Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, mengatakan bahwa melalui kurikulum ini dapat mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.Â
Implementasinya Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL). PBL menekankan pada penggalian pengalaman belajar yang dialami langsung peserta didik.Â
Dalam pendekatan PBL, salah satu dari tiga karakteristik keberhasilan proyek, yaitu pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode coaching.
- Metode Coaching dilakukan para trainer, metode ini banyak digunakan perusahaan dan instansi pemerintah dalam pengembangan profesional sumber daya manusianya dalam usaha meningkatkan kinerja klien atau coache (sebutan peserta didik yang mengikuti coaching) dalam merumuskan tujuan proyek dan rencana aksi secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan,dan memiliki kerangka waktu yang jelas (SMART : Specific, Measureable, Achievable, Relevant, dan Time-bound).
- Guru : Seorang Trainer
Artinya, problem mendasar adalah mengubah SDM dan paradigma guru, pendidik, dari seorang mentor menjadi seorang "tainer" dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Metode pembelajaran "Coaching" lebih banyak memberikan rangsangan agar peserta didik "berdaya diri" mengeluarkan "dari dalam dirinya sendiri" berbagai pengetahuan, pengalaman, dan gagasan kreatifnya. Karena pada prinsipnya peserta didik memiliki potensi besar yang mungkin masih terkunci sehingga harus bantu dibuka oleh trainer atau guru.Â
Berbeda dengan metode pembelajaran "Mentoring," yaitu mentransfer berbagai pengetahuan dan pengalaman secara terus menerus kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugasnya.
- Mengenal Metode SMART
Untuk melakukan SMART, beberapa syarat yang penting adalah :
Specific (fokus)Â
- Trainer / Guru harus mampu menetapkan tujuan untuk proyek pembelajaran yang akan lakukan, dengan jelas dan spesifik.
- Tujuan apa yang ingin dicapai dan apa alasan mengapa tujuan tersebut penting.
- Tentukan siapa saja yang akan terlibat untuk mencapai tujuan tersebut.
- Identifikasi persyaratan atau hambatan yang dapat menjadi masalah dalam proses pelaksanaan.
- Tentukan, tentukan lokasi yang relevan dengan tujuan.
Measurable (terukur)
- Pastikan bahwa tujuan tersebut dapat diukur sehingga dengan mudah ditelusur.
- Tetapkan apa saja yang harus diselesaikan, atau kapan tugas tersebut harus selesai.
- Lakukan pengawasan dan pengamatan
Achievable (realistis)
- Untuk tujuan target Capaian Pembelajaran (CP), maka tujuan tersebut harus realistis. Buatlah PBL yang menantang tetapi tetap memungkinkan.
- Perhatikan baik-baik peluang ketercapaiannya dengan mempertimbangkan segala situasi, kondisi dan kemungkinan.
- Pertimbangkan ketersediaan/dukungan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan CP tersebut
- Bagus juga jika dibuatkan opsi/pilhan akan dikerjakan, sehingga ada alternatif pilihan sesuai keahlian dan kemampuan peserta didik.
Relevant (sesuai dengan kebutuhan)
- Capaian Pembelajaran (CP) harus yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
- Pastikan bahwa pembelajaran tersebut mencerminkan nilai tambah yang bermanfaat.
- Capaian Pembelajaran (CP) merupakan seseuatu hal yang konsisten dilakukan untuk sebuah tujuan yang diperlukan peserta didik.
Time-bound goals (titi masa)
- Membuat kerangka tenggat waktu yang jelas, kapan dan bagaimana harus memulai.
- Membuat prosedur
- Membuat kerangka waktu proses Capaian Pembelajaran (CP)
- Konsisten melakukan evaluasi.
Semoga dengan Kurikulum Merdeka ini, sumber daya generasi muda Indonesia semakin baik, maju dan kompetitif dengan kebutuhan manusia dan dunia kedepan. Bravo para Pendidik Indonesia !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H