligncenter" width="533" caption="DR drg Dewi Priandini Sp PM ketika menyampaikan paparannya mengenai penyakit Sariawan atau Stomatitis Aphtosa yang hingga kini belum diketahui apa-apa saja penyebabnya, dan hanya baru dikenali pencetus-pencetusnya saja. (Foto: Gapey Sandy)"]
Lebih lanjut Dewi Priandini mengungkapkan, sariawan ternyata lebih banyak menyerang kaum wanita ketimbang pria. "Dari tabel Distribusi Kelompok Usia pada pasien pria dan wanita dengan sariawan menunjukkan, bahwa ternyata pada rentang usia 10 - 19 tahun, dan 20 - 29 tahun, lebih banyak pasien wanita yang menderita sariawan. Sementara pada usia 40 - 49 tahun, kebalikannya, justru pasien pria yang lebih banyak menderita sariawan. Hal ini memang memungkinkan, karena salah satu penyebab sariawan adalah dikarenakan faktor hormonal. Seperti misalnya, masa-masa sebelum menstruasi, menjelang menopause, dan penggunaan kontrasepsi, yang semuanya ini berhubungan dengan tingkat hormon estrogen," jelasnya seraya menyarankan agar kaum ibu yang misalnya beralih menggunakan alat kontrasepsi jenis tertentu lantas terjadi efek sariawan, untuk segera memeriksakan diri ke ahli Obstetrics and Gynaecology (OB/GYN).
"Kalau terjadi efek sariawan setelah menggunakan alat kontrasepsi jenis tertentu, jangan sungkan-sungkan untuk segera memeriksakan kesehatan diri ke OB/GYN," saran Dewi.
Sementara itu, Dr Abrijanto SB selaku Business Development Manager PT Deltomed Laboratories --- produsen Kuldon Sariawan --- mengatakan, penyakit Panas Dalam biasanya ditandai dengan kumpulan sindrom, mulai dari sariawan, tenggorokan sakit, perut tidak nyaman, dan susah Buang Air Besar (BAB). "Susah BAB ini biasanya diakibatkan oleh pola makan yang salah, mengonsumsi makanan yang rasanya sepet atau mengandung Tanin, daya tahan tubuh sedang menurun, kurang minum, kurang mengonsumsi sayur-mayur, dan kurang berolahraga," jelasnya.
Menurut Abrijanto, sariawan itu sebenarnya adalah merupakan proses peradangan, radang merah, putih, dan rasanya sakit atau perih. Saat ini, sudah menjadi trend di kalangan masyarakat, bahwa cara untuk mengobati sariawan adalah dengan cara mengonsumsi obat herbal yang khasiatnya setara obat konvensional. Banyak sekali ragam bahan alami yang ada di lingkungan sekitar kita dan berfungsi sebagai obat herbal, seperti misalnya, Daun Saga Manis, Bunga Krisan, dan Akar Alang-alang. "Namun, kunci khasiatnya terletak pada bagaimana kita mengolah bahan alami tersebut agar bermanfaat dan tidak malah menimbulkan efek negatif untuk kesehatan. Inilah alasan mengapa Kuldon Sariawan mengandung formula herbal yang memiliki manfaat setara dengan pengobatan medis," tutur dokter umum yang menekuni bidang herbal dan tanaman obat, serta berpraktek di bilangan Serpong, Kota Tangerang Selatan ini.
[caption id="attachment_337806" align="aligncenter" width="533" caption="Dr Abrijanto SB, Business Development Manager PT Deltomed Laboratories ketika memaparkan kandungan formula dan khasiat herbal Kuldon Sariawan. (Foto: Gapey Sandy)"]
Kandungan Formula dan Khasiat Herbal Kuldon Sariawan
Ditambahkan Abrijanto, ada beberapa formula herbal yang ada di Kuldon Sariawan, yaitu: pertama, Daun Saga Manis atau Saga Rambat (Abrus precantorius L.), yang kegunaan empirisnya berfungsi sebagai antiradang, menurunkan panas, dan peluruh kencing (diuretic). Sifat kimiawi tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain, pada akar, batang dan daunnya terkandung Glycyrrhisic Acid.
Dua, formula herbal Bunga Seruni atau Krisan (Chrysanthemi Flos). Sifat kimianya mengandung senyawa vitamin C, beta karoten, kalsium, besi, serta minyak atsiri sebagai antioksidan. Efek farmakologis pada Bunga Seruni ini adalah selain anti kuman, juga bisa mengobati gangguan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Tiga, kandungan formula herbal Thymi vulgaris L. Tumbuhan ini memiliki kandungan p-simen, terpinen, linalool, timene, a-pinene, apigenin, luteolin dan 6-hidroksiluteolin. Adapun khasiat atau kegunaannya adalah untuk mengobati batuk (ekspektoran) karena adanya kandungan bahan saponin dalam thymi, antijamur, antibakteri yang 25 kali lebih efektif dari fenol dan lebih aman.
Empat, formula herbal Akar Manis (Licorice). Ini adalah tanaman dengan batang tumbuh mendatar, warna coklat kemerahan pada bagian luar, dan kuning pada bagian dalamnya. Kandungan bahan aktifnya berupa saponin triterpen, glycyrrhizin yang manisnya mencapai 50 kali dari gula, juga flavonoid. Khasiat kegunaan Licorice ini sebagai antiinflamasi, dan pemanis alami.
Lima, formula herbal Akar Alang-alang (Imperata Cylindrica L. Raeuschel) atau Cologe grass. Bagian yang digunakan adalah rimpang dan daunnya. Adapun kandungan yang dimiliki Alang-alang ini yaitu triterpenoid, saponin, tanin sitostterol, stigmasterol, sakarosa, asam kafeat, vanilat, p-kumarat, p-hidrosibenzoat, dan ferulat. Sedangkan khasiatnya, untuk antipiretik, antihypertensi, dan diuretik.
Karena itu, menurut Abrijanto lagi, dapat dijabarkan, bahwa dalam setiap tablet Kuldon sariawan 650 mg, mengandung total ekstrak yang terdiri dari: Daun Saga Manis (420 mg), Akar Manis (280 mg), Herba Timi (280 mg), Bunga Seruni atau Krisan (280 mg), dan Alang-alang (208 mg).
Bunga Krisan dan Akar Alang-alang yang memiliki khasiat menyegarkan atau antipiretik atau penurun panas, serta mengurangi rasa sakit. "Selain itu, untuk hasil lebih efektif, ditambahkan ekstrak Licorice dan ekstrak Herba Timi yang sudah sejak lama dikenal sebagai antiradang. Herba Timi juga diketahui mengandung khasiat sebagai antiseptik," ujar dokter sekaligus konsultan herbal kelahiran Oktober 1966, sekaligus empunya akun twitter @drabrijanto ini.
[caption id="attachment_337807" align="aligncenter" width="533" caption="Drs Nyoto Wardoyo Apt, Presiden Direktur PT Deltomed Laboratories ketika memperlihatkan diagram aliran proses pembuatan Kuldon Sariawan yang mempergunakan mesin-mesin modern berteknologi masa kini. (Foto: Gapey Sandy)"]
Di sisi lain, Drs Nyoto Wardoyo Apt selaku Presiden Direktur PT Deltomed Laboratories menyatakan, Kuldon Sariawan memang terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi baik oleh dewasa maupun anak-anak usia enam tahun ke atas. "Kuldon Sariawan telah melalui Pemeriksaan Mutu atau Quality Assurance berdasarkan Simplisia atau sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia. Pemeriksaan Mutu berdasarkan Ekstrak untuk meneliti organoleptis, kadar air, mikrobiologi dan identifikasi. Lalu, Pemeriksaan Mutu berdasarkan Tablet untuk meneliti atau menguji organoleptik, waktu alir, bulk density, keseragaman bobot, waktu hancur, friability, dan kandungan zat aktif yakni glycyrrhizin," terang alumnus Fakultas Farmasi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini.
Nyoto juga menyatakan, produk herbal yang dihasilkan oleh Deltomed sudah memiliki sertifikasi halal, dan berdasarkan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). "Selain itu, produk kami juga telah mengantongi ISO 9001-2008, standar internasional untuk sistem manajemen mutu atau kualitas, yang tentu saja memberikan jaminan atas kualitas produk," ujar pria kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 9 Maret 1959 ini.
Selain itu, imbuh Nyoto, PT Deltomed Laboratories yang pabriknya seluas delapan hektar di Nambangan, Wonogiri, Jawa Tengah, selalu menggunakan Teknologi Produksi Terkini, selalu maju atau modern. "Adapun untuk flow diagram process pembuatan Kuldon Sariawan ini dimulai dari awal yaitu, Storage yang diantaranya dengan melakukan pemilihan bahan-bahan mentah berkualitas, lalu masuk ke proses Ekstraksi, kemudian memasuki proses Evaporasi yang antara lain memiliki kapasitas penguapan 1000 l/j kondensat, Mixing, proses Vacuum Belt Dryer yang memungkinkan pengeringan sampai kadar air dibawah lima persen dengan tekanan sistem sampai 40 mbar, Tableting, dan Pengemasan (Packaging)," urainya.
Nyoto menambahkan, mulai dari beraneka bahan-bahan baku dimasukkan untuk diproses sampai menjadi tablet, semuanya tidak akan lagi bersentuhan dengan tangan. "Inilah yang dinamakan proses Closed System, proses yang dilakukan secara tertutup, demi menjamin higienis, keamanan, kebersihan, kualitas, mutu produk, dan sebagainya," jelas pengusaha yang pernah memimpin Deltomed meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) bersama Kabupaten Sukoharjo dalam acara minum jamu massal dengan menghadirkan 15.040 orang.
[caption id="attachment_337808" align="aligncenter" width="475" caption="Atas, dari kiri ke kanan: Kelompok Tubagus Encep & Ngesti Setyo Moerni dan kawan-kawan sibuk menyelesaikan permainan menghibur yang edukatif. Kompasianer Dzulfikar Alala peraih golden ticket. Bawah, kiri ke kanan: Kelompok Rahab Ganendra & Syaifuddin Sayuti juga sibuk memilih formula herbal Kuldon Sariawan. Salam Victory & Cheers dari Veve Adeline untuk yang membidik posenya. (Foto: Gapey Sandy)"]
Acara Kompasiana Nangkring bersama Kuldon Sariawan kali ini memang semakin sumringah, lantaran menghadirkan Master of Ceremony yang cukup lincah yaitu Veve Adeline. Announcer Radio GenFM Jakarta yang berkulit kuning langsat, berambut pendek, bertubuh sintal dengan lisptick tebal memerah ini memang super heboh dalam mensukseskan setiap tahapan rundown acara. Termasuk, ketika Veve memandu sessi tanya-jawab, memandu games antar kelompok peserta Nangkring Bareng, hingga mengumumkan pemenang lomba live tweet terbanyak yang jatuh kepada Kompasianer pemilik akun Dzulfikar Alala yang menerima ganjaran berupa satu golden ticket pp Solo City Tour dan mengunjungi Deltomed Factory di Wonogiri, Jawa Tengah.
Membanggakan, Herbal Indonesia Untuk Dunia
Usai acara Kompasiana Nangkring bersama Kuldon Sariawan ini tuntas, penulis berkesempatan melakukan wawancara singkat eksklusif dengan Nyoto Wardoyo, Presiden Direktur PT Deltomed Laboratories, dan tercatat juga menjabat sebagai Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Jawa Tengah. Nampak jelas, optimisme Nyoto dalam menatap masa depan industri herbal nasional.
"Saya optimis, industri herbal Indonesia akan lebih maju. Alasannya, pertama, tingkat edukasi masyarakat Indonesia semakin tinggi, sehingga memiliki banyak alternatif untuk melakukan penyembuhan diri dan dalam rangka menjaga kesehatannya. Percayalah, industri jamu tidak pernah ada surutnya sejak zaman nenek moyang kita dulu, malah justru akan semakin maju. Alasan kedua, ekonomi masyarakat kelas menengah Indonesia semakin meningkat, sehingga selain mereka membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pokok, tapi juga mereka spend money untuk menjaga kesehatan dan kesembuhannya dari gangguan penyakit. Dan, yang sangat menjadi pilihan mereka juga adalah obat herbal," bebernya.
[caption id="attachment_337809" align="aligncenter" width="491" caption="NANGKRING BARENG YANG SERU DAN PENUH GAIRAH. Foto bersama, peserta, panitia, narasumber dan pemandu acara Kompasiana Nangkring bersama Kuldon Sariawan. (Foto: Gapey Sandy)"]
Kemajuan industri herbal Indonesia berimplikasi pula pada menguatnya ekonomi kerakyatan bangsa ini. "Dengan herbal Indonesia yang lebih maju, maka dapat menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Karena, begitu industri herbal Indonesia maju, maka jelas membutuhkan bahan baku. Kebutuhan bahan-bahan baku ini dipasok oleh pertanian lokal, melalui konsep petani binaan. Sebagai contoh saja, Deltomed menggunakan jahe sebanyak 1000 ton per tahun dalam bentuk kering. Kalau dalam kondisi basah, maka penggunaan jahe tersebut mencapai 7000 ton per tahun. Jelas sekali, bahwa industri herbal kita ini sudah terbukti turut membangkitkan ekonomi kerakyatan," jelas Nyoto.
Sebetulnya, tukas Nyoto, Pemerintah saat ini sudah mulai bagus keberpihakannya, juga sudah mulai aware dengan industri herbal nasional. "Tapi ke depannya, kita berharap untuk membangkitkan industri herbal dalam negeri ini, perlu sinergi bersama antara pertanian, perekonomian, kesehatan, dan sebagainya. Jangan berjalan sendiri-sendiri dalam memajukan industri herbal ini. Ayo sinergi! Untuk itu, kita perlu menerapkan model ABG yang saling bersinergi. ABG itu adalah Akademisi, Businessman, dan Government. Kalau model ABG ini menjadi satu, saya yakin, pertumbuhan industri herbal Indonesia akan lebih luar biasa lagi. Saat ini, semua model ABG sudah mulai, tapi memang masih perlu sinergi lebih erat lagi," serunya sembari menyatakan, bahwa posisi Deltomed yang selalu melakukan improve, research, dan optimis akan semakin menjadi perusahaan herbal yang skalanya lebih besar lagi.
[caption id="attachment_337810" align="aligncenter" width="614" caption="PABRIK DELTOMED & HERBAL KULDON SARIAWAN. Wisata Edukasi ke Pabrik Deltomed? Eike ngikuuuttttt .... dwoooong brooooo, xixixixiii. (Foto: deltomed.com)"]
"Kita akan terus menggandeng para periset dari dunia pendidikan, serta menerapkan teknologi produksi terkini yang modern, untuk senantiasa menjamin kualitas produk. Deltomed memang selalu aware terhadap quality, tidak hanya kualitas bahan baku, proses produksi, SDM, dan semuanya," jelas Nyoto sembari menyebut sejumlah negara sebagai pasar ekspor Deltomed. "Pasar ekspor Deltomed terbesar adalah Hongkong dan Arab Saudi. Karena dari Hongkong bisa merambah kemana-mana, begitu pula dari Arab Saudi pun juga bisa lebih luas lagi kemana-mana. Pasar ekspor lain adalah ke Brunei Darussalam, Amerika Serikat, Malaysia, dan masih banyak lagi".
Membanggakan, herbal Indonesia Kuldon Sariawan, dari Wonogiri untuk Dunia!
o o O o o
Baca juga, tulisanku sebelumnya:
-Â Sariawan? Tak Perlu 'Pinjam Bibir'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H