Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka Buat Ahok (3): David-Goliath

8 Maret 2016   15:49 Diperbarui: 12 Maret 2016   10:45 47306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="David-Goliath. Foto: Dok Pribadi"][David-Goliath. Foto: Dok Pribadi]

 

BAPAK Basuki Tjahaja Purnama yang saya hormati.

Ini adalah surat terbuka saya yang ketiga. Melalui surat ini, saya mohon izin menyampaikan sesuatu kepada Bapak berkaitan dengan rencana Bapak untuk mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Agak galau juga saya menulis surat ini, sebab berkait dengan Partai NasDem dan PDIP, partai yang Bapak langkahi.

Pertama-tama saya ucapkan selamat dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak yang pada hari Senin (7 Maret) kemarin, Bapak akhirnya berani mengambil keputusan untuk maju menuju DKI-1 melalui jalur perseorangan yang populer dengan sebutan “jalur independen.”

Keputusan Bapak menggunakan jalur perseorangan sesungguhnya merupakan jalur maut, sebab membuat banyak tokoh politik terkejut dan pastinya galau, lantas beramai-ramai menaikkan gengsi partainya. Kecuali Partai NasDem, parpol lain tentu akan bersekutu melawan Bapak dalam Pilkada Serentak 2017 mendatang. Ini ibarat David melawan Goliath. Ya, Bapak adalah David dan persekutuan partai-partai itu adalah Goliath-nya.

Boleh jadi, banyak polikus dan pengamat yang tidak habis pikir mengapa akhirnya Bapak “jatuh hati” dan merasa kasihan kepada anak-anak muda yang tergabung dalam Teman Ahok. Di mata para dedengkot partai, anak-anak muda yang mengumpulkan KTP dukungan buat Bapak itu adalah anak kemarin sore yang masih berbau kencur. Para politikus, terutama yang ada di PDIP  tentu tidak habis pikir, Bapak yang begitu tegas dan tegar, kok takhluk begitu saja kepada anak-anak tersebut. Lalu Bapak dianggap melangkahi PDIP yang waktu itu masih malu-malu mengusung Bapak.

Saya percaya saat Bapak akan mengambil keputusan mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta lewat jalur perseorangan pada Minggu malam (6 Maret) saat anak-anak muda itu ke rumah Bapak, memang sangat berat. Tapi, saya percaya, Bapak memutuskannya setelah mendapatkan “hidayah” dan malam itu istri Bapak, Ibu Veronica Tan pasti memanjatkan doa agar Tuhan menuntun setiap langkah dan keputusan yang Bapak ambil.

Apa pun yang Bapak putuskan, Bapak memang perlu memberikan apresiasi kepada anak-anak itu di Teman Ahok. Apalagi mereka juga menyatakan sanggup merevisi data di formulir dukungan setelah Bapak memutuskan untuk menjadikan Bapak Heru Budi Hartono sebagai calon wakil gubernur.

Melalui surat terbuka ini, saya mohon Bapak menjaga mereka. Turunkan petugas keamanan untuk menjaga sekretariat Teman Ahok. Mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan, boleh, dong. Jangan sampai dokumen dukungan yang jumlahnya telah lebih dari 770.000 itu terbakar, hilang atau dicuri.

Karena Bapak sudah mengambil keputusan lewat jalur perseorangan, saya mohon Bapak tetap menjaga hubungan baik dengan PDIP, sebab salah seorang kadernya, Djarot Saiful Hidayat selama ini telah dengan setia mendampingi Bapak sebagai wakil gubernur. Tetaplah berterimakasih kepada PDIP. Tidak usahlah Bapak menyinggung-nyinggung partai itu dengan ungkapan “partai akan memarahi Bapak”. Jangan lukai banteng itu, sebab kalau terluka, sang banteng bisa marah luar biasa.

Silakan Bapak simak baik-baik apa yang diungkapkan  Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi sebagaimana diberitakan media. Dia mengatakan, kekuatan partai politik tidak bisa dikalahkan oleh relawan. Sebab, partai memiliki kekuatan basis rakyat yang lebih kuat.

Saya kutip lagi kata-katanya: "Negara ini, kan, dibangun oleh parpol, bukan relawan."

Kata-kata itu boleh jadi merupakan tertawaan buat Bapak karena Bapak dianggap telah salah langkah, karena Bapak lebih percaya dan mengandalkan relawan yang tergabung dalam Teman Ahok daripada PDIP. Tapi, sudahlah Bapak tak perlu menghiraukannya.

Partai itu tentu tidak senang karena apa yang Bapak lakukan bisa dikesankan Bapak  tidak  mau mengikuti aturan main di PDIP dan Bapak melangkahi partai ini. Teman Ahok pun lantas dianggap hanya sebagai komunitas tanpa landasan hukum.

Setelah ini, Bapak mesti mengantisipasi bahwa parpol-parpol akan mengeroyok Bapak. Misi mereka bukan lagi demi membuat Jakarta lebih baik (mudah-mudahan saya keliru), tapi semata-mata demi mengalahkan Bapak, sehingga Bapak tidak punya wewenang lagi untuk menjadikan Jakarta lebih beradab. Sekali lagi, mudahan-mudahan ini hanya sebatas suuzon.

Hitung-hitungan di atas kertas, kalau parpol-parpol itu kompak bersatu berdasarkan perolehan kursi mereka di DPRD DKI Jakarta, maka dalam Pilkada Serentak 2017 nanti, Bapak akan kalah.

Peta kekuatan seperti itulah yang saya ibaratkan David sedang berhadapan dengan Goliath.

Seperti halnya David, Bapak tidak perlu risau dan gentar. Pasti ada kekuatan maha-dahsyat yang akan membantu Bapak. Bayangkan, ketika Bapak bingung mencari dukungan, Partai NasDem (meskipun kursinya di DPRD DKI cuma lima) berada di belakang Bapak dan terang-terangan mendukung Bapak tanpa syarat. Partai ini pun tidak berusaha mengajukan kadernya untuk diajukan sebagai calon wakil gubernur Jakarta.

Saat Bapak mengajukan nama Heru Budi Hartono, NasDem pun menghormati keputusan Bapak. Saya percaya partai ini yakin bahwa Ahok-Heru adalah wujud dari pasangan pemimpin yang orientasinya adalah bekerja, bukan bernafsu untuk mengejar kekuasaan.

Tenanglah Pak, Bapak tidak sendirian. Semboyan klub Liga Inggris, Liverpool, You’ll never walk alone (YNWA) bahkan digunakan partai baru ini sebagai bentuk dukungan penuh bagi Bapak dalam rangka “pertarungan” menuju kursi DKI-1.

Anak-anak muda di partai itu bahkan telah membentuk komunitas Muda Mudi Ahok yang juga membantu Teman Ahok mengumpulkan KTP dukungan buat Bapak. Simak apa yang diungkapkan Ketua Garda Pemuda NasDem, Martin Manurung: "Kami siap mengatakan kepada Pak Ahok You'll never walk alone, kamu tidak akan pernah berjalan sendirian."

Anggap saja dan yakinilah Teman Ahok, Muda Mudi Ahok dan Partai NasDem adalah ketapel yang dipegang David dan kemudian menjadi senjata ampuh untuk menumbangkan Goliath. []

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun