[caption caption="Yusril beli petai. Sumber: Facebook "][Sumber: Facebook]SAYA sungguh gagal paham dengan ulah para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belakangan ini. Mereka kok tidak senang melihat orang lain senang. Ketika Yusril Ihza Mahendra pergi ke pasar mengenakan kaos Mickey Mouse, mereka kok sewot, lalu mem-bully Yusril yang punya kreativitas tinggi.
Mereka mungkin merasa kalah selangkah dengan apa yang dilakukan Yusril, sebab “jagoannya”, Ahok, kalah cepat turun ke bawah, ke pasar tradisional dan berha-ha... hehe dengan para pedagang sayur, lalu membeli beberapa bilah pete.
Saya khawatir, para pendukung Ahok kembali akan kecewa, iri hati, dengki dan lagi-lagi mem-bully Yusril saat mantan menteri dan pengacara kondang itu ke pasar, tidak lagi mengenakan kaos Mickey Mouse dan celana buntung, tapi mengenakan daster yang sudah ada bau bawangnya. Kalau ini yang terjadi, ibarat bermain sepak bola, skornya jadi 2-0. Dua buat Yusril dan kosong buat Ahok.
Dalam soal pencitraan, Ahok kalah segalanya dengan Yusril yang ehmm tampan dan kalau bicara sistematis dan meyakinkan para pendengarnya, terutama pendukung-pendukungnya. Bagaimana Ahok bisa membangun citra positif kalau setiap hari marah, ngomel dan marah.
Jika itu yang terus dilakukan, kapan Ahok bisa melakukan seperti apa yang diperbuat Yusril? Ya, pergi ke pasar. Karimun saja pergi ke pasar, naik sepeda dan pakai payung pula.
Saatnya mulai sekarang Ahok merekrut tim sukses yang super-kreatif jika ia ingin memenangi kontes Pilkada Serentak 2017 nanti. Para pendukung mantan Bupati Belitung Timur ini jangan cuma lihai mem-bully di medsos. Kreatif, dong!
Pada mulanya banyak orang yang ragu saat melihat foto Yusril yang sedang berbelanja di pasar tradisional di kawasan Puri Indah, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Banyak orang menuding itu pasti foto rekayasa pendukung Ahok yang tidak suka popularitas Yusril terus melonjak saat ia mengumumkan akan mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta dalam hajatan Pilkada Serentak 2017 mendatang.
Saya menduga foto itu sengaja dipajang pendukung Ahok untuk menjatuhkan Yusril. Dugaan banyak orang keliru. Ternyata itu foto asli (bukan hasil editan) Yusril dan diunggah di laman Facebook-nya dan disebarluaskan via Twitter. Yusril tampaknya bangga sekali bisa berbelanja ke pasar tersebut dan menjadi Sinterklas sesaat dengan cara ogah menerima uang kembalian.
Nah, inilah yang membuat pendukung dan simpatisan Ahok tidak fair. Di medsos, mereka mencibir apa yang dilakukan Yusril. Yusril yang kreatif, kok mereka yang sewot.
Mereka sama sekali tidak tahu bahwa Yusril melakukan itu setelah melalui pertimbangan yang matang. Pendukung Ahok sama sekali tidak mau tahu bahwa Yusril tempo hari belum sempat turun ke bawah (wilayah yang kini sudah digusur) seperti yang sudah dilakukan Ahmad Dhani. Ingat, Yusril seorang profesor yang pastinya melakukan penelitian atau survei sebelum merencanakan sesuatu.
Diakui atau tidak, ini bagian dari upaya Yusril untuk meningkatkan elektabilitas. Pasar tradisional identik dengan wong cilik. Eh, siapa tahu, PDIP jatuh hati dan berkenan mengusung Yusril menuju DKI-1. Para pendukung Ahok, kalian harus pahami, dong!
Ia tentunya ingin menjadi “media darling” seperti Jokowi saat pilpres. Ia sadar, media adalah salah satu cara untuk menaikkan elektabilitas, sehingga memuluskan langkahnya menuju DKI-1.
Sampai sedemikian jauh, kita belum tahu, Yusril akan tetap menggunakan jalur independen atau jalur partai. Jika lewat jalur independen, kita belum bisa mengecek, sudah berapa ratus ribu KTP dukungan yang diperolehnya. Jika lewat jalur partai, kita belum bisa mengecek partai mana yang akan mendukung dan mengusungnya.
Semoga saja PDIP berkenan mendukung dan mengusung Yusril. Ini kesempatan buat PDIP dan Yusril, mumpung Ahok sudah memantapkan diri menuju DKI-1 lewat jalur independen.
Berharap, boleh dong? Politik itu sangat dinamis dan berubah-ubah. Hari ini lawan, besok bisa jadi kawan.
Yusril itu kawan. Jika Yusril didukung PDIP, program Yusril untuk wong cilik dengan belanja ke pasar masih bisa dilanjutkan. Nitip pete dong, Pak! []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H