Hasan Hanafi lahir di Kairo, 13 Februari 1935. Ia berasal dari keluarga musisi. Pendidikannya diawali dengan pendidikan dasar tamat tahun 1948, kemudian lanjut ke Madrasah Tsanawiyah "Khalil Agha" Kairo, selesai 1952. Ketika dalam pendidikan tsanawiyah Hasan Hanafi sudah aktif mengikuti diskusi-diskusi kelompok Ikhwanul Muslimin, sehingga Ia mengetahui pemikiran-pemikiran yang dikembangkan dan aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukan. Selain itu Ia juga mempelajari pemikiran Sayyid Quthub tentang keadilan sosial dan keislaman. Setelah tamat Tsanawiyah Hasan Hanafi, melanjutkan studi di Departemen Filsafat Universitas Kairo, selesai tahun 1956 dengan menyandang gelar Sarjana Muda, dan melanjutkan ke Universitas Sorbone Prancis. 13 Selama di Perancis Hanafi mendalami berbagai displin ilmu. Ia belajar metode berfikir, pembaharuan dan sejarah filsafat dari Jean Gitton, juga belajar Fenomenologi dari husserl, belajar analisis kesadaran pada Paul Recouer dan bidang pembaharuan ia belajar pada Massignon, sekaligus pembimbing penulisan desertasinya.
Dan Hanafi Hasan Juga merupakan salah satu pemikir Muslim yang dikenal dengan gagasannya yang moderat dan relevan di era modern. Pemikirannya bertumpu pada upaya membangun Islam yang mampu menjawab tantangan zaman, tanpa kehilangan esensi nilai-nilai syariat. Dengan pendekatan ini, Hanafi Hasan menekankan pentingnya memahami Islam secara dinamis, adaptif, dan kontekstual.
Konsep Pemikiran Hanafi Hasan
Hanafi Hasan menekankan pentingnya moderasi atau jalan tengah dalam memahami dan mengamalkan Islam. Menurutnya, Islam harus mampu hadir sebagai solusi di tengah keragaman masyarakat global. Moderasi ini, dalam pandangannya, berarti menjaga keseimbangan antara keteguhan pada prinsip-prinsip Islam dan keterbukaan terhadap perkembangan zaman. Dia juga menekankan pentingnya ijtihad sebagai alat utama untuk memahami konteks modern. Ijtihad, dalam pandangan Hanafi Hasan, bukan sekadar upaya intelektual, tetapi juga sebuah tanggung jawab moral untuk memastikan Islam tetap relevan dan aplikatif di tengah masyarakat yang terus berubah.
Islam dan Tantangan Pluralisme
Hanafi Hasan melihat pluralisme sebagai sebuah keniscayaan di dunia modern. Ia percaya bahwa Islam memiliki kapasitas teologis dan sosial untuk menjadi kekuatan pemersatu di tengah keberagaman. Dalam pandangannya, Islam yang moderat harus mampu mengakomodasi perbedaan tanpa kehilangan identitas. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengedepankan keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama manusia.
Pemikiran Tentang Syariat dan Konteks Zaman
Salah satu gagasan penting dari Hanafi Hasan adalah bagaimana memahami syariat dalam konteks zaman. Baginya, syariat bukan sekadar kumpulan aturan, tetapi merupakan kerangka nilai yang bertujuan menciptakan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan. Oleh karena itu, ia mendorong umat Islam untuk tidak hanya fokus pada bentuk formal hukum Islam, tetapi juga pada esensi dan tujuan di baliknya. Pendekatan ini membuat Hanafi Hasan sering dianggap sebagai sosok yang progresif. Dia meyakini bahwa Islam harus mampu berdialog dengan ilmu pengetahuan modern, teknologi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Islam Moderat Sebagai Solusi Global
Dalam konteks global, Hanafi Hasan percaya bahwa Islam moderat memiliki peran strategis sebagai penyeimbang di tengah konflik ideologis dan sosial. Dengan semangat rahmatan lil 'alamin, Islam moderat dapat menawarkan solusi bagi isu-isu seperti ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan konflik antaragama. Pemikirannya juga menegaskan bahwa Islam moderat harus berorientasi pada aksi nyata, seperti pemberdayaan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan penguatan pendidikan. Dengan demikian, Islam tidak hanya menjadi ajaran moral, tetapi juga kekuatan transformasi sosial.
Kesimpulan
Pemikiran Hanafi Hasan mengajarkan bahwa Islam bukanlah agama yang statis, tetapi memiliki fleksibilitas untuk menjawab tantangan zaman. Moderasi yang ia tekankan adalah kunci untuk membangun umat yang kuat secara spiritual, intelektual, dan sosial. Di tengah dunia yang penuh dengan konflik dan tantangan, gagasan Hanafi Hasan memberikan harapan akan Islam yang damai, inklusif, dan progresif. Islam yang moderat dan dinamis, seperti yang digagas oleh Hanafi Hasan, adalah fondasi bagi masa depan peradaban yang lebih harmonis dan berkeadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H