Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pensiun Bahagia, Pensiun yang Terencana

1 Oktober 2014   00:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:53 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_362823" align="aligncenter" width="510" caption="Ilustrasi pentingnya melakukan perencanaan finansial yang cermat, sesuai kebutuhan dan menguntungkan. (Foto: huffingtonpost.com)"][/caption]

Warna-warni pelangi hidup dan kehidupan manusia sejatinya adalah takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai hambaNya, kita hanya dititahkan untuk menunaikan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya. Tentunya, untuk kelancaran dan kesuksesan dalam menjalani itu semua, akan leih baik apabila dilakukan perencanaan terlebih dahulu secara cermat, sambil berusaha mewujudkan setiap tahap perencanaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan sejak awal.

Fase-fase kehidupan kita selalu berjenjang. Hampir seluruhnya sama, nyaris tidak terlalu banyak temuan perbedaan. Hanya lika-likunya saja yang memang pada akhirnya tidak semua kita menjalaninya dengan mulus tanpa aral melintang. Tak mengapa, begitulah hidup, that’s life!

Setiap kita, menjalani fase awal hidup dan kehidupan dengan bertumbuh-kembang di usia kanak-kanak, belajar di bangku sekolah, kuliah di Perguruan Tinggi, bekerja, mencoba untuk mandiri, memutuskan untuk menikah, membina mahligai rumah tangga, dan berharap memiliki keturunan yang saleh/salehah, sehat, cerdas, berprestasi, juga membanggakan.

Seiring waktu berjalan, fase berikutnya pun mulai bergulir. Berbagai kebutuhan keluarga makin terasa mendesak, misalnya, harapan untuk memiliki rumah tinggal yang dapat menjadi tempat berteduh yang aman dan nyaman untuk keluarga, membeli kendaraan bermotor untuk berbagai aktivitas keluarga, juga, membiayai studi buah hati tercinta merengkuh prestasi pada strata pendidikan tertinggi.

[caption id="attachment_362824" align="aligncenter" width="510" caption="Perencanaan keuangan masa depan pada setiap fase kehidupan. (Sumber: Sun Life Financial)"]

1412072155291131982
1412072155291131982
[/caption]

Lebih dari itu, kebutuhan dan harapan untuk mempertebal keimanan dengan melakukan perjalanan ibadah sesuai perintah agama pun, tak urung mencuat juga. Pada rentang usia antara 55 hingga 60 tahun misalnya, mereka yang muslim, tentulah makin menggebu hasrat kalbu untuk dapat menjadi tamu Allah SWT (dhuyufurrahman) dengan menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Pasca usia itu pula, pada akhirnya, kita memasuki fase hidup dan kehidupan yang makin senja, ditingkahi keinginan untuk menikmati masa usia pensiun bersama pasangan setia nan terkasih, dengan kebahagiaan berlipat karena dikelilingi juga anak menantu, bersama tawa riang dan kegembiraan cucu tercinta yang sehat juga lucu menggemaskan.

Sungguh sebuah gambaran fase hidup dan kehidupan ideal yang pasti menjadi dambaan setiap kita. Hidup bahagia sejak masa kanak-kanak, hingga dewasa, dan masa pensiun kelak. Tidak akan ada diantara kita yang tidak kepincut, untuk menjalani setiap fase-fase hidup dan kehidupan yang insya Allah, berkah, sekaligus penuh bahagia seperti itu. Itu pula yang mungkin menjadi cerminan dari kalimat bijak berbahasa Arab, baiti jannati. Penuh makna mendalam, dua kata ini berarti "rumahku surgaku".

Tapi kita semua juga sadar bahwa, hidup dan kehidupan yang sukses bukan merupakan sebuah pilihan. Karena sukses, tak lain adalah merupakan buah dari tindakan demi tindakan. Artinya, untuk mewujudkan fase hidup dan kehidupan yang ideal seperti itu, kunci keberhasilannya, selain bekerja keras, antara lain adalah melakukan perencanaan berbagai hal secara baik, terutama mengenai masalah keuangan. Ya, financial planning!

Sederhananya, begini. Pada saat usia kita masih produktif dengan memiliki pekerjaan dan memperoleh penghasilan, jangan lupa untuk menyisihkan sebagiannya demi berbagai keperluan di masa mendatang. Tentu, caranya bermacam-macam. Ada yang dengan memaksimalkan program tabungan, menanamkan modal sebagai investasi, membeli emas, property, dan lain sebagainya, hingga memilih produk asuransi yang sekaligus menawarkan investasi dengan keuntungan menarik.

[caption id="attachment_362825" align="aligncenter" width="510" caption="Hj Srikandi Utami, Vice President and Head of Shariah PT Sun Life Financial Indonesia memaparkan lima tips perencanaan keuangan dengan investasi yang terencana secara baik. (Foto: Gapey Sandy) "]

1412072210642607511
1412072210642607511
[/caption]

Menurut Menurut Ir Hj Srikandi Utami, MBA, LUTCF, ChFP, AAAIJ, AIIS, selaku Vice President and Head of Shariah PT Sun Life Financial Indonesia (SLFI), ada lima tips untuk melakukan perencanaan keuangan dengan investasi yang terencana secara baik. “Setiap kita pasti punya tujuan finansial masa depan dan untuk menyiapkan dana pensiun. Selain itu, kita juga pasti ingin mengakumulasikan asset untuk berbagai keperluan, seperti membeli rumah, kendaraan, pendidikan anak-anak, dan sebagainya,’ ujar Aan, sapaan akrabnya, pada acara Kompasiana Nangkring Bareng Sun Life Financial, pada Sabtu, 30 Agustus kemarin di Jakarta.

Kelima tips tersebut adalah, pertama, melakukan evaluasi berapa penghasilan yang diperoleh. Lalu dikalkulasi, berapa yang dikeluarkan untuk konsumsi, berapa yang bisa digunakan untuk berinvestasi, misalnya dengan cara ditabung di bank, dimasukkan ke proyek investasi, membeli emas, dan bentuk investasi lainnya. Biasanya, sebesar 5 hingga 10 persen dari penghasilan kita, bisa disisihkan untuk berinvestasi,” jelas Aan.

Hal kedua yang dilalukan untuk melakukan persiapan perencanaan keuangan yaitu melihat kembali tujuan-tujuan keuangan jangka panjang. “Misalnya, seorang kepala rumah tangga yang memiliki keluarga muda dengan anak yang masih kecil, tentu akan memikirkan bagaimana mempersiapkan pendidikan anak, ketika mulai akan masuk ke jenjang SMA, maupun Perguruan Tinggi, yang biayanya tentu sudah jauh lebih mahal. Atau, misalnya kalau belum punya rumah, maka akan terpikirkan perencanaan jangka panjang untuk dapat membeli rumah,” tutur Aan yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun pada perusahaan asuransi jiwa lokal maupun multinasional ini.

Tahap ketiga, lanjut Aan, kalau misalnya telah dipikirkan perencanaan jangka panjang untuk membeli rumah, maka harus diperkirakan berapa tahun lagi akan memiliki rumah, dan berapa kemampuan untuk mencicil pembayaran rumah.

[caption id="attachment_362826" align="aligncenter" width="510" caption="Ilustrasi fase hidup dan kehidupan yang diantaranya muncul kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal sendiri. (Foto: teropongbisnis.com)"]

14120722631827704655
14120722631827704655
[/caption]

Keempat, kita melakukan action dengan menghubungi konsultan dari perencanaan keuangan. “Lalu kelima, kita lakukan review secara konsisten, karena kemungkinan income kita bertambah, sehingga kemungkinan konsumsi kita juga meningkat, termasuk keuangan untuk pembiayaan investasi dan asuransi,” terang Aan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosisasi Asuransi Syariah Indonesia ini.

Sun Life Financial Syariah sendiri memiliki tiga produk yang kaya manfaat. Pertama, Brilliance Hasanah Sejahtera. Ini adalah produk asuransi jiwa dan investasi dengan pembayaran berkala untuk membantu keluarga para nasabah mencapai kebutuhan keuangan masa depan, seperti misalnya biaya pendidikan, modal usaha, ibadah, pernikahan anak, dana hari tua, dan lainnya, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Kedua, Brilliance Hasanah Protection Plus. Yaitu, produk asuransi unit linked kontribusi tunggal yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perlindungan jiwa dan investasi yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Ketiga, Sun Medical Executive Syariah, yang merupakan asuransi tambahan yang dapat ditambahkan pada produk unit link syariah. Produk ini menyediakan manfaat pelayanan medis yang lengkap dan memberikan penggantian biaya sesuai tagihan berdasarkan paket manfaat yang menjadi pilihan nasabah. Manfaat yang lengkap itu adalah biaya kamar, biaya pembedahan yang komprehensif, biaya layanan medis, biaya rawat jalan dental darurat akibat kecelakaan, biaya perawatan sebelum dan sesudah rawat inap, biaya rawat jalan cuci darah, kanker dan fisioterapi setelah rawat inap, dan santunan kematian karena kecelakaan.

[caption id="attachment_362827" align="aligncenter" width="510" caption="Ilustrasi akan pentingnya perencanaan keuangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan secara cermat. (Sumber: financial-planner.imoney.my)"]

14120723091257289312
14120723091257289312
[/caption]

Sebagai gambaran, produk Brilliance Hasanah Sejahtera umpamanya, memiliki banyak keunggulan yang tentu sangat menarik. Sebut saja, misalnya: Perlindungan asuransi hingga usia 88 tahun; Minimum Kontribusi yang terjangkau; Dapat melakukan penambahan Dana Investasi atau Kontribusi Top Up Tunggal untuk meningkatkan hasil investasi setiap saat dengan minimum besarnya Rp 1,5 juta; Bebas menentukan Kontribusi dan Uang Pertanggungan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan; Bebas menentukan pilihan investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi; Fleksibel, artinya dapat melakukan Penarikan (withdrawal) dan Pengalihan Dana Investasi; Mendapatkan perlindungan tambahan otomatis untuk Pihak Yang Diasuransikan, berusia 15 hingga 70 tahun, berupa Asuransi Kematian karena Kecelakaan dengan Uang Pertanggungan sebesar Rp 100 juta, dan masih banyak lagi benefit lainnya.

Adapun perincian lebih jelasnya begini, seorang pria berusia 35 tahun memutuskan menjadi nasabah Sun Life Financial Syariah dengan memilih produk Brilliance Hasanah Sejahtera. Setiap bulan, ia harus melunasi Dana Kontribusi sebesar Rp 1 juta, atau Rp 12 juta dalam setahun. Kelak, selama 10 tahun mendatang, pada saat usianya mencapai 44 tahun, ia sudah memiliki total Dana Kontribusi senilai 10 x Rp 12 juta = Rp 120 juta. Dengan demikian, pada usia 55 tahun nanti, ia sudah memiliki Dana Hari Tua sebesar Rp 889,6 juta. Sedangkan pada usia 60 tahun, Dana Hari Tua-nya akan terakumulasi menjadi Rp 2,059,5 miliar. Dan, pada usia 65 tahun kelak, ia akan memiliki Dana Hari Tua hingga sebesar Rp 4,830,1 miliar.

Nah, benefit lain yang diperoleh kemudian “mengiringi”. Mulai dari, Dana Pengobatan Kritis Rp 150 juta (andaikata bulan ke-4 Tertanggung terdiagnosa salah satu dari 40 jenis Penyakit Kritis sebelum usia 65 tahun); Bebas Dari Kewajiban Menabung Rp 12 juta (jika Pemilik Polis terdiagnosa salah satu dari 40 jenis Penyakit Kritis sebelum berusia 65 tahun); Santunan Rawat Inap di Rumah Sakit Rp 450 ribu per hari; Santunan Meninggal karena Kecelakaan Rp 100 juta; Santunan Meninggal karena Sakit Rp 250 juta ditambah Dana Investasi; Santunan Cacat Total Tetap atau Asuransi Kecelakaan Rp 200 juta; dan, Total Manfaat Meninggal Rp 550 juta ditambah Dana Investasi (karena kecelakaan); serta, Peluang Mendapatkan Pembagian Surplus Underwriting pada setiap tahunnya.

[caption id="attachment_362828" align="aligncenter" width="510" caption="Rincian benefit produk Brilliance Hasanah Sejahtera dari Sun Life Financial Syariah. (Sumber: Sun Life Financial)"]

14120723591073750059
14120723591073750059
[/caption]

Setiap kita pasti ingin menikmati manfaat lebih dari pundi-pundi uang yang dimilikinya. Begitu pula dengan dambaan ketenangan dan kepastian dalam menjalani setiap fase hidup dan kehidupan, melalui perencanaan finansial yang sesuai dengan kebutuhan, memberi kepastian, perlindungan dan keuntungan investasi. Bayangkan, siapa sih yang tidak ingin memiliki Dana Hari Tua dengan nilai perlindungan dan benefit yang pasti? Masalahnya, sudahkah kita mempersiapkan jaminan masa pensiun sebaik-baiknya? Semakin banyak kita mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun---seraya merencanakan program finansialnya---, maka semakin nyaman dan bahagia masa pensiunnya. Begitu pula, semakin banyak kesilapan yang dapat dihindarinya.

Tessie Setiabudi dan Joshua Maruta dalam bukunya Pensiun Gaul – 7 Langkah Jitu Mempersiapkan PHK, VRP atau Pensiun (Gramedia, 2012) membeberkan bahwa, mereka yang memasuki masa pensiun perlu merencanakan banyak hal, antara lain: bagaimana mereka akan mengisi waktu mereka; di mana mereka akan tinggal; apa yang dapat mereka nikmati; gaya hidup bagaimana yang akan mereka jalani; kiat-kiat tetap sehat dalam masa pensiun; bagaimana mengelola finansial mereka; “profesi’ baru yang ingin mereka pilih dan mereka mulai; jenis kegiatan yang cocok bagi mereka; dam, jenis program peningkatan diri yang dapat mereka pertimbangkan, dan sebagainya.

Semua menjadi penting untuk dipikirkan masak-masak, karena ketika memasuki masa pensiun terjadi perubahan yang besar karena kita akan kehilangan penghasilan tetap; pekerjaan; kekuasaan; citra; dan, fasilitas. Tak sedikit yang gagal mempersiapkan masa pensiun. Akibatnya, frustrasi yang muncul, antara lain dikarenakan hilangnya penghasilan tetap sehingga membuat kita merasa cemas menghadapi masa-masa mendatang. Juga, hilangnya pekerjaan yang membuat kita merasa “tidak berguna” dan akibatnya, stress!

[caption id="attachment_362829" align="aligncenter" width="466" caption="Masa pensiun bahagia dengan mempersiapkan sebaik mungkin masa pensiun termasuk pengelolaan finansial yang melindungi dan menguntungkan. (Foto: family.fimela.com)"]

14120724081732383049
14120724081732383049
[/caption]

Alhasil, tak berlebihan apabila Tessie dan Joshua menyebut perencanaan pengelolaan finansial pada masa-masa pensiun sebagai sesuatu yang harus juga dikelola. Maklum, ketika pensiun, kita sebenarnya masih memiliki “modal” yakni diri kita sendiri; dana pensiun dan asset fisik; asset non fisik; kebebasan waktu; dan, jaringan kerja. Tinggal kemudian, bagaimana memadukan “modal-modal” ini untuk menjalani masa pensiun yang tenang, terlindung dari “hiruk-pikuk” hidup dan kehidupan, serta bahagia. Tentu, seiring-sejalan dengan paradigma hidup dan kehidupan yang harus diubah ketika memasuki masa-masa pensiun, yakni: “Masa pensiun adalah suatu era perjalanan hidup yang baru, bermanfaat, dan indah”. Dengan syarat, sedini mungkin kita mempersiapkan diri untuk memasuki masa-masa pensiun, mulai dengan perencanaan finansial yang baik, dan tidak salah memilih produk perlindungan finansial yang kaya manfaat, memberi benefit, jaminan kepastian, sekaligus investasi yang menguntungkan.

oooOooo

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun