Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tatkala Kaum Cerdik Pandai Kelihatan Bodoh

12 Juli 2017   14:26 Diperbarui: 12 Juli 2017   14:38 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengacu dari apa yang disampaikan Ferry, orang awam nanbodoh sekalipun boleh dong menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan HT -- menyangkut kasus ancaman dan manipulasi pajak yang merugikan negara -- sebaiknya dimaafkan.

Hebat nih analisis Doktor Ferry Juliantono. Ia menilai,  elektabilitas Partai NasDem yang kian merosot-lah yang menyebabkan Kejaksaan lewat Kasubdit Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Yulianto mempermasalahkan SMS yang dikirim HT.

Saya tidak tahu, Okezone salah kutip atau faktanya memang seperti itu? Ferry berkata seperti ini:

"Dasarnya begini, Surya Paloh (Ketum Partai NasDem) agak senewen elektabilitas NasDem enggak naik, dan khawatir dengan Perindo yang belakangan ini bagus."

"Jadi dia mengincar lawan politiknya. Pak HT, kan terlihat berbeda pandangan. Tak tertutup kemungkinan saya juga akan diincar oleh pemerintah, atau siapa pun."

Pernyataan Ferry memang agak aneh juga. Ia punya jabatan resmi sebagai wakil ketua umum  Gerindra, partai  yang telah sukses mengantarkan Anies Baswedan-Sandiaga sebagai gubernur DKI Jakarta lewat politisasi agama. Namun, ia membela HT yang kebetulan menjabat sebagai ketua umum Perindo. Ada kesan Ferry disponsori.

Baguslah, sampai sedemikian jauh, saya tidak mendengar kabar Partai NasDem akan memerkarakan atau menyomasi Ferry -- juga BY -- terkait dengan "analisis hebatnya".

Boleh jadi partai ini  menganggap Ferry dan BY -- meminjam istilah ana-anak muda -- "nggak  level-lah". Mungkin juga NasDem maklum, sebab jamur sedang imut-imutnya tumbuh di bebatuan dan tempat penimbunan sampah.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun