Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kiprah Reni, Sang Bunda Pembuka Jendela Ilmu

28 Mei 2014   15:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338745" align="aligncenter" width="512" caption="Suasana sore, Selasa (27/5), ketika anak-anak yang memang sudah terbiasa membaca dan meminjam buku-buku di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Jendela Ilmu yang dikelola Reni Muplihah S.Ag, di bilangan Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. (Foto: Gapey Sandy)"][/caption]

Hari sejuk, sehabis hujan. Selasa, 27 Mei 2014 itu, waktu menunjukkan sekitar jam 16.00 wib sore. Di teras depan rumah yang berlantai keramik nan resik, sejumlah anak-anak lelaki dan perempuan usia Sekolah Dasar, mulai berdatangan. Mereka seperti habis mandi. Ada yang rambutnya masih basah. Ada yang bedak putihnya kelewat tebal, harum mewangi. Seperti sudah terbiasa dan tak canggung lagi, mereka mulai menuju ke sejumlah rak buku yang tersedia. Satu per satu pandangan dan tangan mereka memilih buku-buku. Kebanyakan, favorit mereka adalah buku cerita dan dongeng. Sekejap kemudian, mereka sudah duduk rapi beralaskan tikar anyaman bambu gulungan, lalu tenggelam dalam keasyikan membaca lembar demi lembar halaman buku.

Begitulah suasana kebiasaan sore hari di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ‘Jendela Ilmu’ yang berlokasi di Perumahan ‘Lembah Pinus Sasmita Jaya’ Blok B2, Jalan Pinus Barat VII RT 3 RW 24 No.28 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.

“Anak-anak ini berasal dari lingkungan sekitar rumah kami. Mereka bebas untuk datang, membaca, dan meminjam buku secara gratis di TBM, yang ada di teras depan rumah saya ini. Syaratnya, cukup dengan mengisi nama pada Buku Daftar Pengunjung yang memang kami sediakan,” tutur Reni Muplihah S.Ag, pendiri sekaligus pemilik TBM ‘Jendela Ilmu’.

[caption id="attachment_338746" align="aligncenter" width="512" caption="Papan nama Taman Bacaan Masyarakat Jendela Ilmu yang dikelola pasangan suami istri Deden dan Reni Muplihah di Pamulang Barat, Kota Tangsel, Banten. (Foto: Gapey Sandy) "]

14012390211665309488
14012390211665309488
[/caption]

Bersama sang suami, Deden, Reni mendirikan TBM ‘Jendela Ilmu’ dengan berawal mula dari berbentuk semacam sudut baca di teras depan rumah. Sudut baca yang dimaksud adalah merupakan kumpulan koleksi buku-buku milik pasangan harmonis yang telah dikaruniai tiga anak ini. “Selain keluarga kami sendiri, siapapun boleh membaca di sudut baca tersebut. Buku-bukunya adalah koleksi pribadi keluarga kami sendiri. Misalnya, buku-buku ketika saya masih kuliah, dan juga buku-buku Otomotif kegemaran suami saya. Ditambah lagi, buku-buku cerita dan dongeng milik anak-anak kami,” urai peraih titel Sarjana Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada 1996 ini.

TBM ‘Jendela Ilmu’ resmi berdiri pada 14 april 2010 lalu. Peresmiannya dilakukan oleh penggagas sekaligus pencetus berdirinya Komunitas Magma kependekan dari Mayarakat Gemar Membaca, yaitu Airin Rachmi Diany. “Empat tahun lalu itu, Ibu Airin belum menjabat sebagai Walikota Tangsel, karena beliau baru menjabat pada tahun 2011. Tapi, aktivitas dan kepedulian beliau terhadap upaya meningkatkan budaya membaca di kalangan masyarakat melalui Komunitas Magma ini layak mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya,” jujur Reni yang mengaku mewariskan kegemaran sang abah atau kakeknya, almarhum Kiai Haji Zainuddin, yang disebutnya sebagai sosok Pencinta Kitab.

“Saking cintanya dengan buku atau kitab-kitab, abah saya itu pergi haji sampai lima kali, dan setiap pulang dari beribadah haji, selalu saja membawa oleh-oleh berupa aneka kitab dan buku-buku dalam jumlah yang besar, yang dibelinya selama berada di tanah suci. Gara-gara itu, abah suka diprotes oleh anak dan cucunya, karena selalu membawa oleh-oleh yang berupa kitab serta buku-buku saja,” kenang Reni dengan logat Sunda yang rada kental.

[caption id="attachment_338747" align="aligncenter" width="512" caption="Senyum ramah Reni Muplihah (kanan). Melayani pengunjung secara gratis dan ikhlas sepenuh hati demi turut andil mencerdaskan masyarakat. (Foto: Gapey Sandy)"]

1401239113986294650
1401239113986294650
[/caption]

Bukan hanya sekadar gemar mengoleksi aneka kitab dan buku-buku, sang abah pun bahkan mendirikan sebuah perpustakaan keluarga, yang diberi nama Perpustakaan Haji Zainuddin. “Nah, ada benang merah antara kegemaran abah saya yang seorang Pencinta Kitab itu, dengan saya yang memang gemar membaca, mengoleksi, dan mendirikan TBM ‘Jendela Ilmu’ ini. Saya ini selalu tergerak untuk membereskan dan merapikan koleksi kitab dan buku-buku milik keluarga kami. Meskipun, abah pernah juga memarahi saya, karena kitab-kitab yang sedang dan masih dibacanya, sesekali ikut pula saya rapikan susunan penyimpanannya, sehingga ketika abah akan meneruskan bacaan kitabnya, beliau sempat kesal karena kebingungan mencari hanca atau batas halaman terakhir kitab yang tengah dibaca,” kenang Reni sembari terkekeh.

Ketekunan Reni mengelola TBM ‘Jendela Ilmu’ terus mendulang prestasi. Kini, jumlah koleksi buku-buku yang dimiliki telah mencapai 1.500 eksemplar. Seluruh buku-buku tersebut sudah dilakukan pengelompokan berdasarkan Klasifikasi Desimal Dewey yang umum dilakukan pada Perpustakaan. Reni bersyukur, Komunitas Magma senantiasa bekerjasama secara erat dengan Kantor Perpustakaan Daerah Kota Tangsel dalam upaya meningkatkan kemampuan teknis dan non-teknis para pengelola TBM, termasuk tata cara coding atau pengklasifikasian koleksi buku-buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun