intelektual publik Indonesia. Pria berumur 64 tahun ini meraih gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada tahun 1987 dari jurusan filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia saat usianya 27 tahun. Pada tahun 2007, Rocky mendirikan lembaga SETARA Institute yang fokus pada isu kesetaraan, HAM, dan keberagaman. Ia pernah mengajar selama 15 tahun di Universitas Indonesia.
Rocky Gerung lahir di Manado, 20 Januari 1959. Ia adalah seorang filsuf, akademisi, danSelain pernah berprofesi menjadi dosen di UI (Universitas Indonesia), Rocky Gerung juga aktif dalam kegiatan sosial dan politik. Ia seringkali memberikan komentar kritis tentang berbagai permasalahan sosial dan politik di Indonesia, termasuk korupsi, kebebasan berbicara, demokrasi, dan hak asasi manusia. Komentarnya seringkali menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak.
Selain itu, Rocky Gerung juga menulis beberapa buku, antara lain "Masyarakat yang Marah: Wacana Kritis Gerakan Mahasiswa 1998", "Teori-Teri Sastra Kontemporer: Peralihan dan Pemisahan dari Karya Sastra", "Episteme Sastra: Kajian Epistemologi Sastra Kontemporer", dan "Ilmu dan Teknologi dalam Wacana Postmodern".
Sebagai seorang intelektual yang mempunyai latar belakang ilmu filsafat, Rocky Gerung dikenal karena pemikiran kritis dan analitisnya, serta kemampuannya untuk menganalisis dan memberikan sudut pandang yang berbeda dalam berbagai masalah sosial dan politik. Rocky seringkali memberikan kritik terhadap pemerintah dalam berbagai hal. Dalam pandangannya, kritik terhadap pemerintah adalah suatu hal yang penting dalam menjaga kebebasan berbicara dan demokrasi dalam suatu negara.
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki hak untuk mengkritisi pemerintah, terutama jika pemerintah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Namun, kritik yang disampaikan sebaiknya dilakukan dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan dan stabilitas sosial, serta menghindari konflik yang tidak perlu.
Selain itu, penting juga untuk berbicara dan mengkritisi berdasarkan fakta dan data yang akurat, bukan sekedar berdasarkan opini atau pandangan pribadi semata. Dengan cara ini, kita dapat memberikan kritik yang konstruktif dan bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah.
Pandangan Rocky Gerung terhadap kondisi Indonesia saat ini sangat kritis dan pedas. Menurutnya, Indonesia saat ini mengalami banyak masalah, baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial-budaya. Dia menganggap bahwa pemerintah Indonesia tidak mampu mengatasi masalah-masalah tersebut dengan baik.
Rocky Gerung seringkali menyoroti masalah korupsi yang sangat merajalela di Indonesia, yang merugikan negara dan rakyatnya. Dia juga mengkritik ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga kebebasan berbicara dan hak asasi manusia, serta ketidakadilan dalam sistem hukum dan pengadilan.
Dalam bidang ekonomi, Rocky Gerung menyoroti ketimpangan ekonomi yang semakin meningkat di Indonesia, di mana sebagian besar kekayaan negara dipegang oleh segelintir orang, sedangkan sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan. Dia juga menyoroti ketidakmampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk mengurangi pengangguran.
Di bidang sosial-budaya, Rocky Gerung seringkali menyoroti kurangnya pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam memahami isu-isu penting, serta kecenderungan masyarakat untuk memilih pemimpin berdasarkan suku, agama, dan golongan.
Secara keseluruhan, pandangan Rocky Gerung terhadap kondisi Indonesia saat ini sangat kritis dan menyoroti banyak masalah yang perlu diatasi. Meskipun pandangannya seringkali kontroversial, namun dia dianggap sebagai salah satu intelektual yang peduli dan berani dalam menyuarakan pandangannya tentang kondisi Indonesia saat ini.
Sebagai seorang intelektual dan pembicara publik yang kontroversial, Rocky Gerung memiliki beberapa komentar publik yang sangat dikenal di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
"Kita di sini bukan sedang bicara soal korupsi, tapi kita bicara soal bangsa." - Komentar ini diucapkan oleh Rocky Gerung dalam sebuah acara debat publik di tahun 2018. Komentarnya tersebut menggambarkan betapa pentingnya menjaga keutuhan dan kesejahteraan bangsa, yang tidak boleh dikorbankan demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
"Demokrasi tanpa kritisisme adalah pembohongan publik." - Komentar ini menunjukkan pentingnya kritisisme dalam menjaga dan mengembangkan demokrasi di Indonesia. Menurut Rocky Gerung, tanpa adanya kritisisme, demokrasi hanya akan menjadi alat pembohongan publik yang digunakan oleh elit politik untuk mempertahankan kekuasaan.
"Mereka yang takut kebebasan berbicara hanya memperlihatkan ketidakpercayaan terhadap diri sendiri." - Komentar ini menunjukkan betapa pentingnya kebebasan berbicara dalam menjaga demokrasi dan hak asasi manusia. Menurut Rocky Gerung, ketakutan terhadap kebebasan berbicara hanya menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri sendiri untuk menghadapi perbedaan pendapat dan kritik.
"Kita memang bisa hidup tanpa agama, tapi tidak bisa hidup tanpa adab." - Komentar ini menunjukkan pentingnya etika dan moral dalam kehidupan sosial dan politik. Menurut Rocky Gerung, keberadaan agama tidaklah menjadi satu-satunya penentu moralitas dan etika, namun adab yang baik harus tetap dijaga untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Komentar-komentar publik seperti di atas menunjukkan cara pandang kritis Rocky Gerung terhadap berbagai permasalahan sosial dan politik di Indonesia. Meskipun seringkali menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak, komentar-komentar tersebut telah memberikan inspirasi bagi banyak orang dalam upaya memperbaiki kondisi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H