[caption caption="Situs Abal Abal. Dok Pribadi"][/caption]PROSES “demokrasi” menuju DKI-1 mirip Pilpres 2014 saat Joko Widodo digadang-gadang bakal menang. Para pelawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan Ahok. Fitnah dan berita plintiran pun disebarluaskan melalui media sosial dan membuat pendukung Ahok meradang.
Wartawan media mainstream ikut terkena imbas: “Oh, ini toh cara kerja wartawan masa kini?” Meme nyinyir pun bertebaran lewat medsos, BBM dan WA yang isinya seperti ini: “Teknik Mengutip Berita Paling Mutakhir Wartawan (W)-Menteri (M).”
W1: Pak, Bapak lebih suka ayam goreng atau gulai kambing?
M : Ayam goreng
W1: Pakai tepung atau tidak?
M : Pakai tepung.
W1: Seperti ayam goreng KFC, ya, Pak?
M : Ya, kurang lebih mirip begitulah.
HEADLINE: Menteri M Lebih Suka Ayam Goreng KFC Model Amerika dan Tidak Suka Gulai Kambing Tradisional Indonesia.
W2 menulis berita di media ONLINE:
TERLALU! Gaya Hidup Menteri M Kebarat-baratan.
Si B membuat status di Facebook:
Hati-hati Menteri M mendukung bisnis liberal kapitalis daripada pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
W3 menulis berita di situs online abal-abal:
Menteri M benci pada daging kambing makanan Rasulullah SAW.
Si A ngetwit: “Astaghfirullah. Ada upaya penyesatan akhak. Kambing yang disukai Rasulullah SAW dianggap tidak baik oleh Menteri M. Kita akan digiring ke cara pandang kafir.”
Dalam ilmu komunikasi, itulah yang dimaksud dengan erosi fakta. Dalam dunia jurnalistik, cara membuat berita model seperti itu sangat ditabukan, bahkan para penjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik menganggapnya sebagai “dosa”.
Tapi, itulah fenomena yang terjadi di jagat “jurnalistik” Indonesia. Situs berita abal-abal pun, seperti posmetro.info dan nbcindonesia.com, muncul dan “eksis” di jagat maya dengan berita plintirannya. Celakanya, banyak yang percaya dan kemudian menyebarluaskan berita rekayasa kedua “situs berita” itu lewat media sosial.
Dua situs itulah yang belakangan disukai haters Ahok dan membuat para pendukung Ahok kelimpungan. Disengaja atau tidak disengaja, para pendukung Ahok justru ikut menyebarluaskannya, sebab mereka ingin tahu dan bertanya kepada anggota grup: berita yang ditulis di situs abal-abal tersebut benar atau tidak?
Bagaimana mereka tidak sewot kalau di sana ada berita-berita dengan judul-judul yang sangar seperti ini:
1. Terungkap, Ahok Dapat Keuntungan 15 Persen dari Reklamasi, Waduh!
2. Wow! Sanusi Diancam Dibunuh Jika Beberkan Siapa Saja yang Terlibat di Kasus Suap Reklamasi.
3. Lieus: Saya Juga Tionghoa, Ahok Didemo bukan Karena Cina atau Kristen, Tapi Karena Korupsi !
4. Takut Sama Suryo Prabowo, Ahok Malah Serang Adik Yusril yang Cuma Ngutip Pernyataan Sang Jenderal.
5. Sanusi: "S" iparnya Ahok, dia yang atur korlap Pemprov DKI dengan Podomoro di Reklamasi.
Judul-judul berita aduhai seperti itu pasti membuat senang para pembenci Ahok dan dengan keyakinan 100 persen benar, berita-berita itu disebarluaskan lewat Facebook dan Twitter dengan pengantar-pengantar nyinyir. Mereka yakin berita-berita itulah yang bakal mampu ikut menjatuhkan Ahok.
Apa mau dikata, itulah “perjuangan” yang bisa mereka lakukan untuk menumbangkan Ahok. Andai saja diminta menjadi relawan Yusril misalnya untuk mengumpulkan 10 saja KTP dukungan, mereka pasti tidak bersedia. Mereka berkepentingan ikut menyebarluaskan berita situs abal-abal hanya untuk mengolok-olok Ahok dan membuat telinga para pendukung Ahok panas. Tidak lebih dari itu.
Sangat mungkin, berita-berita berkualitas “biasa” yang banyak dimuat situs/portal berita resmi hari ini (Kamis 7 April) menjadi “luar biasa heboh” manakala nangkring di situs abal-abal.
Sekadar contoh, pagi tadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra hadir dalam acara yang digelar PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di forum ini, PDIP juga memberikan kesempatan kepada Yusril Ihza untuk memberikan kata sambutan.
Situs berita tribunnews.com memberitakan peristiwa di atas seperti ini: Ketua Umum Partai Bulan Bintang yang berencana maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Yusril Ihza Mahendra, menyatakan orang yang dia harapkan menjadi pasangan wakil gubernurnya adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Boy Sadikin. "Kalau PDIP pasangkan saya dengan Boy Sadikin, syukur alhamdulillah. Itu lebih baik bagi semua pihak. Bagi saya, Pak Boy, dan PDIP," kata Yusril usai memaparkan materi.
Situs berita abal-abal pasti akan menulis judul berita di atas seperti ini: “Ahok Nyahok, Dipastikan PDIP Usung Yusril Jadi Cagub DKI.”
Bisa juga peristiwa kehadiran Yusril ke PDIP di atas, ditulis dengan judul yang sangat meyakinkan pembenci Ahok sebagai berikut: “PDIP Rela Kadernya Jadi Wakil Gubernur DKI Dampingi Yusril.”
Pagi tadi (Kamis 7 April) juga ada berita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam kasus korupsi proyek reklamasi Jakarta. Sebagaimana diketahui Budi Hartono adalah orang yang dipilih Ahok untuk mendampinginya sebagai calon wakil gubernur.
Peristiwa itu jelas “makanan empuk” buat pengelola situs berita abal-abal untuk menggoreng isu dalam rangka menjatuhkan Ahok dengan membuat judul berita antara lain seperti ini:
1. Ahok Stres, Calon Wagubnya Diperiksa KPK dalam Kasus Korupsi Proyek Reklamasi.
2. Ahok Sulit Berkelit, Orang Kepercayaannya Diperiksa KPK.
3. Sanusi Tidak Sendirian, Ahok Menyusul Ditangkap KPK dalam Proyek Reklamasi.
4. KPK Cecar Heru tentang Keterlibatan Ahok Menyetujui Reklamasi.
5. Ahok Terancam Gagal Jadi Cagub, Heru Diduga Terlibat Kasus Reklamasi.
6. Heru Diminta KPK Ungkap Kroni Ahok di PT Agung Podomoro.
Hingga siang tadi, para hater Ahok dan pendukung Ahok masih menyebarluaskan berita dengan judul-judul sejenis itu. Saya memberi tahu beberapa teman di Facebook agar berhati-hati dengan berita-berita miring seperti itu. Jika menemui berita semacam itu, abaikan, dan buang saja ke laut yang batal direklamasi. Mereka menjawab: “Siap, Bos!” []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H