Mohon tunggu...
Wisnu Putra
Wisnu Putra Mohon Tunggu... -

Tukang ngopi, muga bisa manfaat marang liyan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerakan Indonesia Shodaqoh Nasional

10 April 2014   02:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 9 April 2014 adalah mungkin momentum bagi Bangsa Indonesia. Hari itu adalah hari Pemilihan Umum untuk calon legeslatif, mulai dari tingkat pusat, propinsi sampai dengan ke tingkat kabupaten. Kejadian ini sebenarnya merupakan suatu gerakan rakyat yang positif, yang merupakan program dari Pemerintah yang didasari semangat dari rakyat dan untuk rakyat. Hal inilah yang menjadi menarik buat diperbincangkan. Pemilu bukan lagi saat ini oleh masyarakat sebagai sebuah 'Pesta Rakyat' lagi. Beberapa lapisan masyarakat yang kami pernah temui bahkan tak menghiraukan alias'cuek' ada dan tidaknya Pemilu. Mulai kampanye berlangsung sampai dengan minggu tenang kemarin banyak yang tidak merasakan adanya 'Pesta Rakyat tersebut. Gerakan Indonesia Ber-Shodaqoh Nasional - 9 April 2014 Dimana-mana di semua jejaring sosial banyak yang berteriak tentang para calon mereka masing-masing sampai dengan yang meneriakkan untuk ber-Golput di saat Pemilu nanti. Dan yang tidak pernah masyarakat sadari bahwa saat Pemilu berlangsung dan suara mulai dihitung disaat itulah nasib mereka rakyat Ondonesia dipertaruhkan buat diberikan kepada mereka-mereka yang katanya dapat dipercaya memegang 'amanah'. Pernahkah kita menyadari yang namanya 'Money Politik' yang saat ini seperti sudah menjadi bukan rahasia lagi. Bahkan masyarakat tidak peduli alias 'cuek'. Tapi mereka hanya menerima begitu saja apa yang mereka Caleg (calon legeslatif) berikan sebagai harapan memilih mereka untuk melenggangkan menuju kursi 'Terhormat' DPR & DPRD. Nasib masyarakat benar-benar dipertaruhkan 5 tahun kedepan di tangan mereka hanya menukar dengan uang 20 ribu sampai dengan 50 ribu rupiah. Bila kita sadari bersama-sama akankah istimewa apabila kita bisa melakukan #kontra revolusi sederhana dengan menanggapi fenomena #BagibagiUang itu dengan menyalurkannya ke mereka-mereka yang lebih berhak atau bermanfaat secara finansial dan kebutuhan. Bahkan kita bisa memakmurkan Masjid kita (tempat ibadah) dengan menyumbangkan secara serentak dari tangan kita masing-masing setelah menerima #MoneyPolitic tesrsebut. Wow..!! begitu indah gerakan ini apabila kita bisa melakukannya secara bersamaan di seluruh #Indonesia. Fantastic !!. Berapa Anak Yatim yang akan menerima bantuan #BeaSiswa sehingga kita bisa memberi kesempatan bersekolah sampai tingkat lanjut? Sesuatu yang sebelumnya kita ga menyadari dan jarang kita lakukan akan bisa menjadi #Gerakan Indonesia Ber-Shodaqoh Nasional hanya karena #MoneyPolitic yang sangat tidak memberi pembelajaran politik masyarakat. Bahkan cenderung semakin memdidik kebodohan masyarakat. Mari bersama-sama Terima Uangnya - tapi kita lakukan Gerakan Indonesia Ber-Shodaqoh Nasional dari uang tersebut. Kalo soal Caleg yang memberi uang pada anda itu urusan pribadi anda. Dari kami cukup mengatakan #pembodohan buat masyarakat. Masyarakat yang pintar serta cerdas sudah tahu siapa calon yang  harus dipilih atau memilih #golput. Naruni anda yang bisa menjawab. (wisnuputra.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun