3. Lieus: Saya Juga Tionghoa, Ahok Didemo bukan Karena Cina atau Kristen, Tapi Karena Korupsi !
4. Takut Sama Suryo Prabowo, Ahok Malah Serang Adik Yusril yang Cuma Ngutip Pernyataan Sang Jenderal.
5. Sanusi: "S" iparnya Ahok, dia yang atur korlap Pemprov DKI dengan Podomoro di Reklamasi.
Judul-judul berita aduhai seperti itu pasti membuat senang para pembenci Ahok dan dengan keyakinan 100 persen benar, berita-berita itu disebarluaskan lewat Facebook dan Twitter dengan pengantar-pengantar nyinyir. Mereka yakin berita-berita itulah yang bakal mampu ikut menjatuhkan Ahok.
Apa mau dikata, itulah “perjuangan” yang bisa mereka lakukan untuk menumbangkan Ahok. Andai saja diminta menjadi relawan Yusril misalnya untuk mengumpulkan 10 saja KTP dukungan, mereka pasti tidak bersedia. Mereka berkepentingan ikut menyebarluaskan berita situs abal-abal hanya untuk mengolok-olok Ahok dan membuat telinga para pendukung Ahok panas. Tidak lebih dari itu.
Sangat mungkin, berita-berita berkualitas “biasa” yang banyak dimuat situs/portal berita resmi hari ini (Kamis 7 April) menjadi “luar biasa heboh” manakala nangkring di situs abal-abal.
Sekadar contoh, pagi tadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra hadir dalam acara yang digelar PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di forum ini, PDIP juga memberikan kesempatan kepada Yusril Ihza untuk memberikan kata sambutan.
Situs berita tribunnews.com memberitakan peristiwa di atas seperti ini: Ketua Umum Partai Bulan Bintang yang berencana maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Yusril Ihza Mahendra, menyatakan orang yang dia harapkan menjadi pasangan wakil gubernurnya adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Boy Sadikin. "Kalau PDIP pasangkan saya dengan Boy Sadikin, syukur alhamdulillah. Itu lebih baik bagi semua pihak. Bagi saya, Pak Boy, dan PDIP," kata Yusril usai memaparkan materi.
Situs berita abal-abal pasti akan menulis judul berita di atas seperti ini: “Ahok Nyahok, Dipastikan PDIP Usung Yusril Jadi Cagub DKI.”
Bisa juga peristiwa kehadiran Yusril ke PDIP di atas, ditulis dengan judul yang sangat meyakinkan pembenci Ahok sebagai berikut: “PDIP Rela Kadernya Jadi Wakil Gubernur DKI Dampingi Yusril.”
Pagi tadi (Kamis 7 April) juga ada berita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam kasus korupsi proyek reklamasi Jakarta. Sebagaimana diketahui Budi Hartono adalah orang yang dipilih Ahok untuk mendampinginya sebagai calon wakil gubernur.