Mohon tunggu...
Ega Noviyanti
Ega Noviyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43121120095 | Program Studi: Sarjana Manajemen | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Jurusan: Manajemen | Universitas: Universitas Mercu Buana | Dosen: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Etika Komunikasi Habermas

13 Oktober 2024   06:13 Diperbarui: 13 Oktober 2024   06:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jrgen Habermas: Etika Diskurus Komunikasi

Bagian ini memperkenalkan konsep utama, yaitu etika diskursus komunikasi yang dikembangkan oleh Jrgen Habermas. Etika diskursus ini mengatur bagaimana seharusnya komunikasi berlangsung agar mencapai kesepakatan yang adil dan rasional.

Aturan dalam Etika Diskurus:

Gambar tersebut menyajikan beberapa aturan dasar dalam etika diskursus komunikasi, yaitu:

  1. Kebebasan Berbicara: Setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam diskusi.
  2. Kebebasan Bertanya: Setiap orang berhak mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan klarifikasi.
  3. Kebebasan Berpendapat: Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya tanpa takut akan dihakimi.
  4. Kebebasan Mengekspresikan Diri: Setiap orang berhak mengekspresikan perasaan, keinginan, dan kebutuhannya.
  5. Larangan Paksaan: Tidak ada pihak yang boleh memaksa atau menghalangi pihak lain untuk berpartisipasi dalam diskusi. Keputusan yang diambil harus berdasarkan kesepakatan bersama.

Pentingnya Perbedaan Pendapat:

Bagian ini menekankan pentingnya adanya perbedaan pendapat atau oposisi dalam sebuah diskusi. Perbedaan pendapat justru dapat memperkaya diskusi dan mendorong lahirnya ide-ide baru. Metafora layang-layang yang terbang melawan arah angin digunakan untuk menggambarkan bagaimana ide-ide baru dapat muncul melalui tantangan terhadap status quo.

Perbedaan antara Mencela dan Mengkritik:

Bagian terakhir menjelaskan perbedaan antara mencela dan mengkritik. Mencela adalah tindakan yang bertujuan untuk merendahkan atau menghina orang lain, sedangkan mengkritik adalah tindakan yang bertujuan untuk memberikan masukan atau evaluasi yang konstruktif. Mengkritik dengan cara yang membangun dapat membantu menghindari hegemoni atau dominasi satu pandangan tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun