Mohon tunggu...
KKM Gantari Bhumi UIN Malang
KKM Gantari Bhumi UIN Malang Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

KKM Gantari Bhumi di Desa Kemiri mengusung tema yang relevan dan inspiratif: Parenting, Stunting, Kemiskinan Ekstrem, dan Moderasi Beragama. Melalui program ini, mahasiswa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengasuhan yang baik dalam mencegah stunting, terutama bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem melalui pelatihan keterampilan dan inovasi ekonomi kreatif. Program ini juga menanamkan nilai-nilai moderasi beragama, mendorong harmoni dan toleransi antarwarga sebagai pondasi kehidupan bermasyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan, KKM Gantari Bhumi menjadi cahaya perubahan yang membawa harapan baru bagi Desa Kemiri untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera, sehat, dan harmonis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Suburnya Hasil Bumi: KKM Gantari Bhumi UIN Malang Panen Pakcoy di Dusun Magersari, Desa Kemiri

23 Desember 2024   15:34 Diperbarui: 23 Desember 2024   15:38 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi Pemanenan dan Pembagian Pakcoy oleh Ibu-Ibu PKK dan KKM UIN Malang Gantari Bhumi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Suburnya Hasil Bumi: KKM 161 Gantari Bhumi UIN Malang Panen Pakcoy di Dusun Magersari, Desa Kemiri

Kegiatan pengabdian masyarakat hari ini (23/12/24) yang dilakukan oleh KKM 161 Gantari Bhumi UIN Malang di Desa Kemiri tidak hanya melibatkan aspek pendidikan dan sosial, tetapi juga merangkul aspek agrikultur. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah panen cabai dan pakcoy di lahan yang dikelola oleh ibu-ibu PKK setempat. Kebun ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan kreativitas mampu mengubah lahan yang sebelumnya tidak produktif menjadi area yang bermanfaat. Dengan dukungan penuh dari perangkat desa, termasuk ibu lurah, kebun ini telah menjadi salah satu sumber daya berharga bagi masyarakat Desa Kemiri.

Lahan yang digunakan merupakan tanah kas desa yang terletak di Dusun Magersari. Lahan ini memiliki luas 24 hektar, di mana sebagian besar ditanami jeruk melalui kerja sama dengan pihak swasta. Sisanya dimanfaatkan untuk rencana pengelolaan pertanian lokal, seperti kebun cabai, pakcoy, dan jeruk. Lahan cabai sendiri memiliki luas sekitar 1 hektar, dan pengelolaannya dilakukan dengan memberdayakan ibu-ibu PKK. Hasil panen cabai dan pakcoy tidak hanya dibagikan kepada warga setempat, tetapi sebagian hasilnya juga dimasukkan ke dalam kas desa untuk mendukung pembibitan ulang. Dengan sistem ini, dana yang diberikan oleh pemerintah kepada desa dapat dimanfaatkan kembali untuk mendukung keberlanjutan program agrikultur.

Sebelumnya, pada tanggal 22 Desember 2024, mahasiswa KKM UIN Malang ikut melakukan pemantauan perkembangan pakcoy bersama ibu-ibu PKK di kebun tersebut. Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan kualitas tanaman sebelum dilakukan pemanenan pada tanggal 23 Desember 2024. Dengan hasil pemantauan yang positif, kegiatan panen dapat dilaksanakan dengan lancar dan penuh antusiasme.

Selain itu, tanah di Magersari ini masih menjadi bagian dari pengelolaan Perhutani. Pihak desa telah mengajukan pembebasan lahan ini untuk keperluan hunian dan pengembangan lainnya. Proses pengajuan tersebut sudah mencapai tingkat provinsi, dan harapannya, di pemerintahan saat ini, pembebasan lahan dapat segera terealisasi. Jika ini terwujud, Desa Kemiri memiliki peluang besar untuk semakin berkembang di sektor agrikultur dan kesejahteraan warganya.

Kolaborasi Pemanenan dan Pembagian Pakcoy oleh Ibu-Ibu PKK dan KKM UIN Malang Gantari Bhumi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kolaborasi Pemanenan dan Pembagian Pakcoy oleh Ibu-Ibu PKK dan KKM UIN Malang Gantari Bhumi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan panen cabai dan pakcoy ini dilakukan dengan suasana penuh keceriaan. Mahasiswa KKM bersama ibu lurah dan ibu-ibu PKK memetik hasil bumi yang segar. Setelah dipanen, pakcoy yang terkumpul kemudian dibagikan kepada warga, di mana setiap rumah menerima sekitar 2 kilogram atau kurang lebih 2 ikat pakcoy. Pembagian ini mencerminkan nilai gotong royong dan rasa kebersamaan yang kuat di Desa Kemiri. Tidak hanya itu, hasil panen juga meringankan kebutuhan pangan harian warga, yang menyambutnya dengan rasa syukur dan apresiasi.

Di sisi lain, ibu lurah juga memiliki lahan pribadi di pekarangan rumahnya seluas sekitar 5000 meter persegi. Lahan tersebut ditanami jeruk siam madu secara tumpangsari dengan cabai pertiwi. Rencananya, setelah pohon jeruknya tumbuh besar, cabai akan dihilangkan agar fokus pada pengembangan jeruk. Lahan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi pribadi, tetapi juga direncanakan menjadi tempat wisata petik jeruk. Selain itu, kebun pribadi ibu lurah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi warga desa untuk semakin semangat dalam bertani dan memanfaatkan lahan yang dimiliki.

Panen cabai dan pakcoy ini menjadi bukti sinergi yang kuat antara mahasiswa KKM 161 Gantari Bhumi, ibu-ibu PKK, dan perangkat desa. Dengan memanfaatkan lahan yang sebelumnya tidak produktif, Desa Kemiri kini memiliki sumber daya agrikultur yang mendukung kebutuhan pangan sekaligus memberikan manfaat ekonomi.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKM tidak hanya belajar tentang teknik pertanian dan pengelolaan lahan, tetapi juga memahami pentingnya kolaborasi dan semangat gotong royong. Semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk memanfaatkan potensi lokal demi kesejahteraan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun