Mohon tunggu...
Gansar Budi Santoso
Gansar Budi Santoso Mohon Tunggu... -

mahasiswa uin malang jurusan psikologi 2013

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembolak Balik Perasaan (Part 1)

11 Desember 2014   03:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kicauan burung pagi, hembusan angin malam yang tinggal sisa-sisa, tetesan embun yang membasahi sepenjuru bumi, serta pancaran fajar yang memancar dari kejauhan menyambut bangunku dipagi ini. Kuawali pagi ini dengan mempertemukan keningku dengan sajadah lusuh yang telah menemaniku entah dari kapan. Kupanjatkan rasa syukurku kepada Dia yang kuanggap Sang Maha apapun yang ada didunia ini.  Hari ini merupakan satu dari banyak hari yang paling aku tunggu dalam hidupku, hari dimana sekali lagi aku akan memindahkan tali toga atas perjuangan melawan kebodohan atasku. Aku segera mempersiapkan segala sesuatu yang akan aku kenakan pada acara wisuda S2 ku nanti. Karna ini adalah hari yang menurutku special, maka aku harus memastikan bahwa segala sesuatunya adalah sempurna.

Namaku Gamar, aku adalah seorang yang dianggap memiliki pandangan yang kolot terhadap hidup. Usiaku memang baru 23 Tahun namun aku sudah menyelesaikan pendidikanku hingga magister dengan predikat yang dianggap sangat baik dilingkunganku. Aku memang menfokuskan nyaris seluruh hidup yang aku jalanin di bidang pendidikan. Aku bukanlah seorang yang suka berjalan-jalan dan menikmati alam, mungkin aku akan lebih memilih untuk diam dan membaca buku dirumah daripada melakukan aktifitas-aktifitas itu. Kacamata dan Jam tangan adalah aksesoris wajib yang selalu aku kenakan, mungkin itu pula sebabnya mengapa aku dianggap seorang kurang update terhadap perkembangan zaman. Aku adalah seorang yang menyukai kopi, bukan saja karna dengan meminum kopi aku bisa menahan kantuk berjam-jam ketika membaca buku favoritku namun kopi selalu memberikan efek tenang dalam kondisi apapun.

“Gamar gimana udah siap belum? Ayah udah nungguin dibawah. Kalo udah siap ayo langsung berangkat, karna jalan akan macet sekali hari ini” Suara Ibu yang terdengar dibalik pintu kamarku.

“Iya bu, aku segera menyusul kebawah” Jawabku

Mungkin kebahagian hari ini tidak hanya menjadi kebahagian yang aku akan nikmati sendiri, namun juga kedua orang tuaku yang memang telah menantikan waktu-waktu ini. Tepat sekali memang prediksi Ibuku hari ini, jalanan macet hampir tak menyisakan ruang untuk bergerak. Mobil hitam yang sudah cukup berumur  yang aku dan kedua orang tuaku tumpangi ini berjalan terseret sedikit perlahan dibawah rintihan hujan yang jatuh satu persatu. 10 Menit sudah terlewati, mobil yang aku tumpangi melewati tempat dimana aku menghabiskan 3 Tahun masa-masa remaja terbaiku, SMAN Model Terpadu Madani. Pikiranku melayang jauh, terhempas, telempar, terombang-ambing jauh ke masa dimana aku masih berada di tempat itu. 6 Tahun mungkin sudah terlalui namun kenangan dan memori akan masa itu tidak pernah hilang dan terus membekas, bahkan disetiap detail peristiwa aku mengingat dengan detail. Aku sangat ingat bagaimana aku jatuh cinta untuk pertama kali kepada seorang gadis yang aku kenal pertama kali ketika tidak sengaja menabraknya di perpusatakaan sekolah. Memang pada siang itu aku sengaja memilih perpustakaan sebagai tempatku menghabiskan waktu, yah bisa dikatakan bahwa perpustakaan disiang hari adalah tempat favoritku untuk mengahabiskan waktu. Tiba-tiba aku merasa ada yang aneh dengan perutku siang itu, akhirnya aku berlari dengan terburu-buru hingga tak menyadari bahwa didepanku ada seorang gadis dengan perawakan tinggi sepundakku, rabut yang dicepol hingga memperlihatkan leher bagian belakangnya dan tatanan buku-buku tebal yang dia peluk didadanya. Dan plaaak..!!! jatuhlah seluruh pegangan buku yang ada didadanya berserakan dilantai.

“duuh gimana sih! Kalo lari-lari jangan di dalam perpustakaan dong! Sana diluar, dilapangan!” Ucap gadis itu dengan nada kesal yang terdengar lirih dari bibirnya

Setelah mendengar ucapan dari gadis itu segala perasaan aneh yang menyerang perutku tadi hilang entah kemana, kemudian menjadi rasa aneh yang lain, entah rasa apa itu. Rasa yang mungkin hanya pujanga-pujanga yang dapat mendefinisikannya.

“maaf aku gak sengaja, aku terburu-buru, aku minta maaf sekali lagi. Kamu gak kenapa-kenapa kan?” Sahutku sambil membantunya mengumpulkan buku-buku yang berhamburan dilantai paska kejadian tadi.

“Iya lain kali hati-hati yaa, oh iya perkenalkan namaku Shinta” Jawabnya dengan nada yang sudah tenang tak seperti pertama tadi.

Mendengarkan dia memperkenalkan namanya aku hanya bisa terdiam. Seorang yang untuk pertama kali membuatku merasakan perasaan yang hanya dimiliki para pujangga-pujangga. Setelah itu aku dan gadis itu yang aku ketahui namanya Shinta banyak membicarakan tentang banyak hal mulai dari buku-buku favorit hingga pelajaran dan guru-guru yang aneh.

Itulah awal aku mengenal seorang yang membuatku jatuh cinta. Tak terasa memoriku akan masa-masa itu membuatku tidak merasakan bahwa aku telah sampai pada tempat dimana salah satu hari paling bahagia dalam hidupku akan diadakan. Ayahku telah memasuki basement tempat parkir kendaraan kemudian langsung mencari tempat untuk memberhentikan kendaraan. Setelah sudah dipastikan kendaraan yang kami tumpangi terparkir dengan baik dan mobil berhenti kami bertiga keluar dari mobil dan langsung menuju auditorium tempat acara wisuda akan diadakan...

BERSAMBUNG………………….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun