Mohon tunggu...
Saiful Muhammad
Saiful Muhammad Mohon Tunggu... -

Kadang-kadang...!@#$%^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dayak Kenyah

5 Desember 2010   14:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:59 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku burung enggang dayak kenyah

Yang menari di bukit nan sepi

Menepuk angin, membelah matahari

Untuk mimpi yang masih merah

Separuh dunia aku terbang

Berdialog lewat gerak tubuh telanjang

Namun terasa ada yang hilang

Bicara dan tanyalah pada ilalang

Untuk apa kubakar tanah leluhur

Bukankah kidung palsu itu jual diri?

Kutebas kayu dengan parang

Untuk hidup serta tari-tarian perang

Kini dirampas penguasa

Aku jadi kambing hitam pembinasa!

Hutanku ditebangi dan terus ditebang

Kemabalikanlah hutanku, kembalikan!

Sempurna kebohonganmu

Kau rampas hutanku dari tanah leluhur

Kami kau bohongi

Sampai kami tertatih dan hanya tinggal menari

Aku burung enggang dayak kenyah

Depok, 5 Des'2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun