Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Berkendara Hemat dengan Mobil Irit

25 Desember 2014   21:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_385933" align="aligncenter" width="567" caption="Barisan Datsun Go dan Datsun Go+ dalam event Kompasiana drive & ride Tantangan Hemat KompasOtomotif, pada Minggu, 21 Desember 2014. (Foto: Fan Page FB Kompasiana)"][/caption]

Pertengahan Oktober 2014 kemarin, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis daftar mobil terlaris di Indonesia. Hasilnya, menempatkan Datsun Go+ Panca pada urutan ke-11 dengan penjualan sebanyak 2.753 unit.

Berturut-turut posisi 10 besar itu adalah Toyota Avanza, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, Daihatsu Xenia, Daihatsu Gran Max Pikap, Toyota Agya, Toyota Kijang Innova, Honda Jazz, Toyota Rush, dan, Suzuki Carry MT pikap. Menyusul kemudian, urutan 11 hingga 20 adalah, Datsun Go+ Panca, Daihatsu Ayla, Mitsubishi T-120 SS mini pikap, Honda Brio Satya, dan Mitsubishi L-300 pikap diesel, Suzuki APV MT pikap, Daihatsu Terios, Toyota Fortuner, Toyota Yaris, dan, Nissan Grand Livina.

[caption id="attachment_385934" align="aligncenter" width="567" caption="Para peserta drive & ride berpose bersama di check point pertama, Taman Budaya Sentul City, Bogor, Jawa Barat. (Foto: Gapey Sandy)"]

141949267653338702
141949267653338702
[/caption]

Bercokolnya Datsun Go+ Panca dalam daftar 20 besar mobil terlaris per Oktober 2014 kemarin, sedikit banyak memunculkan rasa penasaran, apa sebenarnya kelebihan mobil bertransmisi manual yang iklannya menonjolkan scene mobil impian keluarga jadi kenyataan ini? Rasa penasaran terjawab ketika Kompasiana menggelar event menantang bertajuk drive & ride “Tantangan Hemat” KompasOtomotif pada Minggu, 21 Desember 2014 kemarin. Kompetisi ini sengaja memilih tema spesifik “Tantangan Hemat”, yang mau tak mau mewajibkan ke-21 Kompasianer peserta kompetisi untuk menerapkan eco driving atau berkendara irit. Dalam konteks ini, irit bukan berarti “pelit”, karena AC mobil tetap harus dalam kondisi menyala selama berkendara. Jangan harap bisa curang dengan sengaja mematikan AC, karena pada setiap kendaraan peserta, seorang juri turut serta menemani. Nantinya, sang pemenang adalah kelompok peserta pengendara Datsun Go (hatchback) dan Datsun Go+ (MPV) yang menempuh average jarak terjauh berbanding dengan bahan bakar yang dipergunakan. Atau, kilometer per liter (kpl).

Adapun rute yang ditentukan oleh panitia adalah Gedung Bentara Budaya (Palmerah, Jakarta) – Tol Dalam Kota – Tol Jagorawi – check point 1: Taman Budaya Sentul City – check point 2: Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah – kembali ke Kantor Kompasiana di Palmerah Barat, Jakarta. Panjang rute secara keseluruhan, apabila ditaksir menggunakan Googlemaps berjarak antara 120 hingga 130 kilometer. Hanya saja catatannya, ketika perjalanan dari Hotel Santika TMII menuju ke Kantor Kompasiana di Palmerah Barat tidak diperkenankan melewati jalan Tol TB Simatupang. Sebagai gantinya, ketujuh kendaraan peserta, harus melewati jalan-jalan arteri mulai dari Kampung Rambutan, Pasar Rebo, Condet, Ragunan, Jalan TB Simatupang, Lebak Bulus atau perempatan Pondok Indah berbelok ke kanan menuju arah Mall Pondok Indah, Kebayoran Lama, Permata Hijau, dan Palmerah Barat.

[caption id="attachment_385935" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan Datsun Go+ yang memiliki desain modern. (Foto: datsun.com)"]

14194927281420846200
14194927281420846200
[/caption]

Satu hal yang patut diperhatikan dalam berkompetisi “Tantangan Hemat” adalah, bukan kendaraan kelompok peserta mana yang tercepat tiba sampai di check point, atau seberapa lihai pengemudi memacu kendaraan secepat mungkin. Meskipun perhitungan waktu juga jadi penilaian, tetapi sekali lagi, bukan “kendaraan tercepat” itu yang pasti bakal jadi pemenang. Karenanya, tak salah apabila Aris F. Harvenda selaku Editor untuk OtomotifKompas.com berulang-ulang kali mengingatkan peserta untuk menjaga capaian digital bar RPM (Revolution Per Minute) yang nampak pada Tachometer di sisi kanan Speedometer. “Usahakan jangan sampai melebihi 2000 rpm,” himbaunya.

Himbauan untuk tidak memacu kendaraan melebihi 2000 rpm ternyata tidak saja ampuh, tetapi juga menjadi salah satu kunci sukses apabila kelompok peserta ingin memenangkan kompetisi “Tantangan Hemat” ini. Mengapa? Karena, salah satu prinsip eco driving adalah berpedoman pada penggunaan gigi yang selaras dengan torsi puncak mesin. Artinya, untuk mobil bertransmisi manual, seperti Datsun Go dan Go+, perpindahan gigi dilakukan pada saat putaran mesin sudah mencapai torsi maksimum, bukan berpatokan pada kecepatan kendaraan. Asal tahu saja, tips dan trik ini pula yang kerap dipergunakan oleh para supir layanan jasa kurir untuk mereduksi dan menghemat penggunaan BBM. Mereka, bila menggunakan kendaraan bertransmisi manual, umumnya melakukan perpindahan gigi pada putaran mesin antara 2000 hingga 2500 rpm.

[caption id="attachment_385936" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan Datsun Go+ yang memiliki style body keren. (Foto: datsun.com)"]

14194927821665024029
14194927821665024029
[/caption]

Kelompok Kompasianer Harris Maulana yang mempraktikkan “jurus” ini pun membuktikan keampuhannya. “Kondisi tol Jagorawi sudah mulai terlihat padat. Sudah banyak orang yang beraktifitas di hari Minggu siang ini. Kompasianer Putu Djuanta mulai melajukan Datsun Go dan tetap menerapkan gaya berkendara hemat. Kecepatan mulai dinaikkan. Jika saya hanya berani mentok di angka 80 km/jam, Putu menggeber kendaraan hingga 100 km/jam. Pencapaian yang diraihnya pun berhasil memecahkan rekor irit saya, menjadi 22,6 kpl. Luar biasa ya. Ternyata dalam kecepatan tinggi pun ternyata masih bisa irit. Kuncinya adalah stabil saat berkendara,” aku Harrisyang juga satu kelompok dengan Rahab Ganendra.

Begitu pula dengan pengalaman Kompasianer Arif Rahman. Ia yang mengendarai Datsun Go bersama rekan satu tim, Kompasianer Ngesti Setyo Moerni dan Babeh Helmi mengakui, betapa bermanfaatnya menerapkan eco driving. “Selama melaju di Tol Dalam Kota, dan Tol Jagorawi, konsumsi BBM teririt yang bisa kami peroleh adalah 22 kpl. Namun, kami masih penasaran dengan tim lain yang ternyata bisa memperoleh angka 22,7 kpl. Akhirnya, setelah sampai pada check point pertama di Taman Budaya Sentul City, saya bertanya apa kunci iritnya. Ternyata, kuncinya menghemat BBM adalah menerapkan teknik eco driving, dengan cara mengemudi melalui capaian rpm dibawah laju 2000. Selain itu, kecepatan juga harus stabil pada titik tertentu, serta menghindari rem mendadak. Itu artinya, untuk mendapatkan konsumsi BBM irit, ternyata tidak harus berjalan pelan-pelan,” tutur Arif.

[caption id="attachment_385937" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan Datsun Go+ yang memiliki sedikit karakter mobil balap. (Foto: datsun.com)"]

1419492841234406652
1419492841234406652
[/caption]

Setelah mengetahui trik eco driving tersebut, Arif bersama dua rekannya kemudian lebih bersemangat untuk menerapkan berkendara hemat bersama Datsun Go warna biru Jade. “Karena rute terakhir melewati jalur non tol via jalur padat lingkar Selatan, akhirnya kami memilih berjalan santai saja, sesuai kebiasaan, dan coba mempraktekkan teknik eco driving. Hasilnya, cukup menggembirakan. Tim kami memperoleh konsumsi rata-rata 18,8 kpl, dan meraih juara runner up. Selisih tipis sekali dengan juara pertama yang mencatatkan 18,9 kpl. Namun, selisih ini masih jauh bila dibandingkan dengan mobil panitia yang memperoleh 19,7 kpl. Adapun peserta paling boros mencatatkan 15,3 kpl untuk kelas MPV, Datsun Go+. Kesimpulan saya, dengan asumsi jarak tempuh 120 km, konsumsi BBM rata-rata 18,8 kpl, dengan kendaraan yang digunakan seharian berikut kondisi full AC, hitung punya hitung, perjalanan kali ini hanya butuh bensin 6,38 liter. Pantas saja, indikator bensin pada layar MID hanya turun satu strip, luar biasa!!!” aku Arif.

Hal yang sama diakui Kompasianer Raadjaa, yang mengemudikan Datsun Go+ berwarna hitam untuk kelompok peserta nomor tiga kelas MPV. Bersama rekan se-timnya, Kang Arul, Opi Novianto, dan penulis, Raadja yang selalu memegang teguh prinsip eco driving ternyata berhasil membuktikan betapa iritnya Datsun Go+ yang memiliki panjang 3,995 mm, lebar 1,635 mm, tinggi 1,490 mm, dan jarak roda 2,450 mm ini.

[caption id="attachment_385941" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan Datsun Go+ yang memiliki bagasi super luas karena sandaran kursi baris kedua dan ketiga dapat direbahkan. (Foto: datsun.com)"]

14194931021939903334
14194931021939903334
[/caption]

“Setelah puas menyantap berbagai menu makan siang yang lezat di Krakatau Restaurant di Hotel Santika TMII, kami beranjak ke tujuan final yakni Kantor Kompasiana. Saya kembali duduk di kursi pengemudi. Berbeda dengan jalur pertama kali ini, kami dan tim melalui jalur yang terkenal akan kemacetan lalu-lintas di jalur Kampung Rambutan, Lebak Bulus, arteri Pondok Indah, dan sekitarnya. Awalnya, ODO meter di mobil kami, menunjukkan angka 19,3 kpl di check point Sentul, dan 18,7 kpl saat sampai di check point ke dua di TMII, namun turun drastis saat kami sampai di Kantor Kompasiana di Palmerah Barat, yaitu menjadi 17,6 kpl. Lho, kenapa terjun bebas? Ya, karena semua jalur yang dilewati, bukan jalan tol, atau seperti jalur yang biasa kita jalani sehari hari, penuh akan macet dan traffic light yang antriannya mengular. Namun akhirnya, setelah melihat catatan di mobil Datsun Go+ MPV lainnya, kami merupakan mobil yang paling irit diantara dua mobil pesaing lain yang mendapatkan 16 kpl dan 15 kpl. Itu artinya, kami menjadi juara pertama kompetisi “Tantangan Hemat” ini,” bangga Raadjaa.

Ketika berada di check point Hotel Santika TMII, dan menikmati jamuan makan siang secara buffet dengan menu spesial Ikan Pesmol, Ayam Balado, Sawi sendok atau Pakcoy Saus Garlic, Bihun Goreng, Nasi Goreng, Nasi Rames, dan Bakso Kuah, seluruh Kompasianer menyatakan rasa puas atas sajian kuliner para chef. Selain itu, para peserta drive & ride juga menyimak paparan Ridwan selaku Assistance Restaurant & Banquet Manager Hotel Santika TMII terkait rencana hotel ini menyambut malam pergantian tahun. “Kami akan menyuguhkan acara menarik yang dikemas dalam konsep Pesta Rakyat,” ujarnya sembari menambahkan bahwa Hotel Santika TMII selalu mengedepankan local food untuk urusan food & beverage-nya. “Setiap Kamis misalnya, kami selalu menyajikan Sundanese Festival Food atau Sundanese Culinary Food kepada para tamu hotel. Ini salah satu bentuk komitmen kami, untuk menonjolkan local food,” tutur Ridwan lagi.

[caption id="attachment_385939" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan Datsun Go+ dengan kursi di barisan depan yang saling terhubung. (Foto: datsun.com)"]

1419492936145569790
1419492936145569790
[/caption]

Sebelum seluruh peserta meninggalkan check point di Hotel Santika TMII, Aris F. Harvenda kembali menyampaikan sejumlah trik bermanfaat terkait “Tantangan Hemat”. Menurutnya, “Kembali menuju ke lokasi finish di Kantor Kompasiana, dengan tidak melalui jalur jalan Tol TB Simatupang, adalah tantangan tersendiri dalam kompetisi ini. Maklum, akan ada banyak persimpangan jalan dengan lampu merah yang biasanya diikuti antrian kendaraan cukup panjang. Untuk itu, peserta drive & ride disarankan menginjak pedal rem dan gas secara smooth., sambil menikmati laju kendaraan. Jangan lakukan pengereman, atau menginjak pedal gas sampai terlalu dalam. Ingat, setiap momentum pergerakan kendaraan, sangat membutuhkan BBM yang banyak. Usahakan, ketika mengerem, kita dapat mengukur untuk melakukan angkat gas. Artinya, dari jarak jauh, sebelum antrian lampu merah misalnya, kita sudah mulai tidak menekan gas, atau malah mengangkat pedal gas,” himbau lelaki yang mengaku pernah menggeluti bisnis bengkel mobil ini.

* * * * *

Selain memahami performa Datsun Go+ yang irit dan mantap untuk menerapkan eco driving, penulis menyaksikan sendiri sejumlah kelebihan lain yang dimiliki MPV ini. Mulai dari desainnya yang modern, garis siluet samping yang strong, dinamis, dan style body yang keren. Tidak berlebihan kalau desain ini disebut-sebut sebagai lounge bergerak. Belum lagi tampilan muka yang lengkap dengan karakter honeycomb-style grille dengan lapisan chrome, berikut bingkai yang sempurna untuk logo DATSUN.

[caption id="attachment_385940" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan Datsun Go+ bahkan diibaratkan seperti lounge bergerak. (Foto: datsun.com)"]

14194930091091271019
14194930091091271019
[/caption]

Tampilan fisik yang elegan juga terdapat pada desain lampu utama. Hal ini dikarenakan lampu utama yang memanjang didesain sedemikian rupa sehingga menjadi multi-faceted yang dibingkai dengan aksen metalik, sehingga mencerminkan efek seperti kilau berlian di permukaan mobil.

Sepanjang rombongan kami melahap seluruh check point dan rute yang ditentukan, terasa sekali betapa kami berempat bisa duduk dengan nyaman (di kursi pertama, dan kedua), karena ruang lutut yang lapang dan kursi empuk. Hal ini dikarenakan panjang kabin Datsun Go+ yang terbaik di kelasnya. Bahkan, dalam separuh perjalanan, Kompasianer Kang Arul malah mengeluarkan laptop-nya untuk melakukan sejumlah pekerjaan terkoneksi internet. Kalaupun ada keluhan space, mungkin adalah untuk penumpang dewasa di kursi baris ketiga atau belakang, wajar bila merasa kurang nyaman khususnya pada bagian kaki dan kepala.

[caption id="attachment_385942" align="aligncenter" width="567" caption="Sajian menu Nasi Rames di Krakatau Restaurant, Hotel Santika TMII. (Foto: Gapey Sandy)"]

14194931661844619779
14194931661844619779
[/caption]

[caption id="attachment_385943" align="aligncenter" width="567" caption="Sajian menu Bakso Kuah di Krakatau Restaurant, Hotel Santika TMII. (Foto: Gapey Sandy)"]

14194932432024243623
14194932432024243623
[/caption]

[caption id="attachment_385944" align="aligncenter" width="567" caption="Sajian menu Desert di Krakatau Restaurant, Hotel Santika TMII. (Foto: Gapey Sandy)"]

14194933302073695646
14194933302073695646
[/caption]

Apabila harus mengangkut barang belanjaan dalam jumlah cukup banyak, atau membawa beberapa koper sekaligus ke bandara, maka sandaran kursi baris kedua dan ketiga dalam dilipat untuk memberikan ruang ekstra. Itulah pula alasan mengapa iklan televisi Datsun Go+ diperuntukkan sebagai mobil keluarga, karena memang flexible seating dengan tiga baris kursi, dan merupakan MPV 5+2 pertama di kelasnya.

Hal menarik lainnya, Datsun Go+ dinilai memiliki sedikit karakter mobil balap, terutama dengan mesin 1.2L yang menyuguhkan performa terbaik dengan tenaga dan torsi yang cukup sempurna. Sunguh, ketika harus memacu laju kendaraan di jalan tol, tidak hanya pengemudi yang dapat merasakan tarikan power dan torsinya, bahkan penumpang pun dapat membenarkan hal tersebut. Hebatnya lagi, teknologi yang disodorkan Datsun Go+ mampu meminimalisir suara dan getaran, sehingga dalam kecepatan bagaimanapun perjalanan tetap mulus dan lumayan senyap.

[caption id="attachment_385945" align="aligncenter" width="567" caption="Juara Pertama drive & ride untuk kategori kelas MPV dengan menggunakan Datsun Go+. (Foto: Gapey Sandy)"]

14194933881636300382
14194933881636300382
[/caption]

[caption id="attachment_385946" align="aligncenter" width="567" caption="Tampilan lampu belakang Datsun Go+. (Foto: Gapey Sandy)"]

1419493559622359665
1419493559622359665
[/caption]

Satu hal lagi, ketika Kompasianer Opi Novianto hendak memarkirkan kendaraan di check point Hotel Santika TMII, radius putar Datsun Go+ yang kecil benar-benar sangat membantu, termasuk sensor mundur yang berbunyi beep-beep dan menjadikan alert bagi pengemudi. Tambah lagi, ada power assist pada sistem kemudi yang menyesuaikan dengan kecepatan, sehingga ketika parkir, pengemudi sangat terbantu. Sekali lagi, dengan radius putar yang kecil, jangankan untuk berbalik arah atau U Turn, bahkan di jalan yang sempit pun Datsun Go+ akan sangat handal, meskipun jarak antar roda lebih panjang bila dibandingkan dengan kebanyakan mobil di kelasnya.

Akhirnya, mari berdoa di penghujung 2014 ini, semoga tahun depan, kita bisa memiliki Datsun Go+,  kendaraan jenis MPV yang penuh performa dan banyak sekali nilai plus-nya, aamiin.

* * *

Baca juga, reportase sebelumnya:

Sambut Malam Tahun Baru, Hotel Santika TMII Suguhkan Pesta Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun