Mohon tunggu...
Ega Noviyanti
Ega Noviyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43121120095 | Program Studi: Sarjana Manajemen | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Jurusan: Manajemen | Universitas: Universitas Mercu Buana | Dosen: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Etika Komunikasi Habermas

13 Oktober 2024   06:13 Diperbarui: 13 Oktober 2024   06:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diagram yang menyajikan perkembangan pemikiran Jrgen Habermas, seorang filsuf sosial yang sangat berpengaruh, khususnya dalam bidang teori komunikasi dan ruang publik.

Pemahaman Dasar:

  • Jrgen Habermas: Seorang filsuf sosial yang dikenal karena teorinya tentang ruang publik (public sphere) dan tindakan komunikatif (communicative action).
  • Ruang Publik: Sebuah arena di mana warga negara dapat berdiskusi secara bebas dan rasional tentang masalah-masalah publik.
  • Tindakan Komunikatif: Proses interaksi sosial di mana pemahaman bersama dibangun melalui pertukaran argumen yang rasional.

Penjelasan Diagram:

Diagram ini menggambarkan bagaimana pemikiran Habermas tentang ruang publik berevolusi dari waktu ke waktu. Garis besarnya adalah sebagai berikut:

  1. Model-model Substansial:

    • Ruang Publik Liberal (Habermas, 1989a, bagian pertama): Model awal Habermas yang menggambarkan ruang publik sebagai sebuah arena ideal di mana warga negara yang setara bertukar pendapat secara rasional.
    • Ruang Publik yang Dipengaruhi Kekuasaan (Habermas, 1989a, bagian kedua; 2006): Model yang lebih realistis, mengakui adanya pengaruh kekuasaan dan kepentingan dalam ruang publik yang nyata.
  2. Paradigma Ruang Publik Habermasian (Habermas, 1989b): Sebuah kerangka kerja yang lebih luas untuk memahami berbagai aspek ruang publik.

  3. Model Demokrasi Deliberatif (Habermas, 1996): Model yang menekankan pentingnya deliberasi (perundingan yang mendalam) dalam proses pengambilan keputusan demokratis.

  4. Model Prosedural (Habermas, 1990, 1994): Model yang fokus pada prosedur atau aturan yang diperlukan untuk mencapai pemahaman bersama dalam komunikasi.

  5. Tindakan Komunikatif (Habermas, 1992): Konsep inti dalam pemikiran Habermas, merujuk pada tindakan sosial yang bertujuan mencapai pemahaman bersama melalui argumen yang rasional.

Evolusi Pemikiran Habermas:

  • Dari Ideal ke Realistis: Habermas awalnya mengidealkan ruang publik sebagai sebuah arena yang bebas dari pengaruh kekuasaan. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa ruang publik yang nyata selalu dipengaruhi oleh berbagai kekuatan sosial, ekonomi, dan politik.
  • Pentingnya Deliberasi: Habermas semakin menekankan pentingnya deliberasi dalam proses demokrasi. Ia berargumen bahwa keputusan-keputusan politik yang lebih baik dapat dicapai melalui pertukaran pendapat yang terbuka dan rasional antara warga negara.
  • Fokus pada Prosedur: Habermas juga mengembangkan model prosedural yang menekankan pentingnya prosedur atau aturan dalam komunikasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua suara dapat didengar dan diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.

Dokpri_Prof. Apollo
Dokpri_Prof. Apollo
  • Dalam bukunya "Knowledge and Human Interests" (1968), Habermas mengklasifikasikan hubungan manusia menjadi tiga jenis:
    1. Ilmu Alam; Hubungan Subjek-Objek: Hubungan manusia dengan dunia fisik. Contohnya, seorang ilmuwan mengamati objek penelitiannya.
    2. Dunia Sosial; Hubungan Subjek-Subjek (dengan orang lain): Hubungan antarmanusia dalam konteks sosial, seperti percakapan, negosiasi, atau interaksi dalam kelompok.
    3. Dunia Subjek Pemikiran, 'Subjek-It, Self' (relasi dengan diri sendiri): Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti refleksi diri atau kesadaran diri.
  • Rasio: Habermas membedakan dua jenis rasio:
    1. Rasio Instrumental: Rasio yang digunakan dalam ilmu alam, bertujuan untuk menguasai dan mengendalikan alam.
    2. Rasio Komunikatif: Rasio yang digunakan dalam ilmu sosial, bertujuan untuk mencapai kesepahaman bersama dan membangun konsensus.
  • Tipe Ilmu: Habermas membagi ilmu menjadi tiga tipe berdasarkan sifat dan tujuannya:
    1. Empirik-analitis: Ilmu yang berfokus pada pengamatan dan eksperimen untuk menemukan fakta objektif.
    2. Historis-hermeneutik: Ilmu yang berfokus pada pemahaman makna dan interpretasi terhadap teks atau peristiwa sejarah.
    3. Sosial-kritis: Ilmu yang bertujuan untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik dengan mengungkap ketidakadilan dan ketidaksetaraan.

Dokpri_Prof. Apollo
Dokpri_Prof. Apollo

Jrgen Habermas:

  1. Tindakan Komunikasi: Habermas mendefinisikan komunikasi sebagai interaksi antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencapai "pemahaman bersama" (Mutual Understanding) agar dapat berkoordinasi dalam tindakan.
  2. Paradigma Komunikasi: Habermas mengusulkan pergeseran dari paradigma kerja (yang lebih fokus pada efisiensi dan produktivitas) menuju paradigma komunikasi. Ia berpendapat bahwa komunikasi adalah kunci untuk menyelesaikan masalah sosial dan politik, termasuk kontradiksi antara sosialisme dan kapitalisme.

Jrgen Habermas: Tipe Komunikasi Tindakan:

Habermas mengidentifikasi empat tipe tindakan komunikasi:

  1. Tindakan Teleologis: Tindakan yang didorong oleh tujuan tertentu, seperti makan karena lapar atau mengerjakan tugas karena ada perintah.
  2. Tindakan Normatif: Tindakan yang didorong oleh norma atau aturan sosial, seperti mengikuti peraturan lalu lintas atau mengerjakan tugas kuliah.
  3. Tindakan Dramaturgik: Tindakan yang bertujuan untuk menciptakan kesan tertentu atau citra diri, seperti berpakaian rapi untuk wawancara kerja.
  4. Tindakan Komunikatif: Tindakan yang didorong oleh keinginan untuk mencapai kesepahaman bersama dan membangun konsensus.

Rasionalitas dalam Komunikasi (Jrgen Habermas):

Habermas juga membahas tentang rasionalitas dalam konteks komunikasi. Ia mengemukakan beberapa poin penting:

  1. Rasionalitas: Kemampuan untuk berpikir logis dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang rasional.
  2. Rasionalitas Instrumental: Penggunaan akal untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara yang efisien.
  3. Rasionalitas Strategis: Penggunaan akal untuk memanipulasi orang lain atau situasi demi mencapai tujuan pribadi.
  4. Rasionalitas Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan membangun pemahaman bersama.

Dokpri_Prof. Apollo
Dokpri_Prof. Apollo

Komunikasi adalah Jenis Hubungan Manusia:

Kalimat ini menegaskan bahwa komunikasi adalah cara utama manusia berinteraksi dan berhubungan satu sama lain.

Tindakan Strategis vs. Tindakan Komunikatif:

  • Tindakan Strategis: Merupakan tindakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan segala cara, termasuk manipulasi, paksaan, atau ancaman. Fokusnya adalah pada hasil akhir, bukan pada proses membangun pemahaman bersama.
  • Tindakan Komunikatif: Merupakan tindakan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama melalui dialog yang terbuka dan jujur. Fokusnya adalah pada membangun pemahaman bersama dan saling menghormati.

Apakah Perbedaan Tindakan Strategis dan Tindakan Komunikatif?

Pertanyaan ini mengajak kita untuk membedakan kedua jenis tindakan tersebut. Perbedaan utama terletak pada tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Hegemoni Negara dan 1 Dimension Man:

Bagian ini mungkin merujuk pada konsep-konsep dalam teori kritis, di mana tindakan strategis sering kali digunakan oleh kekuatan-kekuatan seperti negara untuk mendominasi dan mengontrol masyarakat. Konsep "1 Dimension Man" mengacu pada individu yang hanya melihat dunia dari satu perspektif, yaitu perspektif yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dominan.

Prasyarat Komunikasi:

Habermas juga menyebutkan beberapa prasyarat agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif:

  1. Bahasa yang sama: Semua peserta komunikasi harus menggunakan bahasa yang sama dan memahami makna kata-kata yang digunakan.
  2. Tujuan untuk konsensus: Semua peserta harus memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai kesepakatan bersama.
  3. Aturan umum: Ada aturan-aturan yang berlaku bagi semua peserta, dan aturan ini harus ditaati tanpa adanya paksaan atau diskriminasi.

Dokpri_Prof. Apollo
Dokpri_Prof. Apollo

Tentu, mari kita bahas gambar ini bersama-sama. Gambar ini menyajikan konsep komunikasi menurut filsuf Jrgen Habermas, dengan fokus pada jenis-jenis tindakan dan rasionalitas yang terlibat dalam komunikasi.

Terjemahan dan Penjelasan:

Dalil Dialektika, Komunikasi, Yang Baik, Komprehensif:

  • Dalil Dialektika: Ini merujuk pada metode berpikir yang melibatkan perdebatan dan dialog untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.
  • Komunikasi: Proses pertukaran informasi dan makna antara individu atau kelompok.
  • Yang Baik: Nilai-nilai moral dan etika yang menjadi dasar tindakan manusia.
  • Komprehensif: Meliputi semua aspek, menyeluruh.

Jrgen Habermas: The Theory of Communicative Action:

  • Habermas adalah seorang filsuf yang terkenal dengan teorinya tentang tindakan komunikatif. Teorinya ini mencoba menjelaskan bagaimana manusia berinteraksi dan mencapai kesepakatan melalui bahasa.

Kebenaran, Kejujuran, Ketapatan:

  • Kebenaran (propositional truth): Sesuai dengan fakta dan data yang ada.
  • Kejujuran (subjective truthfulness): Kesesuaian antara apa yang dipikirkan dan diucapkan.
  • Ketapatan (Normative Rightness): Sesuai dengan norma atau aturan sosial yang berlaku.

System und Lifeworld:

  • System: Sistem sosial yang terstruktur, seperti pasar atau birokrasi. Sistem ini beroperasi berdasarkan rasionalitas strategis (orientasi pada tujuan dan efisiensi).
  • Lifeworld: Dunia kehidupan sehari-hari, di mana interaksi sosial didasarkan pada pemahaman bersama dan nilai-nilai bersama. Lifeworld beroperasi berdasarkan rasionalitas komunikatif (orientasi pada pemahaman bersama).

Pertanyaan: Apakah Tindakan Strategis atau Tindakan Komunikatif?

  • Pertanyaan ini mengajak kita untuk membedakan antara dua jenis tindakan:
    • Tindakan Strategis: Tindakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan segala cara, termasuk manipulasi atau paksaan. Tindakan ini sering terjadi dalam sistem sosial yang terstruktur seperti pasar atau birokrasi.
    • Tindakan Komunikatif: Tindakan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama melalui dialog yang terbuka dan jujur. Tindakan ini lebih sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kolonisasi Lifeworld:

  • Habermas berargumen bahwa sistem sosial (pasar dan birokrasi) cenderung "menjajah" atau "menguasai" dunia kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi ketika rasionalitas strategis menggantikan rasionalitas komunikatif, sehingga nilai-nilai dan pemahaman bersama menjadi terpinggirkan.

Dokpri_Prof. Apollo
Dokpri_Prof. Apollo

Mari kita lihat poin-poin penting dalam gambar:

  • Ruang Publik (RP): Ini adalah tempat di mana warga negara dapat menyampaikan pendapat, aspirasi, dan kritiknya. Ruang publik bisa berupa forum diskusi, media sosial, atau lembaga-lembaga yang dirancang khusus untuk tujuan ini.
  • Demokrasi Deliberatif: Proses pengambilan keputusan yang melibatkan perdebatan terbuka dan rasional di antara semua pihak yang berkepentingan. Tujuannya adalah mencapai kesepakatan yang adil dan mewakili kepentingan seluruh masyarakat.
  • Etika Diskurus Ruang Publik: Aturan-aturan yang harus diikuti dalam diskusi di ruang publik agar tercipta suasana yang kondusif dan menghasilkan keputusan yang baik. Aturan ini mencakup prinsip-prinsip seperti kejujuran, keterbukaan, dan kesetaraan.

Poin-poin Detail:

  • Deliberasi: Proses bermusyawarah, berdiskusi, dan menimbang berbagai pendapat sebelum mengambil keputusan.
  • Demokrasi: Sistem pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Dalam konteks gambar ini, demokrasi diartikan sebagai proses pengambilan keputusan yang melibatkan partisipasi aktif seluruh warga negara.
  • Hegemoni: Dominasi atau pengaruh yang kuat dari suatu kelompok atau ideologi tertentu.
  • Pluralisme: Keberagaman pendapat, pandangan, dan nilai-nilai.

Manfaat Demokrasi Deliberatif:

  • Keadilan: Keputusan yang diambil melalui proses deliberatif cenderung lebih adil karena mempertimbangkan kepentingan semua pihak.
  • Legitimasi: Keputusan yang dihasilkan dari proses deliberatif lebih mudah diterima oleh masyarakat karena mereka merasa terlibat dalam pengambilan keputusan.
  • Kualitas Kebijakan: Kebijakan yang dihasilkan melalui proses deliberatif cenderung lebih baik karena telah melalui proses pertimbangan yang matang.

Tantangan dalam Menerapkan Demokrasi Deliberatif:

  • Partisipasi: Memastikan semua warga negara, terutama yang kurang beruntung, dapat berpartisipasi dalam proses deliberatif.
  • Kualitas Diskusi: Memastikan diskusi berlangsung secara rasional dan konstruktif, tanpa didominasi oleh kelompok tertentu.
  • Waktu dan Sumber Daya: Proses deliberatif membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup.

Dokpri_Prof. Apollo
Dokpri_Prof. Apollo

Tentu, mari kita bahas gambar yang Anda berikan. Gambar ini menyajikan konsep etika diskursus komunikasi menurut filsuf Jrgen Habermas.

Terjemahan dan Penjelasan:

Jrgen Habermas: Etika Diskurus Komunikasi

Bagian ini memperkenalkan konsep utama, yaitu etika diskursus komunikasi yang dikembangkan oleh Jrgen Habermas. Etika diskursus ini mengatur bagaimana seharusnya komunikasi berlangsung agar mencapai kesepakatan yang adil dan rasional.

Aturan dalam Etika Diskurus:

Gambar tersebut menyajikan beberapa aturan dasar dalam etika diskursus komunikasi, yaitu:

  1. Kebebasan Berbicara: Setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi.
  2. Kebebasan Bertanya: Setiap orang berhak mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan klarifikasi.
  3. Kebebasan Berpendapat: Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya tanpa takut akan dihakimi.
  4. Kebebasan Mengekspresikan Diri: Setiap orang berhak mengekspresikan perasaan, keinginan, dan kebutuhannya.
  5. Larangan Paksaan: Tidak ada pihak yang boleh memaksa atau menghalangi pihak lain untuk berpartisipasi dalam diskusi. Keputusan yang diambil harus berdasarkan kesepakatan bersama.

Pentingnya Perbedaan Pendapat:

Bagian ini menekankan pentingnya adanya perbedaan pendapat atau oposisi dalam sebuah diskusi. Perbedaan pendapat justru dapat memperkaya diskusi dan mendorong lahirnya ide-ide baru. Metafora layang-layang yang terbang melawan arah angin digunakan untuk menggambarkan bagaimana ide-ide baru dapat muncul melalui tantangan terhadap status quo.

Perbedaan antara Mencela dan Mengkritik:

Bagian terakhir menjelaskan perbedaan antara mencela dan mengkritik. Mencela adalah tindakan yang bertujuan untuk merendahkan atau menghina orang lain, sedangkan mengkritik adalah tindakan yang bertujuan untuk memberikan masukan atau evaluasi yang konstruktif. Mengkritik dengan cara yang membangun dapat membantu menghindari hegemoni atau dominasi satu pandangan tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun