Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritik Buat Pendukung Ahok, Perhitungkan Yusril

6 Maret 2016   21:51 Diperbarui: 7 Maret 2016   07:42 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain membenarkan pernyataannya, Yusril juga mempersilakan Republika menjadikan kicauannya sebagai berita. "Ya silakan saja (dikutip),” ujar Yusril ketika itu. Ia menuding SBY koruptor karena senang memberikan grasi kepada para koruptor.

Hebat, kan, Yusril? Ia juga punya kekuatan magis yang luar biasa alias sakti. Buktinya tuduhan dan ujaran kebenciannya tak membuat SBY berang, apalagi menggugat atau memerkarakan Yusril ke polisi. Yang dituduh, sampai sekarang malah tenang-tenang, bahkan mengalami puncak kenikmatan setelah belakangan ini merasa (ya, cuma merasa) dikambinghitamkan oleh orang-orangnya Jokowi.

Yusril juga seorang profesional yang sangat konsisten dan konsekuen saat menjalankan tugasnya sebagai pengacara. Ia bisa memisahkan tugasnya sebagai ahli hukum tata negara/cendekiawan dan pengacara.

Dia menyebut SBY sebagai koruptor adalah menggunakan posisinya sebagai ahli hukum tata negara/cendekiawan. Sedangkan ketika menjalankan fungsinya sebagai pengacara, ia pun tidak segan-segan membela koruptor. Ia tercatat pernah membela  terpidana korupsi Serius Taurus Nababan. Taurus melakukan aksi menilep uang negara dalam proyek pengadaan barang di Kabupaten Bekasi. Nggak gede, sih, cuma Rp 194 juta.  Sayang, Yusril kandas saat memerkarakan kasus yang ditangani itu di tingkat PK (peninjauan kembali). Kalau menang, yah, lumayanlah.

Sebelumnya, Yusril juga pernah membela terdakwa korupsi mantan Kepala Dinas PU Deliserdang, Faisal. Saat disidang di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Faisal dihukum 1,5 tahun penjara. Tapi oleh Pengadilan Tinggi (PT) Medan, hukuman Faisal dinaikkan menjadi 12 tahun penjara.

Yusril Ihza konsisten dan menghormati hukum. Meski kalah, ia tidak mencak-mencak atau protes, apalagi sampai memanas-manasi para koruptor agar melakukan aksi unjuk rasa telanjang. Yusril bukan Razman Arif Nasution, pengacara Kalijodo.

Sebagai pengacara, ia juga berani membela kliennya yang jelas-jelas diperlakukan “tidak adil” oleh penguasa, meski harus menerima tudingan ia dianggap tidak cinta kepada tanah airnya, Indonesia. Soal-soal begini, Ahok mana berani?

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, Yusril Ihza Mahendra belum lama berselang memerkarakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti ke pengadilan lantaran hobinya menenggelamkan kapal asing pencuri ikan. Yusril tampil membela kapal asing si pencuri ikan. Pihak yang dibela adalah pemilik kapal pencuri ikan asal Thailand.

Yusril tetap tegar meski ia dicaci maki sebagai warga negara Indonesia yang tidak nasionalis. Sikap tegas Yusril tetap dipertahankan meskipun ia mendapat sindiran dari anggota DPR-RI, Ruhut Sitompul.

Ah, lagi-lagi Luhut. Sudahlah kawan, tak usahlah banyak cakap. Abang, bolehlah bilang Yusril membela yang bayar. Tapi, keadilan tetap harus ditegakkan. Jika negara salah, ya harus dilawan! Orang yang memiliki sikap tegas seperti ini cocok untuk memimpin Jakarta. Kalau negara saja dilawan, apalagi preman Tanah Abang dan Kalijodo? Itu, mah, kecil.

Kita juga salut, dalam membela “kebenaran”, Yusril tak melihat kasusnya apa dan kliennya siapa. Ini cocok buat Jakarta. Konkretnya, yang benar harus dibela, dan yang salah harus dihukum. Jadi, Yusril cocok jadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Ahok yang beraninya cuma mengoprak-oprak orang yang sehari-hari berada di kawasan Jl Kebon Sirih (DPRD) dan Merdeka Selatan (Balai Kota).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun