PARTAI NasDem menempatkan diri sebagai partai pertama yang terang-terangan mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur DKI Jakarta dalam hajatan Pilkada 2017. Efek buat Ahok, posisi gubernur yang doyan “berantem” ini semakin kuat.
Konsekuensi buat NasDem, partai ini harus siap pula difitnah, dicaci maki dan di-bully oleh orang-orang atau pihak yang selama ini tidak suka kepada Ahok. Tapi, tampaknya, partai ini siap lahir dan batin dengan konsekuensi seperti itu.
Yang menarik, partai itu mendukung Ahok tanpa syarat. Artinya, kalau Ahok tetap mau mencalonkan diri lewat jalur independen, ya “monggo”. Kalau Ahok mau naik “kendaraan” NasDem, ya kamsia-lah. Tanpa NasDem, Ahok sudah bisa maju lewat jalur independen, sebab para sahabatnya telah berhasil mengumpulkan 600.000-an fotokopi KTP warga DKI yang bakal mendukung Ahok.
Jika memang Partai NasDem konsisten mendukung Ahok tanpa syarat, maka partai ini sudah sewajarnya memerintahkan para kadernya di Jakarta untuk memilih mantan Bupati Bangka Belitung Timur tersebut pada pilkada langsung 2017.
Bahwa partai yang baru berusia enam tahun ini bakal mendukung Ahok mulai “tercium” ketika para kadernya yang duduk di DPR dan DPRD bertemu di Bali pertengahan Januari lalu.
Di Pulau Dewata itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan bahwa Ahok merupakan prioritas bagi NasDem agar meneruskan jabatan DKI-1. Partainya, menurut dia, akan mendukung Ahok, kecuali jika Ahok melakukan hal tidak tepat.
Sinyal Surya Paloh kemudian dirumuskan dan puncaknya dilakukan hari ini (Jumat 12 Februari 2016) lewat sebuah deklarasi dukungan di markas besar partai itu di Jl RP Suroso (Gondangdia Lama), Menteng, Jakarta Pusat.
Koordinator Wilayah DKI Jakarta Partai Nasdem, Viktor Laiskodat, menjelaskan bahwa dukungan partainya kepada Ahok setelah melalui diskusi mendalam yang dilakukan sebuah tim yang beranggotakan tujuh oranng (Tim 7). Hasilnya, ya itu tadi, “Tim 7 memutuskan mencalonkan Saudara Ahok menjadi calon Gubernur DKI Jakarta masa bakti 2017-2022,” ujar Viktor.
Soal dukung mendukung calon pemimpin/kepala daerah, bagi NasDem, bukan barang baru. Partai ini lumayan piawai saat mengelola dukungan kepada para calon kepala daerah dalam pilkada serentak tempo hari. Saat itu NasDem memberikan dukungan kepada 250-an kepala daerah (gubernur, bupati dan wali kota). Dari jumlah itu, 132 kepala daerah yang didukung NasDem memenangi pilkada.
Yang bikin geleng-geleng kepala , terutama partai pesaing, dalam memberikan dukungan kepada para calon kepala daerah, NasDem tak memberlakukan politik mahar (uang setoran yang nilainya bisa miliaran rupiah). “Untuk para calon kepala daerah yang kami dukung, meterai pun kami siapkan,” kata Ketua Bappilu Partai NasDem, Enggartiasto Lukita, suatu hari pernah berseloroh dengan wartawan.